***
Ketika saya membaca isi kedua buku tersebut yang pernah diposting di Kompasiana, saya terasa kembali ke masa lalu. Iya, seakan-akan saya membaca artikel lawas di sini, bukan sekadar membaca kisah masa lalu yang penuh pelajaran dari si penulisnya . Memang iya, buku tersebut sebenarnya adalah kumpulan artikel-artikel lama di Kompasiana, bukan buku yang 100 persen adalah bahan yang masih fresh sebagaimana yang ditemukan di buku-buku yang dipajang di toko buku. Tapi, bagi saya yang baru aktif menulis pada awal tahun ini, kedua buku ini telah memberi pengetahuan baru, iya itu tadi, bisa membaca artikel lawas tersebut secara tidak langsung!
Mengapa? walaupun zaman sekarang ini semua informasi tersedia. Meskipun demikian, kalau mencarinya tidak tahu keyword-nya, ‘kan repot, apalagi harus menuju ke profil dan mencari artikel yang kita inginkan, terlebih artikel di profil telah berjumlah ribuan! Ditambah dengan jutaaan artikel dari Kompasianer lainnya yang telah dihasilkan, sepanjang Kompasiana ada. Apalagi manusia zaman sekarang, untuk membaca berita, baik berita mainstream maupun berita warga, pada umumnya pasti membaca konten yang baru dan fresh. Mau baca konten lama? Pada umumnya tak punya waktu, kecuali kalau ‘kesasar’ ke konten lama yang kita cari, hehe :D
Bagi pencinta buku, kehadiran buku hasil nge-blog itu memberi sensasi berbeda ketika membaca konten online. Membaca konten online membuat saya cepat lupa terhadap isinya, kecuali jika divisualisasikan di pikiran saat membacanya (iyaa saya ‘kan gaya belajarnya visual!). Makanya, membaca buku yang mempunyai segudang kelebihan khasiat pada otak itu, bagi saya itu sebenarnya sangat bagus (dan dijadikan alternatif), meskipun tidak sepraktis e-book di gadget. Apalagi buku hasil nge-blog, kan banyak orang yang melakukannya. Tak hanya warga biasa, komika Raditya Dika pun pernah melakukannya, menerbitkan buku hasil nge-blog!
Tak peduli artikel lama atau baru, sepanjang memberi pengetahuan, apa salahnya? Ini semua tergantung apakah kita ini suka membaca (buku) atau tidak, karena selama ini minat baca di Indonesia, masih sangat rendah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H