Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Komentar di Media Sosial Terasa "Panas", Ya?

17 Februari 2018   22:33 Diperbarui: 19 Februari 2018   02:34 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Wood Floor Business Magazine

Ternyata, persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Sedangkan stimulus itu sendiri didapat oleh proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, ataupun hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Oh ya, saya pernah membaca artikel Prof Komaruddin tentang hal ini. Intinya, jika persoalan ini dihubungkan dengan dunia media sosial, berarti apa yang dijumpai di medsos, itu (kebanyakan) hanyalah persepsi.

Kita menilai orang tersebut hanya "katanya", sesuai apa yang dilihat dan didengar apa kata orang. Caranya? Ya mereka itu memandang, menduga-duga, lalu disimpulkan sendiri. Terus, hasilnya disebarkan lewat media sosial macam Facebook, Twitter, hingga Instagram.

Ya, Instagram! Seperti yang saya lihat terhadap komentar-komentar yang ditorehkan netizen. Jadi, mereka yang berkomentar kejadian ini adalah rekayasa, orang yang menemani belanja itu judes dan galak, sampai komentar yang sengaja memecahkan barang, itu sebenarnya hanyalah nilai yang didapatkan dari hasil persepsi itu sendiri.

Tapi, apakah penilaian yang didapatkan dari melihat foto atau video, sama dengan apa yang dialami langsung? Menurutku, tentu tidak sama!

Kok bisa sih?
Oke, saya kasih pengandaiannya ya.

Kalau kalian (pernah) baca salah satu bab tertentu pada buku traveling yang tak ada gambar, tentu kita membayangkan obyek wisatanya yang sesuai dengan penggambaran di benak kalian.

Namun, jika kalian langsung mengunjungi obyek wisata yang terdapat pada bab di buku itu, tentu suasana yang kalian dapatkan di obyek wisata itu berbeda sekali dengan imajinasinya, malah kalian akan mendapatkan hal-hal baru saat berwisata di tempat tersebut.

Makanya, "pengalaman" yang didapat hanya membaca atau menonton dari media tentang sesuatu, dibandingkan dengan terjun langsung ke lapangan, pasti akan berbeda rasanya. Yah, kalau sekiranya memang ingin berani merasakan, jika di postingan itu kalian menilainya hanya drama belaka, cobalah kalian terjun dan menyaksikan proses syutingnya, maka kalian akan menilainya begini: "ooooh, ini beneran nyata ya!"

Persepsi Dicampur Pikiran Negatif, Jadilah Komentar yang "Panas"!

Sumber gambar: Bruce Sallan
Sumber gambar: Bruce Sallan
Memang, persepsi setiap orang berbeda-beda. Walaupun ada persepsi yang bernilai positif, sayangnya kebanyakan persepsi yang dijumpai malah mengandung hal yang sebaliknya. Oooh, jangan-jangan, apa pikiran manusia yang banyak mengandung muatan negatif ya?

Yup, bener banget! Saya rasa, persepsi yang didapatkan ternyata bisa dipengaruhi oleh pikiran negatif. Dan, ketika dua hal ini bergabung jadi satu, jadilah komentar negatif yang pastinya, terasa "panas" di telinga maupun di sanubari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun