Salah satu bentuk kegiatan tulis-menulis yang paling umum dilakukan, baik oleh jurnalis profesional maupun citizen journalist adalah melakukan peliputan langsung. Terlebih di Kompasiana, dimana seringkali para diaspora melakukan reportasenya dan setelah itu menulis hasilnya untuk dibagikan kepada khalayak.
Di Australia, ada kegiatan, event, serta keseharian warga Australia yang layak dijadikan bahan tulisan. Misalnya saja, Mother’s Day, Hari Paskah, cara-cara Petugas Kebersihan Australia dalam mengelola sampah, mengatasi masalah anak jalanan, dan lain sebagainya. Tak ketinggalan pula, banyak objek wisata di Australia yang layak untuk dikunjungi seperti gurun pasir dengan bebatuannya, dan lain-lain. Semua kegiatan-kegiatan di atas, tentu tidak disia-siakan Pak Tjipta untuk memburu ide menulisnya. Apalagi menulis untuk memenuhi komitmennya dalam menerapakan one day one article. Berkegiatan di luar, mengamati, mewawancara, bahkan melakukan aktivitas yang tentu menambah pengalamannya di negeri Kanguru itu.
Begitu juga ketika hendak liburan ke negara lain. Seperti yang pernah dilakukan Pak Tjipta bersama istrinya berlibur ke Italia pada musim panas tahun 2015. Perjalanan wisata ke negeri Pizza ini tak luput dari mereka untuk dijadikan ide tulisan. Ada obyek wisata, terutama yang berhasil diabadikan menjadi tulisan, dan berkat kejelian pengamatan mereka, istrinya sampai berhasil menangkap momen unik budaya Italia, kesenian yang mirip Ondel-ondel di Jakarta. Satu lagi, mereka berhasil menyambangi suatu event tentang Indonesia dan budayanya yang digelar di suatu wilayah di Italia!
Selain itu, berkat artikel-artikel yang ditulis oleh beliau, kita bisa menambah pengetahuan umum, misalnya tentang kegiatan suku Aborigin dalam menjalani kehidupannya. Dan tidak hanya itu, kita juga dapat berkaca dari apa yang dilakukan Australia (dan di negara asing lainnya) dalam mengatasi permasalahan di negaranya seperti dua hal-hal terakhir yang telah saya sebutkan di atas.
Dan, masih banyak lagi artikel yang bisa memperluas wawasan kita!
Selanjutnya, tentu kalian terheran-heran, mengapa artikel Pak Tjipta seringkali masuk kolom Headline Kompasiana, saking banyaknya artikel beliau yang dipilih jadi HL, jadinya ya 4L. Loe lagi, loe lagi. Hehe :D. Ini mengacu pada point kedua, bahwa seseorang yang berkarya sesuai passion-nya tentu akan melakukan yang terbaik; menulis yang sebagus mungkin. Walaupun sebenarnya seseorang bisa menuliskan apa saja, namun tulisannya harus bernuansa positif dan mengandung empat unsur: menarik, aktual, bermanfaat dan inspiratif. Pantas, beliau dalam menulis artikel, baik fiksi maupun non-fiksi, harus bernilai dan mengacu pada 4 kriteria nilai tersebut, dan tidak lupa beliau patuh apa yang ditetapkan Admin, misalnya dalam mengutip sumber. Kalau tidaaak? Ya artikelnya akan dianggap “hanya lewat” oleh Moderator.
Meskipun demikian, beliau tetap ingin lebih banyak berbagi pengalaman, pelajaran hidup, serta apa yang dilakukan oleh masyarakat sekitar lewat tulisannya.
Yang ketiga, berkaryadengan passion akan mendatangkan kepuasan tersendiri. Ini dibuktikan ketika Pak Tjipta memutuskan untuk menulis lewat blog sosial Kompasiana. Media sosial dengan platform menulisnya ini, terdapat jumlah pembaca, komentar dan empat indikator penilaian. Ketika beliau mengunggah sebuah tulisan di Kompasiana, tentu ada yang mengomentari, berpendapat, maupun berdiskusi di kolom komentarnya, serta menilai artikel dengan salah satu indikator penilaian. Pasti penulis artikelnya akan merasakan kepuasan tersendiri, bukan?
Yang terakhir nih, berkarya dengan cinta pada minat bakatnya akan memunculkan vibrasi yang positif dan pasti ada yang memanfaatkan karya-karyanya. Ya, tentu saja! Apalagi artikel-banyak sekali artikel Pak Tjipta yang berisi motivasi dan inspirasi, yang sangat memberi kesan positif dalam setiap rangkaian kata-katanya. Pasti banyak orang yang bergerak melakukan hal serupa. Selain itu, buku-buku karangan Pak Tjipta tentang motivasi layak dijadikan rujukan dan daftar pustaka oleh Wikipedia untuk penulisan artikelnya.
***
Sebelum Pak Tjipta memutuskan untuk menulis lewat blog, beliau telah terlebih dahulu menjadi penulis buku. Pengalamannya di bidang penyembuhan lewat reiki menginspirasinya untuk menulis buku-buku motivasi sebagai profesi pasca pensiun dari dunia usaha. Pastinya, beliau menulis buku dengan rasa senang hati, gembira, dan sesuai hobi serta passion-nya. Hasilnya? Ya banyak buku-buku karangan beliau yang bestseller, bahkan sampai dicetak ulang sampai belasan kali! Uang-uang hasil penjualan mengalir deras ke rekeningnya dan digunakan untuk berkeliling dunia dengan sang istri, sesuai mimpi yang dulu diidamkan oleh mereka.