Mohon tunggu...
dewi lestari
dewi lestari Mohon Tunggu... -

lahir dan besar di jakarta, smpn 49 (1983-1986), SMA 14 (1986-1989), STAN - akuntansi (1989-1992), STIE YAI (1995-1997), sekolah terakhir di Magister Perencanaan & Kebijakan Publik UI (2006-2008), sekarang bekerja sebagai pegawai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

NONTON FRIDAY JAZZ NITE YUUKSS

19 Maret 2011   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:38 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Jumat malam kemarin,  saya berhasil juga merayu suami untuk menemani nonton Friday Jazz Nite di Pasar Seni Ancol. Maklum, jarak kantor suami yang nun jauh di Cikarang, terkadang membuatnya segan untuk sekedar kongkow2 di tempat yang jauh. Kami tiba sekitar jam 20.30, tapi panggung masih sepi, meski penonton sudah duduk berkumpul mengitari panggung. Rupanya, acara agak telat sedikit dari jadwal yang seharusnya jam 20.00 teng. Syukurlah, tak lama menunggu, MC membuka acara dengan memperkenalkan pengisi acara malam itu.  Horee...ternyata Audiensi Band yang bakal jadi band pengiring. Band keren yang piawai memainkan nyaris semua jenis musik apa saja, membuka malam itu dengan mengiringi Saxofonis berbakat, Didi SSS. Luar biasa, Om Didi. Teringat waktu saya SMA dulu mencoba meniup saxofon, tak satu nada pun berhasil keluar. Tetapi, si Om yang sudah berumur ini (maaf ya Oom...), mampu memainkan nada tinggi begitu indah. Sayang, instrumental pertama yang dia mainkan, judulnya tidak saya ingat.Hanya nada musiknya saja yang rasa-rasanya sering saya dengar di radio. Tuntas permainan Oom Didi, kali ini yang naik ke panggung adalah tante Margie Segers. Tante yang satu ini juga luar biasa. Bagaimana tidak , tante ini kelahiran tahun 1950, tetapi masih terlihat enerjik dan mampu menyanyikan lagu nada-nada tingi, tanpa terlihat ngos-ngosan. Mungkin kalau juri Indonesia Idol bilang, pitch control-nya tidak pernah meleset.  Lagu pertama adalah lagu Superstisious, disambung dengan lagu yang lebih lembut , Fly Me to The Moon. Dan kebetulan, memang saat itu, jauh di atas panggung , bulan purnama sedang bersinar indah. Kemudian,  Tante Margie yang posturnya imut ini, mengajak penonton berjoget dengan lagu Enggo Lari. Kata tante , lagu ini sangat berkesan buat dia, sebab mengingatkan dia pada teman-teman Jazz-nya yang sudah almarhum seperti Om Embong, Om Yance Manusama, dan Om Chris Kayhatu. Hiiks...tante ikut membawa penonton terharu, mengingat para pentolan jazz Indonesia yang sudah tiada itu. Penyanyi berikutnya yang muncul, tentu yang sudah saya tunggu-tunggu. Mus Mujiono. Heran, Mus Mujiono tak sedikitpun kelihatan bertambah tua sejak jaman saya SMA dulu. Lagu pertama yang dia bawakan, bersama 'istri'nya, yang  digendongnya kemana-mana adalah lagu Tanda-tandanya ciptaan Odie Agam. Mus juga membawakan hits 80-annya, Mesra, yang tentu saja diiringi oleh para penonton yang seumuran dengan saya.     

1300545787401878728
1300545787401878728
Puas dengan penampilan Mus Mujiono, tiba-tiba  Om Didi muncul kembali dari antara penonton, sambil membawakan instrumentalia saxofon medley lagu-lagu Indonesia masa kini yang dirangkaikan dengan instrumental ala Kenny G . Rupanya, si Om sedang bermain tebak-tebakan lagu. Sayang, telinga musik saya kurang mumpuni, setelah beberapa nada, baru saya berhasil menebak lagu. Diantara lagu yang berhasil saya tebak adalah Cinta-nya Malida, Pelangi di matamu Jamrud, Tetap Setia-nya Jikustik. Tak terasa , waktu sudah menjelang tengah malam,   Mus Mujiono kembali tampil untuk menutup acara dengan lagu Arti Kehidupan dan lagu George Benson, yang saya lupa judulnya. Kelihatannya semua penonton terpuaskan oleh penampilan para musisi jazz yang luar biasa. Lagu maupun instrumental yang tampil mulai dari era tahun 70-an sampai era sekarang. Lucunya, memang penonton Friday Jazz Nite tadi malam terdiri dari segala usia. Dari penonton ABG, penonton ABG alias angkatan babe gue, penonton keluarga muda dengan anak yang masih menyusu botol, sampai penonton dengan anak yang sudah menjelang ABG seperti saya. Buat saya , tontonan gratis  ala Friday Jazz Nite lumayan menghibur. Hanya dengan modal  tiket masuk Ancol seharga Rp 15.000, dan berbekal camilan dan sebotol air, saya dapat menikmati malam luar biasa. Tetapi Mungkin lain kali,saya akan membawa bantal duduk, untuk mengurangi penatnya duduk di lantai yang keras. Jangan lupa, jadwal Friday Jazz Nite dapat dilihat di http://ancolcom.blogspot.com/ atau di edisi Jumat koran Seputar Indonesia, sponsor resmi acara ini. Sampai ketemu di acara Friday Jazz Nite berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun