Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Warganet dan "Blogger" Memang Selayaknya Punya Rasa Malu

21 September 2017   16:58 Diperbarui: 8 Juli 2018   10:09 3497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya dalam diri kita saja, keluarga dan lingkungan sosial sangat berperan dalam memunculkan rasa malu, serta mengajarkan bahwa berbuat salah itu, hal yang memalukan. Kalian tahu 'kan, telanjang bulat di hadapan orang lain itu, memalukan? Makanya, ketika kita mengenakan pakaian, terus alat vitalnya dilihat orang, tentu kalian akan cepat-cepat menutupnya dengan kain, dan merapatkan pintunya. Itu berarti, sifat malu tersebut masih ada dalam hati kita.

Oh ya, sifat atau emosi malu itu bisa dipelajari di lingkungan keluarga, situasi kerja, dan sebagainya. Termasuk, di media sosial dan jagat maya ini. Biasanya, rasa malu itu muncul setelah melakukan sesuatu. Tapi, bukan berarti bisa dicoba di dunia maya 'kan? Nanti, ujung-ujungnya malah berujung petaka!

Tentunya, masih ingat bukan, seorang perempuan Italia yang akhirnya bunuh diri setelah menyebarkan video seksnya lewat WA, lalu berlanjut di situs dewasa, bukan? Dan, menurut salah seorang psikolog, bunuh diri tersebut bisa dipicu oleh rasa malu. Ya, kejadian ini, lagi-lagi membuat kita harus berhati-hati; dilarang melakukan hal-hal memalukan di dunia maya!

Karena itulah, kita memang selayaknya punya rasa malu ketika mengakses sesuatu di internet. Hal ini bisa didapat lewat pendidikan dan pembelajaran dari pengalaman kita pribadi. Yang pernah melakukan perbuatan memalukan di (luar) dunia maya, semoga rasa malu yang dimiliki menjadi semacam alarm agar selalu bijak dalam mengunggah konten di internet.

Terus, kalau kita belum melakukan kesalahan besar di jagat maya? Itu lebih baik, dan bisa ditumbuhkan moralnya di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Kenalkan, baik-buruk, salah-benarnya, agar kita selalu waspada dalam bersosial media!

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Referensi: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun