Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Bersepeda ke Sekolah Perlahan Ditinggalkan Para Siswa

17 September 2015   18:38 Diperbarui: 10 September 2016   10:36 3005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada pertengahan tahun 2008, kami telah lulus SD di sebuah sekolah dasar negeri di sekitar tempat tinggal kami. Selama kami bersekolah, ada yang berangkat berjalan kaki, banyak pula yang mengendarai sepeda. Jarang sekali yang diantarkan orangtua maupun naik angkutan umum.

Nah, kebiasaan bersepeda di sekolah berlanjut sampai di tingkat SMP, meskipun tidak banyak antara alumni SD kami yang meneruskan mengendarai sepeda di sekolah. Ada teman saya yang awalnya naik sepeda ke sekolah, namun kemudian beralih ke angkutan umum. Banyak juga teman-teman SMP saya yang masih setia dengan bersepeda ke sekolah. Semua ini tergantung selera.

Namun, perlahan tapi pasti, kebiasaan bersepeda perlahan ditinggalkan. Banyak anak SMP yang beralih mengendarai sepeda motor, kemudian diparkir di salah satu rumah warga dekat sekolah. Seperti itulah yang dilakukan sebagian teman-teman kami. Padahal, sepeda motor tidak boleh masuk ke lingkungan sekolah, inilah yang membuat mereka beralasan untuk memakirkan sepeda motor di rumah tetangga seperti yang saya jelaskan tadi. Sedangkan sepeda, bisa masuk di lingkungan sekolah, bahkan sudah ada tempat parkirnya tersendiri.

Ya, saat ini ketika saya berjalan dari rumah karena ada keperluan, saya melihat anak SMP sudah berani-beraninya naik motor ke sekolah, padahal di bawah umur. Saya juga melihat anak SD sudah tidak lagi naik sepeda ke sekolah dan naik angkutan umum, padahal jarak dari rumah ke sekolah sih tidak terlalu jauh, hanya satu kiloan. Ada sih yang setia bersepeda ke sekolah, ya meskipun tidak sebanyak dulu.

Apa pertanda budaya bersepeda pada siswa SD dan SMP sudah memudar ya....?

Perkembangan zaman, menggeser budaya bersepeda pada kalangan pelajar

Seperti berpacaran yang perlahan menyebar sampai ke kalangan siswa SMP, bersepeda motor juga begitu. Bahkan siswa SD sudah lebih memilih menggunakan angkutan umum. Ada beberapa alasan mengapa mereka meninggalkan bersepeda ke sekolah:

Pertama, karena ingin cepat sampai ke sekolah
Sudah jelas, Indonesia terkenal dengan budaya jam karetnya. Mereka rata-rata datangnya lebih siang, kecuali ya kalau ada tugas seperti piket. Untuk mempersingkat waktu perjalanan, mereka menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke sekolah. Jika menggunakan sepeda,maka kecepatan yang ditempuh tidak secepat sepeda motor.

Kedua, bersepeda itu membuat mereka cepat lelah
Wooooi....! siapa bilang mengatakan begitu! Mereka yang bilang bersepeda itu capek karena mereka kurang memahami pentingnya bersepeda, dan belum terbiasa melakukannya. Jika sudah terbiasa bersepeda, maka bersepeda kemanapun tidak lagi menjadi beban yang melelahkan. Memang sih bersepeda menguras lebih banyak energi, namun ketika mereka merasakan manfaat dari bersepeda tersebut, maka kelelahan tidak terlalu dirasakan, malah bersepeda bisa dijadikan olahraga alternatif bagi yang tidak sempat melakukannya, iya gak?

Ketiga, membawa sepeda motor ke sekolah, merupakan gengsi
Ya, terutama siswa-siswi SMP. Karena membawa sepeda motor ke sekolah, bagi sebagian mereka, sudah menunjukkan bahwa mereka itu sudah merasa dewasa. Memang wajar sih, masa-masa SMP itu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Tapi, karena usianya masih dibawah umur, alangkah baiknya untuk menahan diri untuk mengendarai motor ke sekolah, apalagi bagi yang berdomisili di daerah yang kedisiplinannya tinggi. Kan rugi kalau seandainya siswa SMP mengendarai motor terus ditilang, uang jajan habis, bahkan masa belajarnya bisa dihabiskan di penjara. Sayang ‘kan?

Membudayakan mengendarai sepeda di sekolah, perlu pembiasaan, juga fasilitas yang memadai!

Untuk mengajak mereka kembali bersepeda ke sekolah bagi kalangan siswa, terutama siswa SD dan SMP, memang tidaklah mudah. Tentu saja dengan tiga pertimbangan seperti yang saya jelaskan di atas. Nah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh sekolah dan pihak lainnya, untuk kembali membudayakan bersepeda di sekolah, antara lain:

Ubah mindset. Sugesti dan anggapan bahwa bersepeda itu capek, harus segera diubah. Karena jika tidak, setiap mereka diajak bersepeda ke sekolah, pasti tidak nyaman. Untuk mengubah mindset, harus melalui motivasi, dan sugesti positif bahwa kegiatan bersepeda di sekolah itu menyenangkan. Bisa juga melalui sosialisasi pentingnya bersepeda yang diadakan oleh pihak terkait, atau dapat disisipkan pada mata pelajaran Penjaskes oleh guru Olahraga yang suka bersepeda saat tidak diadakan di luar ruangan karena keadaan tertentu. Dengan demikian, mereka perlahan-lahan akan beralih mengendarai sepeda ke sekolah, bukan?

Lengkapi dengan jalan khusus bersepeda. Dengan demikian, pelajar bisa bersepeda dengan aman dan nyaman. Itulah yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah di kota kecil maupun kota besar. Selain terhindar dari kemacetan, pencemaran di kota bisa dikurangi, ‘kan?

Dalam hal ini, sebaiknya pemerintah kota kecil maupun kota besar harus belajar dari negara lain yang lebih ramah bersepeda. Jepang misalnya, dimana di daerah perkotaan sudah menyediakan jalan khusus sepeda. Pantas saja warganya bisa bersepeda dengan aman tanpa gangguan dari kendaraan lainnya.

Namun, kalau di jalanan raya di desa? Memang harus dipikirkan ulang oleh pemerintah terkait, tergantung masih banyak atau tidaknya masyarakat setempat mengendarai sepeda. Atau, jika mau bersepeda yang lebih nyaman lagi, kan bisa memanfaatkan jalan kampung, baik jalan tanah dan berbatu maupun telah dilapisi aspal, sebagai jalan untuk bersepeda, asalkan sudah hapal rutenya untuk berangkat sampai tujuan, termasuk ke sekolah, bukan? Jika terpaksa mengendarai sepeda melewati jalan raya, usahakan mengendarainya di pinggir jalan raya yang aman dan tetaplah berhati-hati.

Biasakan mengendarai bersepeda di sekolah setiap hari. Bagi yang jarak rumah ke sekolah antara 1-3 km, sebaiknya tinggalkan dulu naik sepeda motor dan angkutan umumnya, lebih baik ganti dengan sepeda dan biasakan. Caranya bagaimana? Ya latihan bersepeda dari jarak dekat, kalau sudah biasa, bisa dilanjutkan ke jarak menengah, sampai jarak jauh. Bisa juga dengan latihan mengendarai sepeda dari rumah ke sekolah, niscaya dengan pembiasaan tersebut, ketika ada larangan membawa kendaraan bermotor di sekolah, para siswa sudah tidak kaget saat akan beralih menggunakan sepeda ke sekolah, ‘kan? Jangan lupa ya, atur waktu berangkat ke sekolah menggunakan sepeda dan usahakan berangkat lebih pagi, agar terhindar dari keterlambatan.

Demikianlah, semoga bermanfaat bagi semua pihak. Salam Kompasiana!

sumber gambar:http://www.ecoyouthtoyota.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun