Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kebudayaan Melayu Tak Hanya Dikagumi, Yuk Kita Tiru Darinya!

9 Agustus 2017   20:40 Diperbarui: 18 September 2017   18:58 2170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pemetaanbudaya.blogspot.com

Teman: Kalau aku, kalau bisa jangan orgen tunggal. Nggak terlalu suka musik dangdutnya.

Kamu: Terus, maunya kamu, musiknya apa?

Teman: Pengennya sih nasyid, musiknya pake kompang atau rebana, pokoknya, lebih indah dan bermakna deh!

Pada hajatan-hajatan pernikahan yang sering saya temui, zaman sekarang ini, mana ada yang mau mengiringi pernikahan pakai musik daerah. Alih-alih dengan alat musik tradisional, mereka lebih mempercayakan orgen tunggal sebagai hiburan kedua mempelai. Soalnya, kemungkinan sih, lebih praktis, lagi pula, orgen (elektrik) yang dimainkan, bisa mengeluarkan bermacam-macam suara, 'kan?

Namun, berbeda dengan orang-orang Melayu. Meskipun sudah ada yang mengiringi pengantin dengan musik ala Barat, bagi mereka, rasanya tak "sempurna" kalau tidak diiringi pakai kompang. Tak afdol, begitulah yang dikatakan tetua-tetua adat.

Mengapa ya, mereka melakukan itu? Ya apalagi, kalau kompang adalah alat musik membran khas Melayu yang selayaknya untuk dilestarikan. Kompang, yang berasal dari dunia Arab dan masuk ke tanah Melayu pada abad ke-13, sampai sekarang pun digunakan untuk mengiring pengantin, dan kegiatan-kegiatan adat lainnya.

Oh ya, kalau dilihat sekilas, alat musik kompang sebenarnya tak jauh beda dengan rebana. Bedanya, ya pada ukuran yang lebih besar dan kuat. Pada umumnya, kompang terbuat dari kulit kambing dengan "kerangkanya" dari kayu keras, pada umumnya kayu nangka.

Nah, dalam penggunaan kompang, tentunya dengan cara berikut ini: dipegang oleh salah satu tangan, terus tangan yang lain "memukul" bagian kulit dengan jari-jari, mengikuti irama. Satu hal lagi, dalam "menabuh" kompang, biasanya dilakukan secara berkelompok!

Hmmm, kalau melihat konsistensi orang Melayu pakai musik khasnya saat acara pernikahan, semoga suku-suku lain bisa melakukan hal yang sama, ya!

  • Baju Khas-nya yang Dipakai di Keseharian: Baju Kurung (dan Teluk Belanga)!

Sumber gambar: https://selatpanjangpos.com
Sumber gambar: https://selatpanjangpos.com
Yang bikin saya kagum sama orang-orang Melayu, mereka amat menjaga sopan santun di lingkungan bermasyarakat. Salah satu "kuncinya", ya memperhatikan pakaian yang digunakan oleh mereka, yaitu mengenakan pakaian khas-nya, Baju Kurung!

Nah, Baju Kurung ini nggak melulu dipakai oleh masyarakat Malaysia, lho. Di negara-negara yang ada pengaruh Melayu-nya (Indonesia, Brunei, Singapura, dan Selatan Thailand), juga bisa menemukan orang-orang yang mengenakan baju kurung ini. Karena, memakai baju kurung, berarti bisa "memberikan" identitas sebagai orang Melayu, dan pastinya, penggunanya juga berasal dari lingungan masyarakat Melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun