Akhirnya, Jumat malam kemarin, saya berhasil juga merayu suami untuk menemani nonton Friday Jazz Nite di Pasar Seni Ancol. Maklum, jarak kantor suami yang nun jauh di Cikarang, terkadang membuatnya segan untuk sekedar kongkow2 di tempat yang jauh. Kami tiba sekitar jam 20.30, tapi panggung masih sepi, meski penonton sudah duduk berkumpul mengitari panggung. Rupanya, acara agak telat sedikit dari jadwal yang seharusnya jam 20.00 teng. Syukurlah, tak lama menunggu, MC membuka acara dengan memperkenalkan pengisi acara malam itu.  Horee...ternyata Audiensi Band yang bakal jadi band pengiring. Band keren yang piawai memainkan nyaris semua jenis musik apa saja, membuka malam itu dengan mengiringi Saxofonis berbakat, Didi SSS. Luar biasa, Om Didi. Teringat waktu saya SMA dulu mencoba meniup saxofon, tak satu nada pun berhasil keluar. Tetapi, si Om yang sudah berumur ini (maaf ya Oom...), mampu memainkan nada tinggi begitu indah. Sayang, instrumental pertama yang dia mainkan, judulnya tidak saya ingat.Hanya nada musiknya saja yang rasa-rasanya sering saya dengar di radio. Tuntas permainan Oom Didi, kali ini yang naik ke panggung adalah tante Margie Segers. Tante yang satu ini juga luar biasa. Bagaimana tidak , tante ini kelahiran tahun 1950, tetapi masih terlihat enerjik dan mampu menyanyikan lagu nada-nada tingi, tanpa terlihat ngos-ngosan. Mungkin kalau juri Indonesia Idol bilang, pitch control-nya tidak pernah meleset.  Lagu pertama adalah lagu Superstisious, disambung dengan lagu yang lebih lembut , Fly Me to The Moon. Dan kebetulan, memang saat itu, jauh di atas panggung , bulan purnama sedang bersinar indah. Kemudian, Tante Margie yang posturnya imut ini, mengajak penonton berjoget dengan lagu Enggo Lari. Kata tante , lagu ini sangat berkesan buat dia, sebab mengingatkan dia pada teman-teman Jazz-nya yang sudah almarhum seperti Om Embong, Om Yance Manusama, dan Om Chris Kayhatu. Hiiks...tante ikut membawa penonton terharu, mengingat para pentolan jazz Indonesia yang sudah tiada itu. Penyanyi berikutnya yang muncul, tentu yang sudah saya tunggu-tunggu. Mus Mujiono. Heran, Mus Mujiono tak sedikitpun kelihatan bertambah tua sejak jaman saya SMA dulu. Lagu pertama yang dia bawakan, bersama 'istri'nya, yang digendongnya kemana-mana adalah lagu Tanda-tandanya ciptaan Odie Agam. Mus juga membawakan hits 80-annya, Mesra, yang tentu saja diiringi oleh para penonton yang seumuran dengan saya.   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H