Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Tayangan Kelas Internasional, Mencintai Budaya Sendiri

27 Oktober 2015   03:54 Diperbarui: 10 September 2016   11:43 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: plus.google.com"]

[/caption]

Di kelas Internasional, mereka bersahabat dekat meskipun di tengah perbedaan. Contohnya ya, saat saya kemarin menonton salah satu episode dan pada suatu hari di kelas, kaki Angelina sakit, akhirnya ditolong oleh tiga temannya, di antaranya Ling-Ling dan Ms. Palak. Mereka itulah membawa Angelina keluar dari ruang kelas.

Satu lagi, kemarin (juga hari ini) saya menonton Kelas Internasional lewat Youtube dan ada episode menarik yang sayangnya saya tidak bisa menontonnya. Diceritakan bahwa Kotaro sedang sedih dan teman-temannya bersepakat untuk membantunya dengan bantuan Pak Budi, mereka sedang mendiskusinya dan mendapat ide, dan Ling-Ling akhirnya membagikan kaos Giant, Suneo, Shizuka, dan Nobita kepada teman-temannya, kemudian mereka mengenakan kaos para karakter Doraemon tersebut sesuai perannya masing-masing.

Di ruangan lainnya, ada Abbas yang mengenakan kostum Doraemon yang dibantu bersama beberapa temannya, kemudian Abbas berserta teman-temannya yang sudah lebih dulu mengenakan kostum para karakter Doraemon tersebut, berbaris di depan kelas. Nah, setelah Kotaro berada di dalam kantin, dia masuk dan ada teman-temannya yang berkostum para karakter Doraemon siap bernyanyi bersama dan menghiburnya, yang pada akhirnya, Kotaro mengucapkan terima kasih.

Nah, untuk para pemuda, terutama remaja nih, nilai-nilai persahabatan dan rasa saling membantu, terlebih jika ada teman yang kesusahan (kalau zaman dulu bilang, istilahnya pernah melakukan gotong royong) harus dijunjung tinggi di era globalisasi. Pasalnya, nilai-nilai persahabatan dan rasa saling membantu perlahan luntur karena keegoisan individu. Apalagi kalau melihat berita akhir-akhir ini, karena tidak menghargai perbedaan dan tidak disertai persahabatan, jadinya bentrok seperti yang terjadi di Tolikara dan Aceh Singkil. Padahal, dengan menghargai perbedaan, kita menjadi berbangsa yang satu, bukan?

Itulah yang setidaknya, bisa saya sampaikan, pelajaran yang dipetik dari tayangan Kelas Internasional di NET. TV, semoga generasi muda kita semakin baik pada hari Sumpah Pemuda ini dan semakin bangga sebagai generasi muda yang mencintai nilai dan budayanya sendiri.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Referensi:https://hidingprinceofborneo.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun