Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Introvert Ingin Berkontribusi untuk Negara? Bisa!

15 September 2016   18:31 Diperbarui: 4 September 2017   17:11 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian para pembaca, kabar yang bagaikan dua sisi mata uang, yaitu Indonesia akan dilimpahi penduduk usia produktif, berusia 15-64 tahun! Pastinya, fenomena tersebut akan jadi peringatan bagi kita, untuk segera bergerak jika ingin negara ini menjadi lebih maju. Salah satunya, ya bekerja sesuai bidangnya, sehingga secara tidak langung memberi sumbangsih pada negara, bukan?

Tapi, yang saya lihat, untuk berkontribusi ke negara lewat pekerjaan, minimal harus memiliki keterampilan komunikasi (lisan) yang baik. buktinya saja, orang yang sering tampil di depan umum, menjelaskan gagasan lewat gaya bicara, dianggap sebagai orang yang hebat. Yahh, bikin kikuk deh bagi kami yang dari golongan introvert!

Sebagai kaum minoritas, para innies seringkali bermasalah dengan kehidupan sosialnya. Kalau tak ada sahabat dekat untuk menemani kehidupan, jadinya ya terus sendiri. Tapi masa iya sih, dia nyerah begitu aja? Noo waay!

Tentu bunuh diri bukan pilihan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Ingat, hidup akan lebih indah jika memanfaatkannya dengan lebih bermakna. Nah, sebagai makhluk 'berjiwa' intrapersonal, seharusnya kalian , para innies bisa mengenali diri, dan menentukan jalannya dengan motivasi dalam diri sendiri!

Memang lapangan pekerjaan tersedia luas untuk para ekstrovert, ya karena faktor komunikasi seperti yang dijelaskan tadi. Sebaliknya, untuk para introvert, terasa terbatas. Jadi, ketika para innies gagal mendapat pekerjaan gara-gara faktor tersebut, dan terjatuh pada lubang pengangguran, jangan biarkan hal tersebut berlarut-larut. Justru itu, kesempatan yang baik untuk mengembangkan diri  dengan cara yang baru!

Ya, disaat teman-teman sedang bekerja dan melanjutkan studi, saya justru berada di rumah. Gagal kuliah di jurusan keguruan yang menjadi tujuanku sejak kecil, saya mencoba kegiatan baru yang pas bagi diri yang introvert: menulis. Dari belajar menulis dari nol di Kompasiana, sampai sekarang saya masih suka menyampaikan opini di sini. Tentu sangat membantu bagi si innies untuk menyampaikan pendapat tanpa harus bicara langsung. Dengan demikian, suara kami bisa didengar negara, bukan?

Menemukan Potensi untuk Berkontribusi

Ya, seperti yang saya jelaskan di atas, kita bisa kok menentukan jalan hidup sesuai jati diri kita, yang pastinya berguna untuk pekerjaan kita selaku kaum introvert. Caranya bagaimana?

Tentu kita harus merenung, apa potensi yang terdapat pada diri kita. Bisa juga menelusuri sejarah kita, apa yang dilakukan di waktu kecil. Misalnya saja, dulu gemar membaca dan di sekolah suka nulis dan dinilai bagus dan enak dibaca, bisa dilihat nih, potensinya di linguistik. 

Atau, bisa juga anak begitu enjoy dalam mengkalkulasi, dan bisa memecahkan soal yang super sulit tanpa bantuan kalkulator, waah si anak punya bakat matematis yang bisa menjelma menjadi profesi apa saja yang butuh persoalan, berupa wujud persamaan dan angka-angka!

Jangan dilupakan juga, dalam menentukan potensi dan jati diri kita, perlu bagi kita untuk mempelajari, dan memiliki pengetahuan tentang teori kecerdasan majemuk, sehingga kita bisa ketahuan, potensi diri kita pada apa saja. Nah, dengan cara itu, kan lebih gampang untuk menentukan jalan untuk lebih produktif dalam membangun negeri!

Setelah merenungkan tentang kelebihan diri, kita harus manfaatkan potensi kita ini. Caranya, ya bisa belajar mengasah skill secara otodidak, lewat lembaga pendidikan, dan sebagainya. Oh ya, terjun di dunia kerja pun bisa dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan diri dan menemukan passion. Asal ada kemauan dan pandai memanfaatkan kelebihan, si introvert bisa sukses kok. Bahkan bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa berkontribusi pada negara!

Contohnya, yang merasa berbakat pada kesenian, boleh juga jadi seniman yang fokus melukis dengan ciamik. Yang suka  matematika dan komputer, silakan jadi progammer. Punya passion dengan alam? Lebih baik terjun saja sebagai peneliti.

Jadi, si introvert nggak kalah hebatnya dengan kaum mayoritas, si ekstrovert, karena para innies dengan kemampuan lebihnya, terutama sisi intelektualnya,  bisa mengubah dunia. Albert Einstein saja bisa mencetuskan penemuan di balik diamnya, harusnya kita lebih bisa bersemangat untuk berkarya!

Jadi, kita tak perlu lagi galau merana untuk bisa berkarya bagi negeri, iyaa 'kan?

Demikian, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

*dari berbagai sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun