Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

5 Hal yang Membangkitkanmu untuk Menulis (Lagi)

10 Desember 2016   18:06 Diperbarui: 10 Desember 2016   20:26 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://wallup.net

"Duuh, aku nggak semangat nulis, mengingat persaingan yang semakin ketat, aku takut tulisanku gak terbaca"

Kalau perasaan kalian seperti itu muncul, sebaiknya buang jauh-jauh ya! Mengapa? Karena kita sekarang hidup di mana semua orang dijanjikan kemudahan dalam segala hal. Misalnya saja dalam bidang tulis-menulis, 'kan sudah banyak blog pribadi dan media warga bermunculan. Masalah nggak maunya nulis, kembalikan saja ke diri kalian, apa kalian meng-iyakannya atau tidak. Simple 'kan?

Dan, jika kalian telah jatuh nyaman pada dunia menulis, berbahagialah! Teruskanlah menekuni bidang kepenulisan yang disukai. Tapi masalahnya, semangat menulis kadang naik, kadang turun, bahkan sampai berhenti menulis selama berbulan-bulan lamanya karena berbagai alasan. Nah, kalau seperti itu, kita harus membutuhkan suntikan motivasi untuk bangkit dan segera menulis. Ya termasuk si penulis artikel itu sendiri (baca: saya), yang sering dihinggapi virus mental: TIDAK KONSISTEN!

Meskipun pada kenyataannya kalian tidak bisa menulis setiap hari karena terbentur kesibukan, toh hendaknya setiap bulan kalian harus menulis, walau hanya beberapa artikel di waktu-waktu khusus. Soalnya, kalau kalian memang suka menulis kemudian meninggalkannya, pada hari-hari berikutnya akan muncul rasa rindu untuk menulis, kemudian kalian cepat-cepat mengobatinya dengan merangkai kata, iyaa 'kan?

Setelah saya merenungkan apa yang kualami akibat meninggalkan aktivitas menulis, sekarang saya menemukan alasan yang membuat saya bangkit untuk menulis dan menulis lagi. Daripada dipendam saja, alangkah baiknya kalau menuliskannya, sebagai prasasti yang terus mengingatkan kembali, antara saya dan kalian.

1. Karena Menulis, Kalian pun Akan Bertumbuh dan Berkembang

Ketika kalian menulis, kalian akan merasakan diri akan bertumbuh dan berkembang dengan siraman kata-kata. Hal ini bisa kalian buktikan, ketika gaya tulisan kalian yang awalnya kaku, gara-gara semakin luwes dan pada akhirnya kalian akan menemukan gaya tulisan khas versi kalian sendiri yang tentunya lebih enak dibaca. Kalau nggak percaya, silakan cek tulisan-tulisan yang telah kalian buat antara tahun lalu dan sekarang, pasti lebih bagus yang saat ini, 'kan? Bukan tidak mungkin, dengan seringnya kalian menulis, kalian akan jauh lebih komunikatif dari sebelumnya.

2. Menulis sebagai Tanda Bersyukur

Ketika kalian telah serius menekuni hobi yang disukai, termasuk menulis, selain menemukan gaya tulisan kalian, perlahan-lahan bakat menulis akan muncul, yang biasanya ditandai dengan tulisan yang tidak hanya ciamik, bahkan susunan kata-kata kalian bisa mempesona! Dengan demikian, kegiatan menulis bisa sekaligus mengasah bakat yang mengantarkan kita untuk berterima kasih padaNya.

Oh ya, bersyukur tidak berarti sekadar menerima apa yang ada, dan ucapkan kata puji syukur (misalnya saja, alhamdulillah). Cobalah kita tengok, bahwa Tuhan telah menanugerahkan potensi yang terdapat dalam diri kita sesuai kecerdasan dominan yang kita miliki, dan tinggal diberdayakan dengan berbagai cara yang bisa melejitkan kemampuan alami kita secara habis-habisan. Kalau kalian berhenti menulis padahal kalian punya kemampuan di bidang tersebut, kalian bisa dicap sebagai orang yang tak tahu berterima kasih!

3. Menulis, Cara Terampuh agar Kita Tidak Semakin Tertinggal

Faktanya, negeri yang digolongkan sebagai negara maju mempunyai tradisi membaca dan menulis yang baik. Sebaliknya, pada negara berkembang dan tertinggal, minat bacanya sangat rendah. Kalian tidak perlu jauh-jauh kesana untuk melihat perbedaannya, deh! Di dunia kepenulisan, hal-hal yang sama sudah sering terjadi. Siapa yang berhenti menulis, akan tertinggal jauh dari orang lain yang begitu rajinnya menulis. Kok bisa, ya?

Mereka yang berkomitmen untuk rajin menulis, sudah pasti akan memaksa untuk terus melahap berbagai tulisan. Bahkan bisa dibilang, seperti yang pernah saya baca di artikel ini, nge-blog termasuk menulis di Kompasiana, akan memaksa kalian untuk membaca berbagai hal, yang secara tak sadar kalian telah mempelajari hal-hal baru. Yup! Terus belajar adalah kuncinya, apalagi mencari inspirasi menulis sebaiknya dijadikan sebagai nafas kehidupan kita. 

Bayangkan kalau tidak lagi belajar, kita akan puas dengan jumlah pengetahuan yang segitu, apalagi jika kalian adalah pekerja yang sangat membutuhkan ilmu, nanti ketika ditanya, malah nggak tahu. Karier kalian bisa terjatuh dan keilmuan kalian tak lagi bisa dipercaya.  Jadi, jangan bosan untuk terus belajar,ya!

4. Menulis, Bisa Melatih Kita untuk Mencapai Kesempurnaan

Nah, masih ada kaitannya pada point sebelumnya. Dalam salah satu tulisan di buku Ungkapan Hikmah karya Pak Komar, kita sebagai manusia, dipersiapkan untuk mencapai kesempurnaan, caranya dengan belajar dan terus belajar, terlebih lagi pengetahuan yang sebelumnya menjadi misteri! 

Ya, dengan menulis, kita dituntut tidak hanya untuk terus belajar (seperti yang telah jelaskan tadi), kemudian menyampaikan informasi yang benar--bukan hoax--namun kita dilatih untuk mencapai kesempurnaan dalam berkarya. Hmmm, maksudnya apa ya?

Walaupun kita telah merasa benar dalam menyampaikan informasi lewat menulis, namun pada kenyataannya pasti ada kesalahan, baik salah kata, salah pengertian, kurangnya materi tulisan, bahkan bisa jadi ada kata-kata yang sepatutnya tak layak untuk ditampilkan. Di situlah pentingnya menyunting tulisan sebelum tayang. Oh ya, jangan dikira menyunting itu kerjaannya para editor, lho! Kita sebagai penulis dan blogger pun perlu melakukannya, sehingga kita bisa dipastikan, penyampaian lewat tulisan sudah sesuai kriteria dengan cara yang baik dan sesempurna mungkin, sebelum layak ditayangkan.

5. Menulis, Mempraktikkan Hal-Hal yang Telah Kita Pelajari

Jika di sekolah kita mempelajari teori berupa materi pelajaran, tentu ada praktik, yaitu mengamalkan apa yang telah kita pelajari. Begitu pun dalam menulis. Setelah kita membaca berbagai tulisan, pastinya kita perlu "mengikat makna" apa yang didapat dalam bacaan, dalam bentuk tulisan--meminjam istilahnya Pak Hernowo. Artinya, dengan menulis, sama saja mempraktikkan apa yang telah kita baca!

Dengan demikian, kegiatan menulis yang kita jalani membuat hasil membaca kita tak terbuang sia-sia, juga materi yang telah kita pelajari akan terus diingat di benak, alias melawan sifat lupa yang terdapat dalam diri kita, bukan?

Nah, setelah kalian baca tulisan ini, apa kalian sudah menemukan semangat untuk menulis lagi? Kalau sudah, ayo segera lakukan, dan teruskanlah menulis!

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun