Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran di Balik Keragaman Potensi Diri Kita

24 Maret 2017   03:05 Diperbarui: 24 Maret 2017   18:00 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, tak heran kalau semua anak-anak zaman sekarang ikutan les mata pelajaran agar bisa menguasai mata pelajaran tertentu, pasti ada yang tidak betah, karena punya kecenderungan pada kecerdasan lain. Mungkin, karena anggapan orang tua, anak yang pintar itu, adalah anak yang bisa memecahkan soal hitungan, bahkan jago berbahasa Inggris, misalnya.

Please, deh! Tolong hentikan anggapan seperti itu! Sekarang bukan zamannya lagi menginginkan anak jago perhitungan!

Hikmah Kita Diciptakan dengan Potensi Berbeda

Setelah saya mengkaji beberapa literatur, akhirnya saya tahu, mengapa saya dikaruniai kecerdasan yang berbeda dengan teman sebangku, apalagi orang lain. Agar lebih jelasnya, yuk kita simak!

  • Bersyukur dan Menghargai Apa yang Kita Miliki

Tentunya kita tahu kisah Nabi Adam alaihisalaam  ‘kan? Sewaktu berdiri di hadapan ruh-ruh manusia yang akan dilahirkan di dunia, beliau melihat keadaan yang berbeda-beda. Ada yang kaya, ada juga yang miskin, begitu pun dengan keadaan seseorang yang tentunya ada manusia yang baik, ada juga yang buruk. Melihat perbedaan itulah, Adam ingin agar manusia diciptakan seragam, namun Tuhan mengkehendaki lain, agar manusia lebih pandai bersyukur.

Jadi, kalau kita menginginkan pintar di bidang tertentu, tapi Dia kasih potensi lain, harusnya kita tidak perlu kecewa, ‘kan? Justru itulah, kita harus menghargai potensi yang telah dimiliki. Siapa tahu, dengan keunikan itulah, kita bisa berkarya menjadi lebih hebat lagi, yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian, kita diarahkan untuk selalu berterima kasih padaNya.

Ya, seperti diriku yang punya kekurangan dalam hal menghitung, tapi ternyata saya pinter nulis. Menyesalkah? Tidak! Bahkan, saya pun merenung, masih banyak orang yang disuruh menulis esai tapi masih kesulitan untuk merangkai kata karena sebab tertentu. Alhamdulillah, saya pun bersyukur masih ada kelebihan!

Hmmm, lagipula, di daerahku, jarang ada orang yang suka nge-blog lho, hihi :D. Paling cuma dihitung dengan jari. Yang nulis di FB, banyaaak....

  • Agar Kita Saling Melengkapi untuk Memakmurkan Dunia

Alasan lain mengapa Tuhan menciptakan kita dengan potensi yang berbeda-beda, ya biar kita saling melengkapi untuk memakmurkan dunia ini. Bayangkan kalau kita diciptakan seragam, sistem kehidupan bermasyarakat di muka bumi tidak berjalan semestinya, iyaa ‘kan?

Contoh mudahnya bisa dilihat dari situs website yang dioperasikan di sebuah kantor. Jika seandainya semua orang ingin menulis dan mengisi konten website, siapa yang mengawasi konten yang akan diunggah di web, juga bertugas merawat mesin yang menopang platform situs itu? Kalau situs dibiarkan tanpa perawatan dan pengawasan, kita yang mengaksesnya tidak bakal nyaman, bukan?

Karena itulah, tidak salah kalau Tuhan kasih peran untuk merawat situs online yang telah dibangun, untuk menyebarkan manfaat bagi orang banyak. Misalnya, yang suka menulis, bisa mengisi konten di situs web, yang jago IT, diharapkan bisa memperbaiki masalah pada mesin, apalagi orang yang ahli dalam mengawasi, bisa jadi moderator konten yang bisa melindungi situs dari bahaya hoax nan menyesatkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun