Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masih Berpikir "I Hate Monday"? Itu Kuno!

23 Januari 2018   20:31 Diperbarui: 28 Januari 2018   07:29 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Zee News

Bukankah kita semua mendamba kebahagiaan? Kalau ya, mau enggak, pekerjaan ini bisa membuat kita lebih bahagia?

Kalau mau, saya punya referensi yang recommended banget, dan kalian harus membacanya ya. Buku I Love Monday, memang ditulis oleh motivator nasional sekaligus pendiri ILM, Arvan Pradiansyah. Kredibilitas di bidang leadership dan kebahagiaan, nggak usah diraguin lagi deh!

Dokpri
Dokpri
Di buku ini, beliau mengajak kita semua untuk mengubah paradigma yang seringkali melanda kebanyakan dari kita, yaitu memperlakukan pekerjaan sebagai sarana untuk meraih lembaran-lembaran rupiah, atau... memandang pekerjaan adalah sesuatu yang dibenci!

Terus, bagaimana cara ya, mengubah paradigma dalam bekerja?

Hmmm, kalau begitu, simak di bagian selanjutnya, ya!

Tiga Pandangan Pekerjaan

Nah, agar bisa mengubah pola pikir lama menjadi "I love Monday", kita harus melihat, pandangan apa yang dikerjakan. Apakah itu sebagai pekerjaan karena tugas (job), karier (career), atau yang lebih tinggi lagi, sebuah panggilan (calling)?

  • Pekerjaan karena Tugas (job):  Jika apa yang kita kerjakan, merupakan "pemberian" dari orang lain alias si pemberi kerja kita, itu disebut dengan pekerjaan karena "tugas". Dengan kata lain, kita pun bekerja atas skenario orang lain, bukan atas kemauan sendiri. Kalaupun memang kerja, ya kerja sebisanya saja, bahkan kita bekerja tanpa ada inovasi dan kreativitas. Mereka akan mudah berpindah kerja, jika ada pekerjaan yang menawarkan gaji yang lebih tinggi.
  • Karier (career):  Berbeda dengan pekerjaan yang bekerja atas skenario orang lain, dalam karier, apa yang kita kerjakan merupakan pilihannya sendiri. Artinya, mereka bekerja atas skenario kita sendiri.
  • Panggilan (calling): Memang sih karier bisa lebih sukses, tapi ada yang lebih tinggi. Apa itu? Yup, memandang pekerjaan itu adalah sebuah panggilan. Kita bisa melakukan pekerjaan karena kita terpanggil untuk melakukan hal itu. Dan, hal inilah yang membuat kita merasa bahagia.

Hakikatnya, Kita Semua adalah Utusan Tuhan

Ah, masa' sih berani bilang begitu? Kan zaman kenabian sudah lama lewat.....

Memang ya, kita sekarang hidup di zaman modern. Tidak mungkin kita menjumpai nabi di dunia ini, karena periode kenabian sudah berakhir lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sejak nabi terakhir telah meninggalkan dunia ini, maka berakhir sudah zaman para nabi dan rasul. Tak ada nabi yang diutus setelah beliau.

Tapi, itu 'kan hanya sekadar formalitas saja. Sebenarnya, kita semua hakikiatnya adalah utusan Tuhan. Lha, bagaimana bisa dibilang seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun