Bukankah kita semua mendamba kebahagiaan? Kalau ya, mau enggak, pekerjaan ini bisa membuat kita lebih bahagia?
Kalau mau, saya punya referensi yang recommended banget, dan kalian harus membacanya ya. Buku I Love Monday, memang ditulis oleh motivator nasional sekaligus pendiri ILM, Arvan Pradiansyah. Kredibilitas di bidang leadership dan kebahagiaan, nggak usah diraguin lagi deh!
Terus, bagaimana cara ya, mengubah paradigma dalam bekerja?
Hmmm, kalau begitu, simak di bagian selanjutnya, ya!
Tiga Pandangan Pekerjaan
Nah, agar bisa mengubah pola pikir lama menjadi "I love Monday", kita harus melihat, pandangan apa yang dikerjakan. Apakah itu sebagai pekerjaan karena tugas (job), karier (career), atau yang lebih tinggi lagi, sebuah panggilan (calling)?
- Pekerjaan karena Tugas (job): Â Jika apa yang kita kerjakan, merupakan "pemberian" dari orang lain alias si pemberi kerja kita, itu disebut dengan pekerjaan karena "tugas". Dengan kata lain, kita pun bekerja atas skenario orang lain, bukan atas kemauan sendiri. Kalaupun memang kerja, ya kerja sebisanya saja, bahkan kita bekerja tanpa ada inovasi dan kreativitas. Mereka akan mudah berpindah kerja, jika ada pekerjaan yang menawarkan gaji yang lebih tinggi.
- Karier (career): Â Berbeda dengan pekerjaan yang bekerja atas skenario orang lain, dalam karier, apa yang kita kerjakan merupakan pilihannya sendiri. Artinya, mereka bekerja atas skenario kita sendiri.
- Panggilan (calling): Memang sih karier bisa lebih sukses, tapi ada yang lebih tinggi. Apa itu? Yup, memandang pekerjaan itu adalah sebuah panggilan. Kita bisa melakukan pekerjaan karena kita terpanggil untuk melakukan hal itu. Dan, hal inilah yang membuat kita merasa bahagia.
Hakikatnya, Kita Semua adalah Utusan Tuhan
Ah, masa' sih berani bilang begitu? Kan zaman kenabian sudah lama lewat.....
Memang ya, kita sekarang hidup di zaman modern. Tidak mungkin kita menjumpai nabi di dunia ini, karena periode kenabian sudah berakhir lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sejak nabi terakhir telah meninggalkan dunia ini, maka berakhir sudah zaman para nabi dan rasul. Tak ada nabi yang diutus setelah beliau.
Tapi, itu 'kan hanya sekadar formalitas saja. Sebenarnya, kita semua hakikiatnya adalah utusan Tuhan. Lha, bagaimana bisa dibilang seperti itu?