Akan tetapi, karena kebanyakan suku-suku di atas punya ciri khas sendiri, maka tinggallah suku Melayu "sejati" bersama sub-suku yang "sewarna". Mereka, pada umumnya bermukim di Sumatera dan Kalimantan, dan terbagi menjadi sub-suku berdasarkan daerahnya. Ada Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu Palembang, dan masih ada yang lainnya!
Lalu, bagaimana dengan bahasanya?
Hmmm, kalau bicara tentang soal bahasa, diriku punya "cerita". Ada pernyataan seorang narablog yang pernah kutemui di postingan-nya, ketika menonton drama Malaysia, dia tidak butuh terjemahan (subtitle) dan maknanya bisa "menerka-nerka" sendiri, sedangkan menurut salah seorang Kompasianer yang saat itu berada di Malaysia, beliau mengaku tidak begitu paham bahasa setempat dan lebih memilih berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Terus, bagaimana dengan pendapat saya? Tenang, saya jelaskan baik-baik, ya!
Memang, kalau bahasa Melayu yang ada sekarang, berbeda-beda, tergantung dialeknya. Malah, sampai dibagi tiga gara-gara pengaruh politik! Ya, begitulah kenyataannya. Meskipun demikian, pada umumnya penuturnya masih bisa memahami satu sama lain, karena banyak kosakata yang hampir sama. Ya mirip-mirip lahsama tiga bahasa "sejenis" di Skandinavia itu.
Tapi... ingat! Walaupun serumpun, tetap saja setiap negara punya ke-khasan tersendiri. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita mempelajari kata-kata yang kita temui pada bahasa Melayu, kala kita menonton kartun yang menyajikan budaya negeri tetangga. Ibaratnya, ya nggak jauh beda kalau kita mempelajari bahasa Inggris kalau kita gandrung sama budaya Barat.
Mengapa? Karena, pada kenyataannya, ada satu kata yang sama, tapi artinya berbeda. Contohnya saja pada kata padam (Malaysia: hapus, Indonesia: mati). Belum lagi ada kata-kata serapan dan asing yang ujung-ujungnya harus dibantu dengan kamus, iyaa 'kan?
Duuh, kalau salah memperlakukan bahasa rumpun Melayu yang beragam, apalagi pas dipakai di negara lain, waah bisa jadi "bumerang" bagi diriku, nih. Bahaya!
Dua Kebudayaan Melayu yang Patut Kita Tiru
Sepanjang yang saya baca dan pengamatan saya, ada dua kebudayaan Melayu yang tentunya kita tiru oleh suku-suku lain. Nah, apa sajakah itu?
- "Konsistensi" Musik Kompang yang Patut Dilestarikan