Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Suku Rimba dan Masyarakat Jambi, Belajarlah dari Suku Baduy

10 Maret 2015   14:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusakan hutan akibat pengalihan fungsi lahan yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, tidak hanya menimbulkan masalah lingkungan seperti banjir, tanah longsor, dan hilangnya spesies hewan dan tumbuhan, juga merambah pada penghuni hutan lainnya yaitu manusia-manusia yang tinggal di hutan.


Kemarin, puluhan orang dari Suku Rimba di Jambi, meninggal karena terserang penyakit dan kelaparan. Pemicunya adalah tidak ada sumber makanan yang didapat dari hutan, akibat pembukaan lahan menjadi perkebunan, dan biaya kesehatan yang mahal. Tidak hanya itu, suku Rimba di Jambi juga menghadapi konflik dengan warga sekitar. Jika tidak segera ditangani, suku yang berpopulasi sebanyak 200 ribu jiwa ini terancam punah, dan akan kehilangan salah satu suku bangsa Indonesia yang sangat berharga.


Belajar kearifan lokal dari Suku Baduy


Suku Baduy, salah satu suku bangsa di Indonesia yang berkerabat dekat dengan suku Sunda, yang tinggal di Provinsi Banten. Berbeda dengan suku Sunda pada umumnya, suku Baduy dikenal tertutup dengan dunia luar dan setia menjalankan peraturan adat yang sangat ketat. Suku Baduy dibagi menjadi dua, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.


Dalam hal ini, saya akan mengambil pelajaran tentang kehidupan suku Baduy Dalam. Mereka hanya menggunakan pakaian hitam-hitam, tinggal di rumah yang sangat sederhana, dan dilarang menggunakan peralatan modern. Mereka sangat bergantung dengan alam dan sangat menjaga hutan yang terdapat pada pemukiman mereka, dengan tidak merusaknya. Mata pencaharian mereka adalah berladang, dan berdagang hasil bumi yang terdapat pada pemukiman mereka.


Dalam hubungannya dengan masyarakat, suku Baduy menerima dengan tangan terbuka, terutama dengan wisatawan, meskipun ada peraturan yang harus ditaati dari pemuka adat. Misalnya, dilarang berfoto di kawasan Baduy Dalam, merusak hutan, dan sejumlah larangan lainnya. Ini dilakukan agar kelestarian adat istiadat tetap terjaga.


Itulah mengapa suku Baduy tetap eksis sampai saat ini di Indonesia. Jarang mendengar warga suku Baduy yang sering sakit, bahkan sampai meninggal karena kekurangan makanan. Keteguhan suku Baduy dalam menjaga adat istiadat, patutlah dipuji karena pada zaman sekarang ini, jarang sekali generasi muda Indonesia yang mau melestarikan adat istiadat yang jumlahnya sangat banyak, bahkan mencapai ratusan.


Seharusnya warga Suku Rimba, Masyarakat Jambi, dan Pemerintah setempat mau belajar dari kerarifan lokal dari Suku Baduy dalam menjaga adat dan kelestarian alam sekitar, juga belajar bagaimana mereka menghargai orang luar, terutama masyarakat dan wisatawan, agar eksistensi suku Rimba di Jambi tetap lestari ditengah perubahan zaman yang semakin cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun