Mohon tunggu...
Dewi Sulfiana
Dewi Sulfiana Mohon Tunggu... -

just an ordinary girl..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

`Pendidikan`Sekolah Dasar di Papua

23 November 2013   07:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:47 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah Hidup (education is life) atau segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidupserta, segala sesuatu yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan sosial. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan dan pendidikan juga berlangsung dalam lingkungan yang khusus seperti : berlangsung di dalam kelas dan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu masa kanak-kanak dan remaja.

Sekolah merupakan tempat belajaratau wahana untuk belajar. dimana terdiri dari murid atau siswa dan guru. Sekolah dasar yaitu, jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia.Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan di papua berkembang sudah sangat cepat dan berkualitas, terlebih lagi Sekolah dasardi papua, sudah teramat banyak. Sehingga banyak orang-orang papua tidak bingunk dan susah untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya atau bisa dibilang tidak susah lagi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dikarenakan sekarang sudah begitu banyak sekolah Dasar yang dibangun di papua, lebih khususnya lagi di kota saya Sorong.

Pendidikan Sekolah Dasar di papua sudah tidak ketinggalan lagi dengan sekolah Dasar di kota-kota lain. Sekolah Dasar di papua sekarang sudah banyak mempunyai kualitas dan keunggulan yang bagus-bagus. Sehingga di antara kabupaten dan provinsi saja sudah mempunyai lawan sekolah yang banyak.

Saya mengambil Contoh dari sekolah dasar SD Inpres 2 Sorong yang sekarang tempat saya ngajar. Sekolah Dasar yang bertempat di papua Ini mempunyai fasilitas yang Baik dan bisa dibilang lengkap fasilitasnya. Mengapa saya berkata demikian, karena Sekolah dasar di Papua ini telah terAkreditasi dengan nilai sangat memuaskan yaitu “A”. Bukan hanya di sekolah Dasar ini saja yang terAkreditasi nilai “A”. sudah ada beberapa sekolah yang lain juga yang ter akreditasi dengan nilai yang memuaskan di papua.

Pendidikan Sekolah dasar Di Papua sudah sangat meningkat kualitas siswa-Nya serta fasilitas sekolahnya sudah mendekati perfect. Karena, setiap pendidikan Sekolah Dasar di Papua terutama di kota sorong ini, saling bersaing dalam mewujudkan Pendidikan yang berkualitas untuk siswa-siswinya.

Dahulu orang-orang papua mendapatkan pendidikan hanya pada Orang tua mereka masing-masing, tapi sekarang orang-orang papua bisa mendapatkan pendidikan lebih meluas lagi dengan cara bersekolah. Orang-orang papua sekarang sudah tidak seperti orang-orang papua dahulu yang selalu menutupi diri dari suku lain (pendatang). Mereka tidak mau menerima ilmu atau mendapatkan ilmu dari pendatang. Dan sekarang malah sebaliknya, orang-orang atau suku pendatang sudah banyak menjadi guru (PNS) di papua.

Bagaimana mungkin sebuah kurikulum berhasil dan dapat mewujudkan peningkatan mutu dan kwalitas pendidikan dan pendidik profesionalyang berhasil, kalau toh kurikulum itu tidak menjiwai seorang guru. Misalnya, ketika secara konseptual kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) diterapkan dengan harapan meningkatkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional. Dalam penerapan CBSA itu guru menjadi kambing hitam kegagalan kurikulum tersebut. Sementara itu, banyak pihak menilai kurang adanya sosialisasi mengakibatkan penerjemahan yang kurang baik di lapangan oleh praktisi dilapangan (guru). Persoalan pendidikan di Papua tidak hanya itu, kebanyakan guru (tamatan tahun 70-an) sampai saat ini sulit melepaskan diri dari model pembelajaran yang mereka terima dari guru mereka di bangku Sekolah Guru Bawahan (SGB) dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

Dalam peningkatan mutu pendidikan di SD (Sekolah Dasar), perlu adanya penyempurnaan dalam pendidikan. Dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini, yaitu kurikulum 2013. Saya sangat berharap dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memenuhi kebutuhansiswa-siswi di papua, serta keadaan sekolah dan masyarakat di papua.

Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan / materi pelajaran / pengajaran serta cara yang dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan, isi dan bahan pelajaran. Sedangkan hal yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Mengingat kurikulum yang baru digunakan ini adalah kurikulum 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia industry sebagai manusia agamais. Agar memiliki kemampuan yang hidup sebagai pribadi dan Warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, motivatif, afektif serta berkontribusi dan berinteraksi dengan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta mampu beradaptasi dengan peradaban dunia.

Selain itu pendidik diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecermelanganakademik melalui pendisiplinan. Membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik melalui kemajuan intelektual, kemajuan berkomunikasi, sikap social, kepedulian dan partisipasi Penyempurnaan kurikulum di papua dari kurikulum 2006 menjadi kurikulum tahun 2013di sebabkan karena :

1.Bila pada pelaksanaan kurikulum sebelumya sampai kurikulum 2006, proses pembelajaran lebih banyak berpusat Pada guru .Sedangkan pada pembelajarankurikulum 2013 proses pembelajaran berpusat pada siswa atau peserta didik .

2.Pola pembelajaranya yang tadinya hanya satu arah(Interaktif antara guru – peserta didik) sekarang harus menjadi interaktif antara guru peserta didik- masyarakat , lingkungan alam, dan media lain.

3.Pola pelajar mandiri menjadi pembelajaran kelompok sehingga tercipta pasif menjadi aktif

Untuk tahun pertama ini(2013/2014) yang harus melaksanakan kurikulumini baru di ujicobakanpada kelasI dan IV. Selain itu perlu kami informasikan bahwa untuk Daerah Papua Khususnya Kota Sorong baru 6 (enam) Sekolah Dasar yang menguji cobakan kurikulum yaitu :

1.SD Inpres 2 Klawasi

2.SD Inpres 113 Klademak

3.SD YIPK Kristus Raja 1 Rufei

4.SD Negri 2 Remu

5.SD Inpres 50

6.SD Muhammad Diyah

GAMBARAN ELEMEN PERUBAHAN DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TAHUN 2013 DI PAPUA

NO

KURIKULUM LAMA (2006)

KURIKULUM BARU (2013)

1

-Faktual,pembelajaran berpusat pada guru

-Guru mengajar

-Pembelajaran berpusat pada siswa/ peserta didik.

-Memperhatikan siswa berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi

-Guru menjadi fasilitator

2

-Factual, pembelajaran satu arah

-Guru mengajari siswa

-Pembelajaran interaktif

-Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, sains, kontekstual yang terencan.

3

-Penerapan pembelajaran menggunakan modal isolasi.

-Guru berpedoman pada buku pengajaran

-Pembelajaran konteks terjaring (lintas terpadu) dari mana saja

4

-Modal pembelajaran siswa pasif

-Siswa mendengarkan informasi dari guru

-Guru memfasilitasi siswa agar aktif dalam cara merumuskan berbagai pertanyaan yang ingin mereka cari jawabanya

Di harapkan pada akhirnya nanti setelah uji coba pelaksanaankurikulum 2013 ini di SD (sekolah dasar)Papua Distrik Sorong Barat Pemerintah Kota Sorong, akan ada dan bahkan terjadi perubahan pola pikir dan strategi dari kurikulum lama (2006) ke kurikulum baru (2013) yangmeliputi :

1.SKL (Standar Kompetensi Lulusan)

2.KI (Kopetensi Inti)

3.KD (Kompetensi Dasar) , dengan berbagai pendekatan dan strategi inplementasikurikulu 2013

4.Dapat tersusunya analisis materi ajar

5.Tersusunya rancangan modal pembelajaran sesuai jenjangdan tingkat pendidikanpeserta didik

6.Tersusunya perangkat implementasi pengelolaan pembelajaran tematik integratif.

Keterpurukan mutu dan kualitas dan kuantitas pendidikan di Papua yang tak pernah terselesaikan ini tidak terlepas dari mutu tenaga pengajar yang ada. Selain itu, persoalan geografis, fasilitas, kesejahteraan guru, kesesuaikan kurikulum dengan budaya dan lingkungan hidup Papua, penanganan yang kurang mapang atau kurang becus dari pemerintah dan keseriusan pemerintah daerah dan banyak persoalan lainya menjadi masalah klasik yang tak pernah terselesaikan.

Secara khusus kompetensi (Mutu dan Profesionalisme) seorang guru di tanah Papua sungguh juga menjadi suatu factor utama ketertinggalan pendidikan. Selama ini, pihak-pihak yang peduli dengan pendidikan Papua masih berpikir fasilitas dan tenaga pendidik. Perhatian dan peningkatan kompetensi tenaga pengajar masih belum begitu terlihat. Sebenarnya, tenaga pengajar harus memahami bagaimana merencanakan pembelajaran (model, metode, dan media, Infotaiment), proses pembelajaran dan sampai pada tahap evaluasi adalah hal yang perlu dilakukan seorang guru (pengajar). Karena memang berbicara mengenai peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di tanah Papua tidak terlepas dari kompetensi tenaga pengajar. Penanganan pendidikan yang bagus dari pemerintah, fasilitas yang memadai, kesejahteraan guru cukup, serta kurikulum yang berbasis budaya dan lingkungan Papua, nampaknya belum cukup menjawab persoalan mutu dan profesionalisme pendidikan di Papua. Sebenarnya, persoalan utama keterpurukan pendidikan di tanah Papua tidak terlepas dari profesionalisme tenaga pengajar.

Untuk itu, peningkatan kompetensi mutu dan profesionalisme tenaga pengajar merupakan satu aspek penting yang harus juga mendapat bagian dalam penanganan pendidikan di tanah Papua.

Saya pun sangat berterimaksih dengan pemerintah, karena adanaya BOS (Bantuan operasional Sekolah) di papua ini, Orang-orang papua yang tidak mampu atau mempunyai latar belakang ekonomi yang kurang bagus, bisa dapat bersekolah danm mendapatkan ilmu pendidikan dengan sebagaimana mestinya.

*Sampai sini saja penjelasan saya tentang Pendidikan Sekolah Dasar di Papua. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya…. :D

Profil Singkat Penulis

Dewi Sulfiana, lahir pada tanggal 08 desember 1992 di Sorong, Papua Barat. Orang tuanya berasal dari Bugis . Ayahnya dari Bgis Maros, sedangkan ibunya berasal dari Bugis Bone. Kedua orang tuanya bertransmigrasi dari Makassar ke Papua sejak tahun 1950. Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi ditempuh di tanah kelahirannya. Saat ini sedang menempuh kuliah SI semester VII di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah Sorong, Papua Barat.

Banyak kegiatan yang telah digeluti, mulai dari kegiatan di dalam sekolah dan kampus hingga kegiatan di luar sekolah dan kampus, beberapa diantaranya yakni mengikuti kegiatan PMR dan PRAMUKA sewaktu SMP. sosialisasi UUD 1945 dan TAP MPR RI dan Drumband sewaktu SMA, kemudian mengikuti beberapa kegiatan dikampus, seperti SENAT, BEM, dan Sosialisasi lainnya. Ia juga pernah terlibat menjadi pelatih dancer sewaktu SMA.

Di sela-sela kesibukan kuliah dan kegiatan mengajarnya, ia juga aktif dalam organisasi lain, seperti HMI (himpunam mahasiswa Islam) dan IKAMI(ikatan mahasiswa sulawesi selatan). Menari, menyanyi dan bermain musik adalah hobinya sejak kecil. Ia juga suka berolahraga, terutama badminton. Ia sangat tertarik untuk belajar bahasa korea dan bercita-cita untuk bisa pergi dan kuliah di luar negeri.

Motto hidupnya adalah “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”.

Email penulis ewie_bhenk@yahoo.com atau dewibgd@ymail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun