[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"]
[/caption]Saya membaca pengumuman terbarudari pihak Admin Kompasiana, bahwa pihaknya akan menghadirkan fitur “Crossword Filtering”, yang akan digunakan pada tanggal 1 Februari nanti. Memang, fitur tersebut tidak terlihat di situs Kompasiana, apalagi tidak tersedia pada fitur yang digunakan pada user alias Kompasianer. Justru pihak Adminlah yang akan memanfaatkan fitur tersebut untuk “membantai” artikel yang kata-katanya melanggar syarat dan ketentuan dari Kompasiana. Yesss, saya dukung!
Sesuai namanya, crossword filtering adalah menyaring kata-kata sarkastis atau kasar, negatif maupun jorok sebelum tulisan-tulisan yang diunggah di Kompasiana tampil di hadapan publik untuk dibaca dan dimanfaatkan. Walaupun huruf dari kata-kata tersebut telah diganti oleh simbol, tetap akan kena sensor lewat moderasi dan kurasi sebelum artikel tayang, bukan?
Waah, saya jadi teringat, beberapa tahun yang lalu ada kebijakan dari Admin untuk moderasi artikel, bedanya bagi pengguna yang terverifikasi, artikel langsung tayang, kalau belum, ya kena moderasi, diperiksa sebelum lolos tayang. Kebijakan tersebut menuai kontroversi dari para Kompasianer, ya akhirnya gak jadi diberlakukan, deh. (semoga kata-kata saya gak salah!)
Sekarang, kebijakan moderasi datang lagi, untuk yang kedua kali, dan segera dieksekusi rencana itu. Ya apalagi kalau bukan demi menciptakan artikel yang lebih berkualitas. dan yang paling penting, menurut saya, biar konten yang dihasilkan aman untuk dibaca, bebas polemik SARA, sarkastis, dan hal-hal yang menjijikan.
Terlebih sekarang ini, pengguna (juga pembaca Kompasiana) telah menyentuh ke semua umur. Tidak hanya lansia, kini juga telah menyasar ke anak SD dan mulai belajar menulis di sini. semoga, pengguna cilik bisa mengasah bakatnya, biar bisa berguna di masa depan, ya!
Kembali lagi. Meskipun Admin berencana untuk memeriksa setiap artikel yang tayang, bukan berarti Kompasianernya bebas tak terbatas untuk merangkai kata. Hati-hati lho yang sering menulis artikel dengan menggunakan kata-kata negatif tersebut. Boleh mempertahankan gaya bahasa sebagai ciri khasmu, tetapi penggunaan kata-kata untuk menulis, cobalah diganti dengan yang baik, biar tak melukai hati pembacanya, ok!
Dan, mulai sekarang para Kompasianer, blogger, penulis, harus menggunakan kata-kata yang baik ya dalam menulis, baik menulis dengan gaya biasa maupun gaya yang unik-unik dan puitis sekali. itu sudah berkontribusi juga untuk perkembangan dan nilai menulis baik di blog maupun di buku, juga para Admin yang “mengawasi” tulisan kita. Mengapa?
Sumber: http://inipc.blogspot.co.id
Di zaman modern ini, kebanyakan dari kita itu, menulis. Menulis status, tweet, maupun di blog dan juga buku. akan tetapi, tulisan di blog dan di buku itu, memiliki nilai yang paling tinggi dibanding tulisan di medsos, meskipun ada juga tulisan di medsos yang bermanfaat juga. Karena apa? Nilai pengetahuannya. Tulisan di buku itu sangaat mendalam, apalagi di blog yang juga memiliki kualitas tulisan yang bagus. Tulisan-tulisan tersebut, tentu saja ada ilmu yang berguna, dan penjelasan pada tulisan tersebut malah lebih lengkap dibanding tulisan di medsos.