Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Acara Televisi 3D: Dulu dan Sekarang

14 Juli 2015   13:16 Diperbarui: 14 Juli 2015   13:16 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adit dan Sopo Jarwo, serial animasi asal Indonesia yang menggunakan teknologi animasi 3D. Sumber gambar: muvila.com


Teman-teman Kompasianer, nostalgia yuk!

Pada awal kemunculan suatu teknologi, memang terasa canggih pada zamannya. Namun, seiring kemajuan zaman, teknologi kini ‘tertinggal’ dan jarang digunakan lagi. Misalnya, telepon umum. Pada zaman 90-an, masyarakat Indonesia biasa menelpon menggunakan telepon umum, namun semenjak adanya telepon seluler dan kartu perdana, perlahan tapi pasti, telepon umum mulai ditinggal masyarakat dan beralih ke telepon yang lebih praktis.

Ya, begitu pula dengan teknologi yang digunakan pada acara TV, dan tentu saja berkaitan dengan masa kecil kita. Bagi anda yang hidup antara era 90-an sampai 2000-an, ada acara sinetron yang menggunakan teknologi 3D diantara sinetron-sinetron yang ditayangkan pada berbagai stasiun televisi. Kalau dilihat dengan mata telanjang, gambar yang dihasilkan ‘kabur’ dan tidak jelas, bercampur garis warna hijau-merah-biru pada tayangan gambarnya.

[caption caption="Tampilan gambar 3D jika dilihat dengan mata telanjang. Sumber gambar: xoit.blogspot.com"]

[/caption]

Nah, agar membuat para pemirsa dapat menyaksikan acara 3D dengan nyaman, dibuatlah kacamata khusus 3D, dengan lensa yang pada umumnya warna merah dan biru. Kacamata tersebut, biasanya dihias dengan logo stasiun televisi dan perusahaan tertentu, dan bisa didapat di toko maupun di pasar. Inilah bentuk kacamata 3D yang biasa saya lihat waktu masih kecil, meskipun saya tidak pernah memilikinya, bahkan menonton acara 3D pada masa itu.

[caption caption="Kacamata 3D. Sumber gambar: www.kaskus.co.id"]

[/caption]

“Pada saat saya duduk di bangku SD, saat saya mampir di pasar yang terletak di kota tempat tinggal saya, saya melihat ada pedagang yang menjual kacamata 3D. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kacamata 3D sudah semakin jarang ditemui. Acara-acara TV yang mengharuskan kita memakai kacamata 3D, perlahan-lahan akan menghilang di layar kaca”

Seiring dengan kemajuan teknologi animasi, terutama animasi 3D, pertengahan tahun 2000-an, rupanya wajah 3D pada tayangan televisi, telah berganti. Dengan ditayangkannya serial Upin-Ipin, serial asal Malaysia, di Tanah Air, kini animator-animator di negeri ini berlomba-lomba untuk membuat animasi 3D, sehingga rata-rata, pada era 2010-an, ragam serial animasi di Indonesia didominasi oleh teknologi 3D. Sebut saja Keluarga Somat, Adit dan Sopo Jarwo, serta Dufan the Defender.

Sampai sekarang, di Indonesia, hanya dunia animasi yang menggunakan teknologi 3D. Bukan tidak mungkin, dengan kemajuan sumber daya manusianya, teknologi 3D akan diterapkan pada serial non-animasi, termasuk film dan sinetron. Nah, sudah siap bernostalgia dengan tampilan 3D yang baru pada sinetron kesukaan kalian?

Demikianlah, semoga bisa bernostalgia. Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun