Sumber gambar: http://www.muhammadnoer.com
Ya, sengaja saya tulis artikel ini karena sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca, sekaligus renungan atas pencapaian menulis. Mengapa? Setelah saya mempelajari berbagai artikel dan gaya tulisan Kompasianer lain, saya merasa bukan siapa-siapa, dibanding tulisan para penulis yang sudah punya ‘nama’.
Sejak Kompasiana berganti wajah, penempatan Highlight dan Headline yang lebih banyak dari sebelumnya membuat sebuah tulisan memiliki kesempatan luas untuk dibaca banyak orang. Kalau dibandingin dari versi sebelumnya sih, versi baru menurut saya lebih baik. Jujur, jika di versi lama, tulisan yang masuk Highlight, biasanya dibaca sebanyak puluhan orang, tapi kalau sudah terpilih untuk dimasukkan ke dalam kolom Headline, jadi jumlah hits-nya jadi ratusan, bahkan sampai ribuan orang.
Okelah, soal jumlah hits-nya, sudah terpecahkan di Kompasiana baru. Sekarang, vote dan komentarnya. Kedua fitur tersebut, membuat sebuah tulisan menjadi bernilai dan bermakna, sehingga bisa memancing kita untuk mengomentari, sekaligus mengoreksi kesalahan pada bagian tulisan tersebut.
Hubungan Kepribadian Seseorang dengan Isi dan Gaya Tulisan Seorang Penulis
“Biasanya, jika artikel ini sudah dituliskan dan ditayangkan oleh seseorang, pasti tertebak gaya tulisannya seperti apa. Kalau si A sudah menulisnya dengan gaya bahasa yang begitu, harus dipikir dua kali untuk membacanya”
Inilah yang sedang saya rasakan akhir-akhir ini. Sambil bertanya dalam hati, mengapa tulisan saya jadi sepi vote dan komentar ya? Apa saya bukan penulis yang punya ‘nama’?
Tiba-tiba, saya teringat pada sebuah kalimat:
“Cermin dari kepribadian seseorang di sosial media tergantung pada status yang diunggah di dalamnya”
Ya, setelah dipikir-pikir, ada ada faktor tertentu yang membuat tulisan banyak dinikmati orang. Rasanya, mengingat kalimat di atas, membuat saya tertampar. Ya, tertampar! Semua gaya sebuah status di dunia maya, tergantung pada seseorang yang menuliskannya. Itu berlaku pada semua jenis media sosial yang digunakan, tanpa terkecuali. Jika berkaitan dengan kalimat tersebut dengan apa yang ditulis oleh saya dan teman teman Kompasianer lain di Kompasiana, memang ada benarnya.
Jika saya memperhatikan isi dan gaya tulisan artikel para Kompasianer secara seksama, isi dari artikel yang memotivasi, biasanya orang yang optimis dan penuh semangat. Jika isinya yang menginspirasi, penuh hikmah dan bermanfaat, mencerminkan orang yang ramah dan suka menyebarkan kebaikan. Begitu juga artikel yang provokatif yang ditulis oleh orang yang suka memprovokasi juga.