Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Hidup Harus Berpikir "Lebih dari Sekadar Teman"

30 Juli 2017   07:33 Diperbarui: 7 Agustus 2017   19:39 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: whicdn.com

Bahkan, dalam buku Ungkapan Hikmah karya Pak Komaruddin Hidayat, kata "sahabat" diambil dari bahasa Arab shahib yang artinya memiliki. Jadinya, ketika kita bersahabat, sesungguhnya kita mempunyai rasa saling memiliki, dalam keadaan apa pun.

Nah, jangan heran ya, ketika kita dirundung duka, sahabat tak akan meninggalkan kita, dalam waktu sekejap. Malahan, dia akan menguatkan kita, dan memberi solusi atas permasalahan yang menguji diri. Dia akan bersedia berbagi apa saja, yang akan membuat kita bahagia. Dengan demikian, perlakuan terhadap kita inilah yang membuatnya terus dikenang di memorinya!

Makanya, saat ada perhelatan besar, sahabat dekat mendapatkan prioritas lebih dulu untuk diundang, dibanding teman biasa. Karena, rasanya sayang deh, kalau acara spesial dilewati tanpa kehadirannya. Terasa hambar. Bahkan sebaliknya, dengan kedatangan sahabat di hari sakral ini, teman yang dikagumi akan memberi perhatian kepadanya, bisa lewat kado, maupun ucapan doa, iyaa 'kan?

Tapi, lagi-lagi kontak persahabatan secara fisik, tentu tak bisa berjalan selamanya. Jalan kehidupan yang tak (selalu) sama, seringkali menjadi pemicunya. Walaupun demikian, kedekatan akan selalu ada, meski waktu untuk bercengkrama bareng tak lebih luas seperti dulu.

  • Cinta

Nah, ini yang paling tinggi tingkatan hubungannya, yang katanya "lebih dari sekadar teman biasa", bahkan di tingkat persahabatan sekalipun. Yup, itulah rasa cinta! Tentunya, cinta yang ditawarkannya, tentu rasanya "pasti beda" dan lebih nikmat, bukan?

Biasanya, mereka akan jatuh cinta jika telah merasakan jatuh nyaman kepada seseorang (lawan jenis) yang dikagumi, secara lahir batin. Lalu, setelah itu, barulah dia membawanya ke pelaminan, diresmikan menjadi pasangan.

Jadi, sejak saat itulah, sampai akhir hidupnya (bahkan sampai ke surga, semoga), dialah yang terus menemaninya, menyemangatinya, dan sekaligus jadi sahabat baginya, lebih dari teman dekat. Tentunya, dilandasi dengan rasa kasih sayang yang lebih tinggi.

Oleh karena itulah, kami yang masih jomblo, apa pun caranya, mudah-mudahan hidup kami bisa melampaui hidup yang dijalani selama ini, menuju hidup yang lebih bahagia!

Oh ya, karena hari ini Hari Persahabatan Internasional, saya ucapkan deh, selamat bergembira untuk sahabat-sahabat terkasih di seluruh dunia!

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun