SALAH JATUH CINTA
(Rangkaian Cerpen Menuju OPQ)
Introper, suka ngelucu, sensitif,ngeblass. Hmm... Handsome, manis senyumnya melebihi gula kali ya. Setiap tatapannya adalah denyut nadi bagiku, tiap katanya adalah salju di gersangnya hatiku, tiap langkahnya adalah nurani bagiku. Aku tak pernah menumbuhkan asa,tapi cinta subur sendiri, hingga tegak,tinggi dan menjulang. Aku tak pernah bilang sayang karena jarang berpandang,tapi entahlah dia selalu datang.
"Ade, lagi apa?" sedikit teriak di daun telingaku yang renyah.
"Eh kakak, dari tadi?"
" Ya, iyalah de, kenapa senyum-senyum sendiri?"
" Ah kakak, ga apa-aa lagi."
"Jangan bohong sama kakak, kakak tahu kok kamu pasti lagi....!"
"Ssssst..., jangan berisik kak, nanti abang denger ..."
"Ayo cerita suka sama siapa?, pasti abang tingkat ya? gimana orangnya handsome, sholeh?...de...el..el..."
Ka Fathia..., ka Fathia nih ada- ada aja, nanya ko segerobak, sekalian aja se mobil. Lucu memang kakaku ni, kalau udah penasaran. Aku bilangpun kakak pasti ga tahu, biaralah helaian jantung ini bersemayam di biliknya sendiri.
"Kak, boleh ga sih kita suka sama seseorang?"
"Boleh aja, asal jangan berlebihan, sebatas suka aja!"
Tuh kan kak Fathia mulai deh, dengan jurusnya pasti nanti tuh bilang kalau cinta, nanti aja abiz nikah,pacarannya lebih berpahala.Daripada pacaran sebelum nikah,pegangan tangan, gerayangan, hamil naudzubillah. Kalau pacaran sudah nikah, banyak pahala, kalau hamil anugrah..., ya itu-itu aja yang selalu di ucapkannya. Hampir bosan sich. Aku kan mau seperti yang lain juga, biar ga dikatan Kudate(kurang up date) atau Kuper(kurang pergaulan), teman-teman selalu mengatakan hidup ini indah jangan lewatkan masa muda.Come on! jangan kolot kalau berfikir katanya, saat aku bilang malas keluar malam. Tapi lagi-lagi aku memang tak bisa menahan cinta ini,menahan sayang ini,dengan sejuta ketakutan yang ada, takut dia diambil orang dan sterusnyalah.Pusing memang hidup di lingkungan yang agamis. Kak Fathia aja dulu di jodohkan sama bang Azis, sempat heran juga kapan mereka jalan dan jadian tahu-tahu nikah aja. Aku ga mau seperti kakak, aku mau kaya yang lain..., mau kaya yang lain..., merasakan cinta dan merasakan bagaimana naik motor gede bersama dengannya ya dengannya.
****
Birunya langit cinta menghampar di hatiku, sebirunya cintaku padanya, meski tak tahu apa jawabnya.
"Muzi, lo tahu ga, Abang Dika nanti malam, mau jadi host di acara Penggalangan Dana amal Untuk Olimpiade Pecinta Qur’an (OPQ) di Graha Biru Central !," ucap si Gozi yang menyelinapkan bibir mungilnya di daun telingaku. Jangan parno dulu ya Gozi itu cewek.
"Loh bukannya acara Amal untuk OPQ yang gerakkan donasi 20ribu selama 3 bulan masing-masing sampe November itu udah ya Gozi?, kan kemaren terakhir panitia bilang kalau engga ada acara lagi di DPA tinggal persiapan menuju ke Bekasi aja dan kalau mau infaq tinggal transfer aja ke rekening Bank Muamalat dengan No. Rek 1210078390 Atas nama komunitas One Day One Juz, kok ada acara lagi sih?”
“Hehe..., sorry dowry storowberry bebep sayang iya udah, tapi entar malam emang ada acara ko di Graha, acara untuk kita yang muda yang punya karya plus penggalangan dana amal untuk yang tak mampu di kota kita, gue aja mau datang, lo juga dunk, please...!!!. Ya siapa tahu aja lo mau kesana, secara nich semua kawan kita mau kesana. Ayolah bep, demi Abang Dika yang ganteng itu, lo mau nggak?"
Acara amal, amal apaan, penggalangan dana. Aih tapi Kerenkan, tuh kan cowok itu soialis banget. Pengen datang tapi apa kak Fathia mengizinkannya, apakah bang Aziz Mengizinkan kalau aku keluar malam dan pulang malam. Uhhh...gimana ya.
"Woii....ni anak,ditanya malah melongo lagi!. lo ikut ngga?"
"Ngga, zi. Tahukan alasannya...?"
"Paling lo ngga diizinkan sama ....."
Begitulah terulang seribu tanya-tanya yang mengulang hari,tak mampu untuk merubah jangka dalam pijakan jarak,selalu tertolak dan mengalah.
"Sekali-kali lo tuh harus keluar malam,lagian inikah bukan acara pesta .kita menghadiri acara amal, pasti lo diizinkan."
Aku meninggalkannya dengan wajah penuh tanya, hidup bagaikan di sangkar batu, terkungkung dalam empedu. Apa benar yang dikatakan si Gozi, baiknya aku keluar malam, pengen juga sekali-kali keluar malam, apalagi Abang Dika juga ada disana. Pokoknya malam ini aku harus keluar titik. Perlawanan bathinku berkecamuk diantara hambarnya asa. Senja menutupkan ribuan ceritanya dan kembali keperaduannya mengadukan kata menjadi bahasa dalam cerita dan malampun tiba. Bergetar hati ini untuk mElangkah antara iya dan tidak. Kabut malam yang buram, selalu menghantam aliran otakku untuk terus mencari dan mencari onak dan duri yang terselip di aliran darahku. Lelah sendiri dalam fikiran sendiri. Tok...tokk... pintuku diketuk.
"Muzi...Muzi....," panggilan kakaku."
"Iya kak!" sambil membuka pintu.
"Kak Fathia sama Abang Aziz mau keundangan, pulangnya agak malam. Kamu dirumah ya sayang....!" Tuhkan Allah baik banget.
"Kamu ngga kemana-mana kan Muzi ?"sela bang Aziz.
"Ng...ngg...nggak bang.Baiklah kak,kakak sama abang hati-hati ya?"
Deru motor melaju dengan kerasnya, dan disitulah kuyakin bahwa aku akan pergi malam ini, menghadiri acara amal,,sebenarnya hanya ingin melihat Abang Dika aja. Dengan keraguan yang ada akhirnya kuberanikan juga untuk keluar, dengan jaket yang tebal, kerudung biru, baju biru dan rok biru juga serta sepatu karet. Kulayangkan hati ini menujunya. Abang Dika Aku datang.
****
Deru hati gelisah, serasa bersalah tapi entah kenapa aku berani-beraninya, keluar rumah tanpa izin kakak sama abang. Ah biarinlah sekali ini, sekali ya. Alhamdulillah Graha Biru Central masih sama kaya dua minggu lalu, he..., he....
Ko pada sepi, pada kemana, kata si Gozi di Graha Biru Central..., ko ngga ada orang. Apa si Gozi ngerjain aku. Astagfirullah..., gimana ini. Kulirik jam tangan mungil di lenganku pukul 22.30 wib . Sudah malam.
"Kok, masih disini dek?"
"Bang...Di...ka!," Ingin rasanya kuberlari dan memeluknya, bersandar di dada bidangnya,tapi aku malu dengan jilbabku. Masa gadis berjilbab malam-malam peluk-pelukkan. Apa kata dunia.
"Katanya tadi Bang dika jadi host ya?"
"Host dimana?, Ngga kok. Saya sengaja memang bilang sama si Ghozi. Biar kamu datang kesini. Abang ingin tahu kamu benar-benar tidak sayang sama abang"
Hah!!!!, sayang..., siapa pula yang sudah bilang.
"Gini dech abang tahu, kamu suka sama abang kan!, sebenarnya abang juga..." ,tiba-tiba tangannya yang lembut mengamit lenganku, dan berdesirlah nadiku. Begini kali ya orang yang pacaran. Hmm....
"Eh, abang nih apa-apaan!, ga usah pegang-pegang segala."
"Ah sudahlah jangan munafik, kalau kamu suka sama abang, kamu harus buktikanlah...!, come on honey!, ga ada siapa-siapa disini hanya kita berdua. Ayolah...!!!”
Tiba-tiba Bang dika menarik jaketku dan ..., astagfirullah..., PLAKK...!...PLAKKK...PLAKKK...!, Seseorang menampar dan menyeretnya.Terlihat samar seperti bang Aziz.
"Muzi, kamu ga apa-apa, Muzi kamu ga apa-apa?, bangun Muzi, bangun...!”
Suara kak Fathia terdengar jauh dan jauh sekali....
"Muzi, Muzi bangun sudah adzan subuh, ayo kita sholat subuh."
"Astagfirullah...naudzubillah, Audzubillahiminasyaitonirrazim..."
Ternyata hanya mimpi, Ya Allah jagalah hatiku ini, jangan biarkan berlabuh kepada yang salah. Maafkan atas kesilafan hamba ya Allah. Terimakasih telah memberikanku kakak dan abang yang baik untukku.
"Oke, kak siap..., laksanakan... !!!"
THE END
Salam Cinta Satu Juz
-SCSJ-
@dewiSuryati1
Tulisan ini untuk para pembaca yang keren, untuk yang suka maksa-maksa saya agar selalu menulis. Untuk my husband, untuk HPD OPQ, Untuk agen OPQ, Tim Kreatif dan DesignOPQ, Agen-agen OPQ, untuk crew PSDM, Div TA, untuk kormin-kormin, admin-admin terutama peserta UA Batch 10 Akhwat, dan all odojer dimana saja berada. Mohon maaf jika ada kesamaan nama
Keterangan:
Pict from: Google
cERPEN NI DULU PERNAH ADA JUGA DI SINI DENGAN JUDUL YANG SAMA, YANG INI ADA SEDIKIT EDITAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H