PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN DAN PENDIDIKAN BERKARAKTER
"Anak dengan gangguan emosi dan prilaku"
Anak dengan gangguan emosi dan prilaku cenderung berbeda dengan kebanyakan anak sebayanya dengan latar belakang yang sama. Dikarenakan anak tersebut memiliki prilaku dan emosi tidak seperti anak yang lainnya sehingga menyebabkan penurunan interaksi dalam hubungan sosial, perawatan diri serta proses belajarnya.
Dimanapun berada ia cenderung mempunyai sikap pembangkang, mudah marah, tindakannya selalu agresif suka merusak, mengganggu temannya dan menyakiti temannya yang membuat ia di jauhi oleh teman - temannya.
Oleh karena itu hal tersebut harus segera diatasi yaitu mencari sebab atau faktor dari kelakuan anak tersebut.Â
Faktor genetik: Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan  masalah kejiwaan lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian, lebih berisiko mengalami gangguan emosi dan prilaku.
Faktor biologis: Gangguan emosi dan prilaku juga dikaitkan dengan kelainan pada bagian otak yang berfungsi dalam pengaturan perilaku, kontrol impuls, serta emosi. Hal ini diduga berkaitan dengan tingginya kadar hormon testosteron di dalam tubuh, trauma atau cedera otak, gangguan saraf, serta riwayat kejang.
Faktor lingkungan: Pola asuh orang tua yang kurang tepat, paparan kekerasan anak dalam rumah tangga, keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan tempat tinggal dengan tindak kriminalitas dan penyebaran narkoba yang tinggi, dan pengalaman traumatis pada anak di masa lalu dipercaya bisa memicu terjadinya gangguan emosi dan prilaku pada anak.
Faktor psikologis: Gangguan mental pada anak seperti depresi, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan gangguan bipolar, juga dapat membuat anak cenderung lebih berisiko mengalami gangguan emosi dan prilaku.
Faktor sosial: Anak yang tidak diterima dan dikucilkan oleh teman sebayanya cenderung lebih berisiko mengalami gangguan emosi dan prilaku.
Cara Mengatasi anak dengan gangguan emosi dan prilaku
1. Psikoterapi
pendekatan individu yang bertujuan untuk membantu anak belajar mengekspresikan serta mengendalikan emosi dengan baik. Melalui terapi ini, psikolog dapat melatih anak untuk mempelajari keterampilan baru, seperti mengontrol impuls, meredam amarah, serta kemampuan memecahkan masalah.
2. Terapi Keluarga
orang tua serta anggota keluarga lainnya diarahkan untuk menghadiri terapi bersama anak. Tujuan dari terapi keluarga adalah untuk meningkatkan hubungan dan interaksi antara anak dengan keluarga.
3. Terapi Grup
 pendekatan yang melibatkan sekelompok individu, seperti di sekolah atau lingkungan rumah, untuk membantu mengurangi perilaku yang mengganggu. Terapi dengan teman sebaya dapat membuat anak atau remaja mengembangkan keterampilan dan perilaku interpersonal yang menumbuhkan empati.
4. Konsumsi Obat-obatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H