Setelah sampai suatu ketika
suara palsu nurani bergejolak
menyeruak
menusuk perih, menyertai
pada hati yang kelam ini
Aku menempuh pada jalanan dunia
kanan kiri
ada yang mengikutiku,
siluman maya berhati busuk
menyergapku, merayuku
dengan tipuan indah bak puisi
"Berilah aku selimut!"
Selimut yang melindungi hati,
bak perisai
memalingkanku dari tatapan haram nan tajam
mengarahkanku keluar dari celah hidupku
Ya, dalam untaian bait-bait pintaku
pada empunya kehidupan
agar dibalut hati,
dengan pelita kebajikan
untuk menaiki tangga-tangga kehidupanku
Sumber gambar: http://www.mrwallpaper.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H