Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

PGA 2015: Antara Keadilan, Kualitas dan Demokratisasi

11 Mei 2015   07:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Para penyelenggara Panasonic Gobel Awards (PGA) 2015 sepertinya sudah sadar akan kualitas tayangan televisi di Indonesia. Seolah tidak mau kalah dengan KPI yang sudah menyelenggarakan KPI Awards, ajang penghargaan paling bergengsi di dunia pertelevisian ini mulai menerapkan terobosan untuk memilih tayangan dan artis terbaik yang memang layak untuk diberi 'piala terhormat' dari Panasonic Gobel.

Karena itu, ada yang berbeda dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2014 lalu, menggunakan sistem vote lewat SMS. Kini, pihak penyelenggara tidak hanya menerapkan vote lewat SMS, juga mengajak warga internet, yang disebut netizen, untuk ikut memilih program yang memang layak dipilih dari sisi kualitas dan sisi positif dari tayangan dan para artis tersebut.

Keterlibatan para netizen dalam memilih acara yang berkualitas bukan tanpa alasan. Pada peringatan Harsiarnas 2015, 1 April lalu, di akun resmi KPI, @KPI_Pusat, banyak netizen yang mengeluh atas rendahnya kualitas tayangan televisi di Indonesia, serta menuliskan kata-kata harapan mereka agar kualitas tayangan televisi dapat ditingkatkan.

Ya, walaupun ada tayangan 'bermasalah' masuk nominasi PGA Awards, para netizen rupanya banyak yang sudah sadar diri, sudah bisa membedakan mana tayangan yang pantas diberi penghargaan, mana tayangan yang tidak layak diberi penghargaan dari sisi kualitas dan sisi positif, bukan sekedar ikut-ikutan dan mengaku fans untuk memilih artis idola dan tayangan favorit. Disitulah kuncinya, kehadiran para netizen dapat melengkapi penilaian terhadap kualitas suatu acara, juga para artis yang terlibat pada acara televisi.

Oleh karenanya, sistem vote pada PGA 2015 ini bisa dibilang lebih adil dan lebih demokratis, karena seluruh 'warga biasa' juga para netizen bersatu padu dalam memilih kategori, yang dibagi atas acara televisi dan individu, yang tak lain adalah artis di acara televisi. Tentunya, yang dipilih adalah  tayangan yang bermutu dan artis terbaik. Harap dicamkan, bahwa tahun ini, menurut akun twitter @OfficialRCTI, ada 14 stasiun TV yang mengikuti ajang PGA 2015 ini, diantaranya RCTI, SCTV, TVRI, Global TV, Indosiar, RTV, Trans TV, Trans7, TV One, ANTV, Metro TV, Kompas TV, MNCTV. Termasuk NET TV, yang seminggu kemudian akan memasuki usia 2 tahun, juga ikut serta.

Memang, keikutsertaan  beberapa 'pemain' baru, terlebih tayangan yang berkualitas, akan membawa harapan baru dalam dunia pertelevisian Indonesia. Namun, walaupun disiarkan oleh RCTI, bukan berarti dominasi acara yang meraih penghargaan PGA akan dibawa pulang oleh RCTI. Diperlukan keadilan dan obyektivitas dalam menyeleksi acara yang mendapatkan piala ajang bergengsi ini, agar tidak menimbulkan kecemburuan dan rasa 'sakit hati' pada pihak stasiun TV lain. Trans7 misalnya, sudah pernah membuat program parodi 'tandingan' yang juga didasarkan oleh PGA, Panas Dingin Awards.

Harap diingat, PGA 2015 jangan dijadikan ajang pamer pada stasiun TV yang merasa 'superior' karena membawa pulang banyak penghargaan. Sebaliknya, bagi acara TV yang gagal membawa pulang piala PGA, jangan berkecil hati. Karena, hanya acara yang terbaik menurut panitia dan penilaian dari pemirsa itulah yang akan layak mendapatkan piala pada ajang bergengsi tersebut.

Catatan Penulis untuk Stasiun TV dan Penyelenggara PGA Tahun Depan:


1. Bagi acara stasiun TV dan para artis yang gagal masuk dalam nominasi PGA 2015, teruslah memperbaiki kualitas tayangan dan pelayanan terbaik. Bukan tidak mungkin, penetapan nominasi acara pada PGA didasarkan pada kepercayaan dan kesukaan para pemirsa pada acara tersebut.

2. Bagi para artis dan tayangan TV yang berhasil meraih piala PGA, tetap dipertahankan kualitas tayangan dan pelayanan terbaik serta jangan sampai bikin pelanggaran yang berujung pada sanksi dari KPI. Bagaimana pun, penghargaan yang didapat oleh acara televisi tersebut hendaknya dijadikan sebagai motivasi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pemirsa.

3. Untuk pihak penyelenggara, meskipun sudah menyadari pentingnya kualitas stasiun televisi, hendaknya keadilan dan obyektivitas dalam menetapkan nominasi PGA dan menyeleksi acara dan artis yang layak diberi piala PGA, tetap diperlukan. Pasalnya, ada satu stasiun televisi yang mendapat bagian dalam nominasi artis terbaik tanpa ada nominasi pada bagian acara televisi, begitu pula sebaliknya, sedangkan kebanyakan seluruh stasiun TV lain sudah mengambil bagian dalam nominasi acara maupun artis. Tentunya, yang dipilih, artis yang menginspirasi dan terbaik serta acara yang edukatif dan berkualitas untuk dinikmati oleh pemirsa.

Demikianlah, salam Kompasiana!

Sumber berita: boomee.co

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun