Mohon tunggu...
dewi sulistyoningrum
dewi sulistyoningrum Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Suka menulis sejak di bangku SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   02:31 Diperbarui: 16 Februari 2024   02:35 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui modul ini saya menjadi paham bagaimana harus menghadapi dan mengambil keputusan dalam kasus-kasus terkait dilema etika dan bujukan moral. Saya memahami bahwa dalam menghadapi kasus dilema etika kita dihadapkan pada 4 paradigma pengambilan keputusan yang meliputi individu lawan masyarakat, rasa kasihan lawan keadilan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka panjang lawan jangka pendek. Adapun prinsip pengambilan keputusan meliputi berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Kemudian langkah-langkah dalam pengambilan keputusan meliputi mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi, menetukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, serta membuat keputusan lalu merefleksikan.

Pengalaman saya dalam penerapan pengambilan putusan sebelum mempelajari modul ini adalah terkait dengan pengambilan keputusan kepada murid untuk membuat kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas ini dibentuk secara bersama-sama untuk ditaati semua siswa. Namun kenyataanya ada murid yang melanggar dan saya harus memutuskan untuk memberikan konsekuensi pada mereka yang melanggar. Itu adalah dilema antara kasihan dan keadilan dengan semua murid.

Modul ini memberi dampak positif bagi saya pribadi karena dengan mempelajari modul ini saya menjadi tahu cara pengambilan keputusan dilema etika yang berdasarkan pada paradigma dan prinsip pengambilan keputusan serta langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Perubahan tentu ada, awalnya saya hanya mengambil keputusan yang baiksaja, tanpa melihat dampaknya, tanpa mengetahui apakah itu untuk individu atau kelompok, apakah itu berbenturan dengan kepentingan jangka panjang atau pendeknya. Sekarang saya sadar bahawasanya ketika pengambilan putusan diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah yang baik sehingga keputusan yang dihasilkan dapat berpihak pada murid.

Ternyata topik modul ini sangat penting bagi saya sebagai individu karena dalam kehidupan ini kita sering dihadapkan berbagai permasalahan dan kita dituntut mengambil suatu keputusan yang terbaik bagi diri kita. Sebagai seorang pemimpin, topik ini juga sangat penting karena bisa menjadi pedoman saat saya harus membuat suatu keputusan yang dalam hal ini keputusan tersebut tidak hanya menyangkut diri saya pribadi, tetapi menyangkut kepentingan orang banyak.

Secara singkat keterkaitan modul yang saya pelajari ini dengan modul sebelumnya adalah sebagai berikut:

  • Keterkaitan dengan modul 1.1.: modul 3.1. sangat mendukung kemampuan guru dalam membentuk karakter murid berdasarkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mengantarkan peserta didik pada kebahagiaan dan keselamatan.
  • Keterkaitan dengan modul 1.2.: modul 3.1. tentang pengambilan keputusan akan sangat mendukung nilai dan peran guru dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
  • Keterkaitan dengan modul 1.3.: modul 3.1 Memberikan pemahaman dalam kaitanya membuat visi dan prakarsa perubahan sebagai guru penggerak.
  • Keterkaitan dengan modul 1.4.: saat mengambil keputusan, seorang pemimpin harus memperhatikan atau menghadirkan budaya positif serta nilai kebajikan yang terkandung dalam proses dan hasil akhir keputusannya.
  • Keterkaitan dengan modul 2.1.: seorang guru harus bisa mengambil keputusan yang terbaik dalam menyusun pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Salah satunya adalah saat memutuskan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
  • Keterkaitan dengan modul 2.2.: saat mengambil keputusan, pemimpin pembelajaran harus mempunyai kesadaran penuh dan memainkan sosial emosional akan setiap keputusannya.
  • Keterkaitan dengan modul 2.3.: modul 2.3. membahas topik tentang coaching. Teknik coaching bisa digunakan seorang pemimpin dalam membuat sebuah keputusan dengan menggali potensi dari coachee terlebih dahulu. Sehingga coach dapat menyimpulkan dan memutuskan akan permasalahan yang dialami coochee, begitupu coachee dapat mengambil sikap akan ide-ide atau jalan keluar permasalahan. Dengan penerapan coaching ini diharapkan coachee dapat menerima keputusan dengan senang hati dan melakukan tanpa paksaan karena solusi muncul dari dalam dirinya sendiri.

Pendidikan tak ubahnya seperti Kawah Candradimuka, yang telah mengubah jabang bayi Tetuka menjadi seorang kesatria perkasa berjuluk otot kawat balung wesi. Dari kawah itu lah Gatotkaca menjelma menjadi kesatria dengan beragam senjata. Idealnya, lembaga pendidikan bernama sekolah juga menjadi tempat yang membekali para siswa dengan beragam senjata. Senjata berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak. Zaman telah berubah, anak-anak generasi Z dengan segala potensinya berkembang dengan peralatan serba canggih. Di sinilah, sekolah sebagai institusi moral berperan sebagai tempat persemaian benih-benih. Jadi apapun keputusan yang kita ambil bertujuan untuk membuat benih-benih yang sudah ada dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Sebagai pemimpin pembelajaran dapat menjadi fasilitator, motivator, supaya anak-anak dapat menuju kebahagiaan, kemandirian dan kesejahteraan. Pemimpin pembelajaran dapat membawa anak Indonesia mencapai kemerdekaan belajar dan menjadikan mereka manusia-manusia merdeka yang sanggup berdiri di atas kaki sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun