Asmaragama mungkin merupakan istilah yang cukup asing. Tetapi bila Anda lumayan mengakrabi budaya Jawa, pasti sudah pernah mendengar tentang ajaran seks para raja ini.
Apa itu Asmaragama?
Istilah Asmaragama terbentuk dari dua kata, yaitu Asmara yang berarti cinta dan Gama yang berarti ajaran. Dengan demikian, makna istilah Asmaragama adalah ajaran percintaan para leluhur Jawa. Ajaran ini menitikberatkan pada enam titik, yaitu:
- Asmara Nala
- Asmara Tura
- Asmara Turida
- Asmara Dana
- Asmara Tantra, dan
- Asmara Gama
Asmara Nala
Atau disebut juga Sengseming Nala, artinya kedua insan yang bercinta haruslah dilandasi cinta kasih dari lubuk hati. Seks bukan sekedar aktivitas untuk menyalurkan hasrat birahi, tetapi juga urusan perpaduan dua hati. Makin dalam cintanya maka makin dalam pula kenikmatan yang diperoleh.
Ketika sepasang mata Adam bertemu tatap dengan sepasang mata Hawa, muncullah getaran perasaan yang tidak dapat dikendalikan. Getaran ini memunculkan rasa gelisah yang indah sebagai benih cinta yang bersemi.
Asmara Tura
Ini yang disebut juga Sengseming Pandulu. Semua tampak indah manakala cinta sudah berbicara. Lawan main Anda bisa jadi biasa saja, tetapi di mata Anda tampak seperti makhluk terindah di dunia.
Arti bahasa dari istilah Sengseming Pandulu adalah kebahagiaan pandangan.
Asmara Turida
Istilah lainnya yaitu Sengseming Pamirengan. Kedua insan yang bercinta akan semakin larut manakala ada senda gurau yang mesra dan merangsang telinga. Termasuk merdunya suara dan syahdunya desahan napas.
Asmara Dana
Sengseming Pocapan adalah nama lainnya. Syair dan kata-kata indah kerap dilontarkan oleh mereka yang sedang kasmaran. Rayuan umumnya merupakan bakat seorang lelaki. Sedangkan bagi seorang wanita yang sudah jatuh hati, dengan rayuan itu ia rela menyerahkan jiwa raga.
Asmara Tantra
Atau disebut juga Sengseming Pangarasan. Istilah ini merujuk pada aktivitas ciuman, yang merupakan mantik birahi paling dahsyat. Mereka yang terlena akan cinta tidak akan lupa pada ciuman, di bagian tubuh manapun itu.
Asmara Gama
Istilah lainnya adalah Sengseming Salulut. Puncaknya percintaan adalah salulut, atau masuknya alat kelamin lelaki ke dalam kelamin perempuan. Empat sifat yang harus dipenuhi alat kelamin lelaki dalam aktivitas ini adalah besar, panjang, keras dan hangat. Sedangkan alat kelamin perempuan yang paling mampu memberikan kenikmatan adalah yang hangat, empuk dan menyerah.
Seperangkat ajaran seks Jawa Kuno ini menekankan bahwa unsur lelaki adalah sebagai upaya mencapai kebenaran yang agung. Sedangkan unsur wanita merupakan kemahiran yang membebaskan (prajna). Persenggamaan pada dasarnya merupakan bakti seorang istri terhadap suami, sekaligus kewajiban suami terhadap istri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H