Orang pikir, fungsi kemenyan hanyalah sebagai alat klenik. Dipakai untuk ritual-ritual mistis para dukun yang menyembah berhala. Melengkapi sesajen dan musyrik hukumnya.
Orang juga berpikir, bahwa manfaat kemenyan identik dengan prosesi pemanggilan arwah. Untuk mendatangkan makhluk gaib dengan aromanya yang khas. Sehingga para lelembut dan setan dari segala golongan pun lekas berdatangan.
Padahal bukan seperti itu.
Apa Fungsi Kemenyan Sebenarnya?
Tidak salah jika Anda merasa risih dan antipati terhadap kemenyan. Apalah mau dikata, lha wong memang masyarakat sudah terlanjur dicekoki media. Hampir semua film horor menunjukkan bahwa seakan-akan kemenyan itu barangnya paranormal. Dibakar diatas bara api untuk mendatangkan jin dan setan.
Lama-kelamaan opini pun terbentuk. Belum apa-apa, kalau sudah menyebut nama kemenyan pikiran orang langsung buruk. Pasti syirik, pasti angker dan keramat. Padahal kemenyan sudah ada jauh sebelum manusia bisa dibodohi media.
Mereka yang berpikiran terbuka (atau setidaknya yang lebih bisa menghargai nilai tradisional) biasa menggunakan kemenyan semata-mata sebagai wewangian aromaterapi. Misalnya dibakar ketika hendak melaksanakan sholat tarawih, dengan tujuan agar memberikan aroma khas yang memicu kekhusyukan beribadah.
Kemenyan juga dibakar ketika menggelar hajat pernikahan maupun pertemuan keagamaan dan selamatan. Wangi kristal kemenyan, sekalipun kadang terasa menyengat, sebenarnya sangat bagus untuk menenangkan pikiran. Agar fokus pada apa yang sedang menjadi hajat banyak orang. Bukan sekedar berkumpul-kumpul saja tapi pikirannya melayang kemana-mana.
Lalu, Apa Sesungguhnya Kemenyan Itu?
Ratusan tahun lalu, kemenyan mulai dipanen dari getah damar atau gaharu. Pada masanya kemenyan sempat menjadi komoditas perdagangan berharga tinggi. Terutama di Jalur Sutra. Konon katanya, di sepanjang jalur yang membentang antara Cina dan Turki tersebut, harga kemenyan sempat lebih mahal dibandingkan emas dan permata.
Para pedagang rela memboyong kemenyan dari jauh demi memenuhi permintaan tinggi dari kaum bangsawan. Juga para saudagar-saudagar kaya dan pemuka agama. Kalau di Mesir, kemenyan impor asal Yaman dijadikan salah satu bahan balsam mumi. Sedangkan di Yerusalem, kemenyan dibakar sebagai wewangian untuk menghantarkan doa-doa.
Di Arab kala itu, kemenyan dipakai untuk mengharumkan rumah-rumah. Sedangkan di Asia Selatan dan Timur, kemenyan lebih banyak dipakai di kuil-kuil sebagai sarana pelengkap ibadah.
Jadi sesungguhnya fungsi kemenyan tidaklah melekat pada satu sekte saja. Atau satu keyakinan saja. Kemenyan adalah moyangnya aroma natural tanpa alkohol. Maklum, di jaman dulu kan jelas tidak ada Britney Spears atau Jennifer Lopez yang sibuk menjajakan parfum mahal.
Jenis kemenyan juga tidak hanya itu-itu saja. Tidak sekedar berbentuk bongkahan kristal resin berwarna gelap. Ada kemenyan yang dibentuk menyerupai cengkeh, asalnya dari negara-negara teluk seperti Arab dan Emirat. Ada juga yang berbentuk serbuk dan stik.
Beberapa Manfaat Kemenyan
Kemenyan mengandung saponin, olibanol, materi resin, terpenes, flavonoida dan polifenol. Kandungan-kandungan tersebut membuat para ilmuwan mulai melirik kemenyan sebagai bahan yang berpotensi menghentikan penyebaran kanker.
Ibnu Sina di abad kesepuluh juga merekomendasikan kemenyan sebagai obat tumor, bisul, muntah, disentri dan juga demam. Sedangkan pengobat tradisional Cina menggunakan kemenyan untuk meredakan masalah kulit dan pencernaan. Kalau di India, secara tradisional kemenyan dipakai juga untuk membantu pengobatan arthritis.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kemenyan bisa dipadukan dengan materi tanaman lain untuk meningkatkan kesehatan jantung. Serta mengatasi sakit tenggorokan dan meredakan luka bakar. Bahkan membantu menurunkan kadar kolesterol juga.
Diluar manfaat pengobatan, kemenyan juga dimanfaatkan sebagai bumbu rokok dan aroma terapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H