Oke, kalau kalian mau keluar dari "ketidakjelasan" gagasan saat mau meneruskan ide menulis atau tidak, tentunya kalian harus banyak-banyak mencari informasi untuk melengkapi konten tulisan lewat apa saja, bisa dari jalan-jalan, internet, maupun media cetak, khususnya referensi pendukung buat menulis sesuai tema ide yang akan kalian bahas.
Dan ingat, jangan malas untuk membacanya, ya! Kalau udah ketemu titik terangnya, gagasan yang awalnya masih meragu, akhirnya bisa terlihat jelas. Artinya, kalian jadi untuk diteruskan menyusun kata-katanya, dan disulap jadi artikel, deh!
Lagi pula, dengan adanya informasi tambahan secara langsung atau tidak, selain bisa menepis kebuntuan itu, ada "bonus" yang didapat: malah bisa lebih kreatif saat menulis.
Ya, seperti yang kualami saat ikutan blog competition Creative Zaman Now. Awalnya sih ragu malah enggak niat untuk ikutan, karena bingung temanya apa yang bikin "beda". Tapi, setelah kupikir-pikir ada tema yang cocok dengan itu atau ada referensi yang kubaca yang berkaitan dengan aromaterapi dan kepribadianku, akhirnya saya berani ikutan lomba itu yang mengantarkanku meraih hadiah yang berupa lembaran-lembaran rupiah. Alhamdulillah.
Selain itu, ada cara lain lagi enggak?
Kalau misalnya kalian ada idenya malah menemui jalan buntu, jangan terus kepikiran akan ide itu. Selain tambah pusing dan masalah kebuntuan ide enggak selesai-selesai, kalian akan buang-buang waktu yang seharusnya dipakai untuk hal yang lainnya.
Alangkah baiknya kalau kalian jauhkan dulu dari kebuntuan ide tersebut, lalu sekali lagi, sebaiknya baca informasi yang berkaitan. Kemudian cari jalan "ke dalam" dengan cara berpikir dan merenung, sambil mengait-mengait informasi tersebut dengan ide yang sudah ada. Kalau udah klik dan bisa cukup untuk mencipta artikel yang ideal, mengapa tidak untuk segera melanjutkan, iyaa gak?
***
Oh ya, kalian tahu enggak, kalau sebenarnya kalau galau karena buntu harus bagaimana alur gagasannya saat menulis, malah terpacu untuk lebih giat mencari tahu lebih banyak lagi?
Karena, faktanya, pencerahan yang didapat seseorang selalu berawal dari kegalauan. Nggak cuma tokoh-tokoh besar dan ilmuwan dunia yang mengalaminya, kita selaku penulis juga (setidaknya, sih) pernah mengalaminya walau cuma sekali. Kita pernah galau tentang permasalahan hidup, lingkungannya, pendidikan, atau bangsanya yang setelah mencari dan merenungkannya, timbul pencerahan berupa solusi atas permasalahannya.
Tapi... eitss, pencerahan itu jangan dipendam sendiri! Sebab, bukankan pencerahan harus dibagikan untuk menyinari sesamanya? Salah satunya, adalah menuliskannya, supaya pencerahan yang didapatkan bisa diawetkan dan menjadi kekal abadi jika anak cucu melihatnya kembali. Selain itu, menuliskan pencerahan adalah cara menyalurkan kegalauan paling elegan!