Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemprov Lampung Akan Membangun Perpustakaan Terbesar, Siapkah Menjadi Masyarakat Pembaca?

20 Januari 2016   05:29 Diperbarui: 10 September 2016   11:44 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Membaca berita di tempo.co bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan membangun perpustakaan terbesar dan termegah di Indonesia senilai 100 miliar, membuat saya bahagia sekali. Semakin bangga saya sebagai warga Lampung, yang punya perpustakaan termegah yang akan dimiliki oleh Indonesia. Betapa tidak, perpustakaan ini tidak melulu akan berisi ruang baca, melainkan juga ruang seminar, ruang e-library, ruang bermain anak, rumah makan, dan masih banyak ruangan lagi. Rencananya, perpustakaan ini akan dibangun di Kantor Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, atau di Itera (Institut Teknologi Sumatera), asalkan tempatnya strategis dan mudah dijangkau masyarakat. Itupun tergantung pada keputusan Gubenur Lampung sendiri, untuk menentukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan baru tersebut.

Lantas, inspirasi untuk membangun perpustakaan ini, darimana? Masih dari sumber yang sama, bahwa Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo pernah berkunjung ke salah satu perpustakaan termegah di Indonesia, yang terletak di Riau. Perpustakaan tersebut dibangun dengan biaya 60 miliar. Nah, dengan dibangun perpustakaan di Provinsi Lampung, selain menjadi pusat informasi dan dokumentasi, bisa menjadi sarana pendidikan dan pelatihan, terutama bagi para ilmuwan, peneliti, dan cendekiawan, serta bisa menjadi sarana rekreasi yang mencerdaskan masyarakat.

Ya, tentu saja dengan kehadiran perpustakaan baru di Lampung ini, diharapkan bisa meningkatkan minat baca masyarakat di Provinsi Lampung. apalagi kalau melihat kadar SDM Pemuda di Lampung, masih rendah. Itu yang diakui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, sebagaimana yang diberitakan harianpilar.com, tahun lalu. Akibatnya, ya sudah pasti, pembangunan akan terhambat, karena sejatinya, dimanapun pembangunan negara butuh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik, bukan?

Terlebih pada era MEA yang telah diberlakukan tahun ini. seharusnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus digalakkan lagi. Ya, tentu saja agar SDM dari negara kita lebih dapat bersaing dengan SDM dari negara-negara ASEAN lainnya. karena apa? Mereka datang ke Indonesia, membawa ilmu dan kemampuan yang telah diberikan lewat pendidikan, yang tidak kalahnya dengan kita!

Menurut data dari UNESCO, 1 dari 1000 orang di Indonesia adalah pembaca buku yang serius atau gemar membaca. Itu adalah fakta yang tak bisa dibantah. Terlebih lagi, menjamurnya hiburan yang lebih menarik masyarakat membuat masyarakat kehilangan minat baca. Misalnya saja, di kota-kota besar, akan ada bioskop-bioskop dengan film terbarunya yang siap memanjakan mata. Pasti dengan pilihan film yang beragam, akan tertarik untuk menikmati film, ‘kan? Wajar saja, jika masyarakat kita masih masyarakat penonton bukan penikmat literasi.

Ada lagi, kurangnya fasilitas di perpustakaan juga menyebabkan banyak orang malas datang ke perpustakaan tersebut untuk bisa membaca. Padahal, seiring perkembangan zaman, perpustakaan harus bisa menyesuaikan diri, untuk menjadikan sebagai taman baca paling nyaman. Kebutuhan manusia modern ‘kan lebih kompleks, ya harusnya fasilitas harus lebih beragam!

Karena itulah, apa yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Lampung dalam membangun perpustakaan baru yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti yang telah saya sebutkan dalam berita di atas, patutlah diacungi jempol. Tapi, bukan berarti perpustakaan yang berada di daerah lain di Provinsi Lampung, baik kota maupun kabupaten, diabaikan ya. Meskipun fasilitasnya sudah cukup baik, alangkah baiknya untuk bisa dibenahi, memperluas area perpustakaan dan melengkapi fasilitasnya. Oiya, jangan lupa untuk memperbarui koleksi bukunya secara berkala, misalnya 3 bulan sekali. meskipun pengadaan buku baru tersebut membutuhkan biaya lebih, ini dilakukan agar para pengunjungnya tidak merasa bosan berkunjung ke perpustakaan, bukan?

Selain itu, bagi kabupaten yang belum memiliki perpustakaan, hendaknya segera dibangun agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Apalagi di setiap desa dan kecamatan, wajib punya perpustakaan sendiri dengan fasilitas yang lengkap, sehingga masyarakat desa dan warga kecamatan bisa leluasa membaca tanpa harus jauh-jauh keluar kota, demi menuntut ilmu, mengembangkan potensi diri, serta bisa bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengerjakan tugas sekolah maupun kuliah, sehingga, minat baca di Provinsi Lampung ini, semakin meningkat.

Nah, sarana untuk meningkatkan minat baca, sudah. Kalau begitu, bagaimana dengan masyarakat itu sendiri?

Seperti halnya pendidikan, budaya baca perlu ditanamkan sejak dini oleh keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, kemudian berlanjut di sekolah. Walaupun tidak semua keluarga mendidik anaknya untuk gemar membaca, sebaiknya keluarga harus membiasakan hal tersebut, karena akan berpengaruh pada minat baca masyarakat.

Sedangkan di sekolah, kegiatan membaca hendaknya lebih digalakkan dan dibiasakan lagi. Maka bersyukurlah, Mendikbud Anies Baswedan menganjurkan setiap siswa-siswi yang bersekolah untuk membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan kegiatan kecil tersebut, perlahan-lahan siswa-siswi akan semakin menyukai membaca, yang berpengaruh pada kecerdasan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun