Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dua Trauma Pahit yang Mendidikku untuk Bersopan-Santun

22 Desember 2015   14:29 Diperbarui: 10 September 2016   11:18 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, ditengah musim hujan yang dingin ini. saya masih teringat dua kejadian pahit yang menyebabkan hati saya terluka. Tapi, pada akhirnya saya mendapatkan hikmah yang sangat berharga, untuk berbuat sopan-santun di dunia nyata dan di dunia maya. Beberapa point tersebut adalah:

* Jangan terlalu PD atau percaya diri, karena “kecelakaan” akan mengenai diri saya sendiri, jadinya perilaku saya kebablasan!

* Jangan melakukan hal-hal yang tidak sopan, karena teman-teman tidak akan mendekat dan bergaul!

* Tidak boleh menuliskan hal-hal yang kasar di dunia maya dan di media sosial, (fb, twitter, blog) meskipun hanya dalam pesan sekalipun!

* Berusahalah untuk bersikap berjiwa besar dan berlapang dada dalam menerima kenyataan, karena ketenangan hati akan didapatkan!

Ternyata, pengguna media sosial di balik layar itu, adalah manusia, sama seperti saya dan kalian semua, tentunya perangai mereka berbeda-beda, ya. Benar! Kita bukan hantu! Dan teman-teman facebook saya waktu itu adalah teman-teman sekelas saya juga waktu SMA. Jadi, perlakukan teman maya itu layaknya di dunia nyata!

Sekarang, kembali pada zaman dan di tempat ini. memang seharusnya, orang tua dan guru harus kembali mengenalkan sopan-santun ketimuran, apapun itu! Hidupkanlah dengan moral ketimuran dan nilai-nilai agama seperti yang diajarkan nenek moyang kita. Kalau mau tahu lebih jelas, tanyakanlah pada warga yang masih memegang teguh sopan santun dan nilai religiusnya, lalu catat, dan terapkan di kehidupan sehari-hari, baik di desa maupun di wilayah urban.

Seandainya saya tidak dididik dengan nilai sopan santun seperti ini, saya ditakdirkan akan mengalami dua kisah pahit seperti ini. CUKUP! Rasa trauma saya inilah yang membuat saya lebih berhati-hati lagi dalam berperilaku di dunia nyata dan dunia maya.

Semoga (kesalahan) apa yang dialami oleh saya ini, tidak terulang kembali oleh netizen lainnya. oke!
Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Sumber gambar: http://www.healthination.com

NB: Sekali lagi, artikel ini saya buat sebagai pelajaran, tidak ada maksud menceritakan hal-hal buruk di dunia maya, karena rasa trauma yang masih membekas di hati saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun