Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulis di Kompasiana: Antara Berbagi, Popularitas, dan Tempat Latihan

16 Maret 2015   10:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blog Sosial Kompasiana, yang bulan Oktober mendatang akan menginjak usia ke 7 tahun, telah menjelma menjadi media warga terbesar di Indonesia dengan ratusan ribu anggotanya. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk ukuran media sosial buatan negeri sendiri. Perpaduan unik antara blog dan media sosial, membuat Kompasiana menjadi rumah bagi ratusan ribu Kompasianer, yang mencurahkan gagasannya lewat reportase, opini, bahkan menulis fiksi seperti cerpen dan puisi, bisa dilakukan di blog keroyokan ini.


Para anggota Kompasiana ini datang dari kalangan dan karakter tulisan yang berbeda-beda, dengan tujuan dan bidang yang berbeda-beda. Ada yang jago fiksi, sejarah, politik, televisi, sosbud, teknologi, dan sebagainya. Ada yang menjadikan Kompasiana menjadi tempat untuk berbagi pengalaman dan opini, ada yang ingin terkenal lewat tulisan menariknya, dan bagi beberapa orang seperti saya, justru menjadikan Kompasiana sebagai tempat untuk mengasah keterampilan menulis.


Menulis untuk Berbagi

Kompasianer yang menulis di Kompasiana untuk berbagi opini dan pengalaman, pada umumnya dilakukan oleh diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri, maupun warga Indonesia yang hobi jalan-jalan di tempat yang baru. Adapula Kompasianer yang berbagi tips, motivasi, opini berdasarkan peristiwa dan pengetahuan berdasarkan pengalaman hidupnya.


Mereka itulah yang ingin berbagi kepada netizen tentang pengalaman dan berbagi pengetahuan, untuk memperoleh pengetahuan, membentuk opini baru di masyarakat dan membuka jendela dunia.


Bahkan, lewat tulisan hasil ngeblog di Kompasiana, ada juga yang diterbitkan menjadi buku, misalnya saja Cat Rambut Orang Yahudi, 36 Kompasianer Merajut Indonesia dan Jokowi (Bukan) Untuk Presiden. Jadi, bagi yang ingin memiliki buku sendiri lewat ngeblog di Kompasiana, bisa kok, asalkan fokusnya pada satu bidang saja, ya!

Menulis yang akhirnya dikenal lewat karya-karyanya

Kompasianer seperti ini lebih menonjol pada karya fiksi, seperti cerpen, puisi, dan novel. Karya fiksi yang berkualitas inilah yang sering nangkring di HL, bahkan bisa berpotensi menjadi bahan untuk diterbitkan menjadi buku, yang tentu saja untuk dinikmati oleh pembaca, terutama pembaca pecinta fiksi.


Namun, ada pula orang yang ingin dikenal di Kompasiana lewat karya 'hebohnya'. Boleh saja kok, asalkan isinya tidak melanggar ketentuan ya!


Menulis sebagai tempat untuk latihan menulis

Bagi beberapa orang seperti saya, keberadaan Kompasiana justru dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengasah keterampilan menulis, karena ada fasilitas jumlah hits, vote, dan kolom untuk berkomentar. Pada umumnya, semua orang bisa untuk menulis, hanya saja dibutuhkan konsistensi dan latihan yang terus menerus, dan banyak membaca untuk memperoleh pengetahuan, kosakata, sekaligus gaya bahasa, tapi tetap saja kemampuan untuk merangkai kata-kata lewat tulisan berbeda-beda. Ada yang langsung menulis dengan lancarnya, ada pula yang harus berpikir untuk merangkai kata-kata menjadi tulisan, tergantung pada kosakata yang dimiliki.


Tulisan kita akan dinilai dari seberapa banyak pembaca yang membaca tulisan kita, apakah menarik atau tidak, dan banyaknya vote. Jika tulisan kita menarik dan berbobot, bisa masuk ke jajaran HL. Jika tulisan kita pembacanya sedikit atau gagal masuk HL, terus coba lagi, latihan lagi. Ini yang sering saya alami hingga artikel saya masuk ke jajaran HL yang kedua kalinya, maupun artikel tersebut dibaca banyak orang. Yang terpenting, belajarlah dengan Kompasianer senior yang artikelnya sering masuk HL, dan pelajari "rahasia" menulisnya, baik isinya, gaya bahasanya, teknik penulisannya, yang akan diterapkan pada menulis artikel kita selanjutnya (tapi idenya harus orisinil ya!).


Oiya, kini Kompasiana sering mengadakan lomba blog dengan tema yang beragam. Jurinya, ya tentu saja orang-orang yang berkompeten dan ahli di dibidangnya. Lomba tersebut akan menguji kita apakah artikel kita berkualitas atau tidak. Bagi yang menang dalam lomba blog, jadikan penghargaan tersebut sebagai cambuk untuk menjaga kosistensi dan kualitas tulisan. Sedangkan yang kurang beruntung, jangan sedih, jadikanlah kekalahan sebagai pelajaran untuk terus berusaha meningkatkan kualitas tulisan kita agar nyaman dibaca.


Walaupun niat setiap orang di Kompasiana berbeda-beda, namun dengan satu kata, MENULIS, kita sesungguhnya belajar apa yang kita baca dan kita tuliskan. Secara tidak sadar, subangsih kita berupa artikel di Kompasiana sangat berguna untuk kemajuan diri sendiri, orang lain, bahkan suatu bangsa.


Tetap semangat menulis ya, Kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun