Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ribet Mengurus Beasiswa? Begini Solusinya!

6 Juli 2015   13:03 Diperbarui: 10 September 2016   10:48 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: news.okezone.com

Kemarin, saya sempat mengobrol dengan salah satu adik kelas saya di sekolah, yang telah lulus SMA. Kami berbicara tentang kelulusan adik-adik kelas saya di SMA dan seputar kuliah di perguruan tinggi negeri.

Puncaknya, saat saya menanyakan salah satu adik kelas yang sempat ikut ekstrakurikuler yang sama dengan saya, yang diterima di salah satu PTN, yang dijabarkan pada percakapan singkat berikut ini:

Saya:“Hei, teman kamu itu diterima di universitas U, 'kan?"

Adik kelas:“Iya, tapi tidak diambil”

Saya:“Kok, tidak diambil?”

Adik kelas:“Waktu dia daftar, dia coba-coba, dan keterima. Pas dia daftar, orang tuanya tidak punya uang”

Saya:“Lho, kan sudah ada beasiswa, kok gak daftar?”

Adik kelas:“Ribet. Teman-temanku gak ada yang daftar. Pas dia mau daftar, pendaftarannya tinggal dua hari lagi mau ditutup. Jadi sama gurunya ditolak”

Saya:“Terus siapa yang biayain kuliah?”

Adik kelas:“Orang tua”

Singkat cerita, saya kemudian teringat pada saat teman-teman saya seangkatan pada semangat dalam mendaftar beasiswa. Disitulah saya ingin menyakinkan pada adik kelas tersebut, bahwa adik kelas saya tersebut seharusnya dalam mendaftar SNMPTN, jika ekonomi orangtuanya tidak memungkinkan, bisa mempersiapkan beasiswa dan mendaftarnya, untuk jaga-jaga dan kalau gagal ke SNMPTN bisa mendaftar ke SBMPTN tanpa biaya. Ingat, bahwa ajang SNMPTN tidak sekedar coba-coba. Siapa tahu keberuntungan mendapat kursi di PTN jatuh di tangan Anda.

Selepas kejadian itu, adik kelas saya mengatakan pada saya, bahwa jika diterima SNMPTN, harus diambil. Lalu saya menjelaskan lagi, menurut berita yang pernah saya dengar saat saya berada di sekolah (katanya) sih sekolah akan di-blacklist dan adik kelas tidak bisa mengikuti SNMPTN selama tiga tahun (kalau gak salah). Terbayang ‘kan nasib adik kelas selanjutnya seperti apa kalau mau masuk PTN, ya SBMPTN jalan satu-satunya!

Oleh karena itu, berdasarkan pengamatan saya ketika teman-teman saya dalam mendaftar beasiswa, saya akan membagi tips dalam mempersiapkan beasiswa, apapun nama, jenis, dan bentuknya, sebagai berikut:

Pertama: Catat persyaratan apa saja yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa, seperti yang diminta oleh penyedia beasiswa tersebut. Ini penting agar proses pendaftaran beasiswa berjalan dengan lancar tanpa terhambat suatu hal, karena kurangnya berkas. Kekuranglengkapnya suatu berkas yang diperlukan dapat berpengaruh dalam proses seleksi yang berujung pada kegagalan calon mahasiswa dalam memperoleh beasiswa.

Kedua: Buat daftar pada secarik kertas berisi berkas-berkas yang harus disiapkan. Tujuannya, agar memudahkan kamu untuk mencari berkas yang diperlukan ketika akan mencari berkas persyaratan daftar beasiswa sekaligus menandai berkas yang sudah didapat dalam kertas daftar.

Ketiga: Minta bantuan kakak kelas yang lebih berpengalaman dalam membantu pengurusan berkas persyaratan beasiswa. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Jadi, jangan sungkan bertanya pada kakak kelas yang pernah mengajukan diri untuk mendapatkan beasiswa sewaktu akan mendaftar kuliah, jika belum paham. Kakak kelas akan menjelaskan dan membantu dalam mengurus berkas yang akan diajukan dalam beasiswa.

Keempat: Setelah mendapatkan berkas yang diminta, ceklist berkas yang terdapat pada daftar untuk menandakan berkas sudah selesai didapat.

Kelima: Ketika semua berkas yang diperlukan sudah siap, cek kembali berkas tersebut. Kemudian, masuk ke dalam map.

Walaupun terkadang mendapatkan beasiswa untuk calon mahasiswa membutuhkan proses seleksi, tetap saja kalian tidak boleh berputus asa 'kan? Ribet ‘kan wajar, itu lebih baik daripada diam sama sekali! Daripada membebani orang tua karena dipaksa minta uang untuk biaya kuliah padahal orang tua tidak mampu, mending berusaha mendapatkan beasiswa untuk biaya kuliahmu!

Yuk, move on dan kejarlah cita-citamu, untuk memajukan bangsa kita!

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun