“Akh Pram …, ini Ukhti Nasution Amaliayatul mumtaz.” Sambil berdegup kencang, kuberanikan diri untuk melihat sekilas wajahnya, kayanya kena. Tapi dmana…,dimana…, hmmm.
“Ustad ana sudah pernah bertemu beliau di lampu merah.” Tiba-tiba Pram mengeluarkan suaranya.
Ha…, iya …, iya... !. Dia yang nolongku di lampu merah,ko bisa adiknya bu Putri.Terus aja pertanyaan teh bergentanyangan. Ya Allah…, inikah jodohku?, sambil berdesah gumpalan doaku dalam bait pujian pada-Nya. Ma syaa Allah, firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat 186 Itu membuatku terngiang kembali dan meneteskan bulir-bulir cinta dimataku. Allah kabulkan doaku, Allah dengar harapanku.
*****
Kini lampu merah adalah hal yang selalu dinantikan olehku, dan olehnya. Allah menyatukan cinta dalam bingkai kalam-kalam-Nya.Merah berani membuat cinta kami bersemi, Dan dalam One day One Juz selalu kami dawamkan untuk mendewasakan rasa sampai cinta berbuah syurga.
“Sayang….”
“Hmmm….”
“Sekali-kali aku mau lampunya merah terus, boleh.”
“Kenapa?”
“Agar kamu bisa memelukku lama-lama.”
“Aishhh………………..” , malu aku tapi kucubit pingganganya dan iapun tak tahan menahan gel, hingga ia minta ampun.