Buat Anda Para Cowo dan cewe yang suka dengan fashion, nama-nama tas bermerek seperti Hermes, Mk , Gucci dan lain-lain, pasti tak asing lagi kan bagi kalian !!. Namun Tahukah Anda ,Di Negara kita Indonessiajuga mempunyai sebuah tas Cuco’ dan Unik yang keindahan serta Kualitasnya tak kalah dengan tas-tas luar Negeri yang bermerek tersebut. Uniknya lagi tas ini dibuat oleh orang papua Asli. :D
Apabila Anda ada plan untuk berlibur Ke kota kami papua, atau memiliki teman yang sedang berkunjung ke bumi KAYA kami, Cendrawasih ini maka oleh-oleh yang bisa saya rekomendasikan kepada anda adalah Noken. Tas tradisional yang dibuat oleh perempuan-perempuan Papua dulunya dipakai untuk mengangkut hasil bumi berupa ubi jalar dan sayur-sayuran dari kebun ke rumah. Sekarang noken dibuat dalam berbagai ukuran sehingga bisa dipakai ke kampus, ke kantor dan bahkan buat jalan-jalan bagi kalangan remaja. Saat ini noken tidak hanya terbuat dari serat anggrek atau tanaman hutan lainnya. tetapi dengan mengikuti Zaman, Noken juga terbuat dari benang sintetis yang bermacam-macam warnanya.
Noken adalah tas rajut dari kulit kayu khas Papua serta dari benang sintesis yang bermacam-macam warnanya. Rajutan ini dibuat oleh para perempuan di Papua. Biasanya noken terbuat dari kulit kayu manduam, nawa, anggrek hutan, atau genemo. Kulit kayu diolah, dikeringkan, kemudian dipintal menjadi benang. Pewarna yang digunakan adalah pewarna alam, seperti beberapa jenis buah hutan. Untuk membuat sebuah noken, perlu waktu 1-3 minggu. Cara membuat Noken yaitu, Ambil kulit kayu yang sudah diambil dari hutan,Kulit kayu ditumbuk, kemudian dilakukan proses pengawetan yaitu dengan merendam ke dalam air agar serat kayu bertambah kuat. Lalu, kulit kayu dipilin menjadi benang seperti tali kecil (string). Selanjutnya, tali kecil tersebut dianyam menjadi Noken. Saat menganyam dibentuk suatu “cincin” lalu diikat menjadi simpul mati. Di daerah saya, Noken diberi hiasan agar semakin menarik. Hiasan ini terbuat dari kulit pohon anggrek baik yang berwarna kuning emas atau pun yang berwarna hitam. Noken terbuat dari bahan alami yang ramah lingkungan. Tak hanya terbuat dari kulit kayu, Noken juga dibuat dari benang katun, bahkan ada juga dari benang wol.
Noken sebagian besar dimanfaatkan masyarakat di pedesaan atau pegunungan Papua untuk membawa hasil kebun, kayu api, atau ternak yang dipanen dari kebun untuk dijual di pasar atau sebaliknya. Pelajar dan mahasiswa juga banyak yang menggunakan Noken, berukuran kecil, untuk membawa buku dan alat tulis. Kaum bapak memanfaatkan Noken untuk membawa buah pinang, sirih, maupun tembakau ketika hendak bersosialisasi dengan teman dan kerabatnya. Sedangkan kaum ibu memfungsikan Noken sebagai gendongan bayi atau baby carrier. Seorang ibu kadang membawa dua buah Noken bahkan lebih. Saat menggendong bayi, beban tidak berada di pundak. Ujung tas Noken ditempatkan di atas kepala yang dekat bagian dahi. Yang menarik dari Noken ini adalah hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken. Membuat Noken sendiri dahulu bisa melambangkan kedewasaan si perempuan itu. Karena jika perempuan papua belum bisa membuat Noken dia tidak bisa dianggap dewasa dan itu merupakan syarat untuk menikah. Dahulu Noken dibuat karena suku Papua membutuhkan sesuatu yang dapat memindahkan barang ke tempat yang lain. Tapi sekarang para wanita di Papua sudah jarang yang bisa membuat Noken padahal itu adalah warisan budaya yang menarik.
Orang-orang Papua biasa membawa noken dengan cara yang unik, seperti gambar di samping ini, yaitu menggantungkan talinya di kepala dan membiarkan tas menggantung di punggung mereka. Untuk membawa lebih dari satu noken, mereka menggantungkannya secara bersusun, mulai yang terbesar hingga terkecil. Di tempat yang berbeda di Papua, noken juga sering punya sebutan yang berbeda. Di daerah Paniai misalnya, noken disebut agiya. Di daerah Sentani, disebut holoboi. Ada juga noken besar yang hanya dipakai oleh kaum bangsawan, yang disebut wesanggen. Ada sekitar 250 suku di Papua, masing-masing mempunyai kekhasan untuk noken mereka. Yang jelas, noken melambangkan kesuburan, serta persatuan, kesatuan, dan kedamaian rakyat Papua.
Sejak tanggal 4 Desember 2012, noken masuk dalam daftar UNESCO sebagai warisan budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak. Noken dari kota Kami Papua memang unik. Bisa jadi tas. Bisa jadi kenang-kenangan. Juga bisa jadi hadiah untuk orang-orang yang kamu sayangi. noken bisa ditemukan di pasar, pelabuhan, dan Bandara di kota kami. Harganya bervariasi dari Rp. 100.000 hingga 500.000 per buah, tergantung pada ukuran dan motif yang menghiasi setiap noken. Cara menganyam noken pada umumnya mirip dengan teknik crochet yang dikembangkan di Jepang dan negara-negara Eropa. Namun demikian, para perempuan Papua memiliki teknik pembuatan noken yang unik dan dikembangkan sendiri oleh mereka.Oleh karena itu noken merupakan karya asli orang Papua dan dewasa ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia di samping kain batik.
Ada BerMacam-Macam Noken Di Papua.
Noken ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ada syarat dan terapi-terapi tertentu yang harus dipatuhi pasien dan dipastikan sembuh.
Sayangnya Keberadaaan noken kini sudah tidak lagi sebanyak dahulu. dikarenakan, masyarakat lebih memilih tas yang dinilai lebih praktis. Pengrajin noken kini pun tidak banyak dan umurnya sudah pada tua bisa dibilang .
Di kota tempat saya tinggal yaitu kota Sorong Papua, Tas Noken sangat digemari termasuk saya sendiri. Waktu saya SMP,SMA, hingga saya kuliah saat ini teman-teman saya Masih Banyak yang Menggemari Tas Unik ini, dan begitu juga dengan saya masih menggemari tas ini. Bentuknya lucu, dan Elastis loh..
Bukan hanya saya dan teman-teman saya yang menggemari tas ini, semua warga papua khususnya di kota saya di sorong dan kompleks perumahan saya, hampir semua memiliki dan menggunakan tas lucu, unik ini. Dari suku, saya sendiri makasar Bugis, jawa, batak, Toraja, moi, Inawatan,Biak, Ayamaru dll.
Saya sangat senang dan bangga bisa berada di Papua, dikarenakan di Papua ini begitu banyak keaneka ragaman suku bangsa Indonesia yang saya temui. Hampir semua suku berada di papua, dan bukan itu saja yang membuat saya terkesan, saya juga bisa mempelajari berbagai macam bahasa yang unik di Papua. Serta saya bisa mengetahui betapa kaya-Nya alam kota saya ini. Bukan hanya Tas Noken saja yang unik dan menarik, masih banyak lagi kebudayaan Papua yang Unik, Indah, Lucu, gokil, sampai ke Extrim juga ada loh..
Oh ya… Orang-orang Papua khususnya Orang Moi, sangat baik loh, Suku tersebut sangat Welcome dengan suku pendatang, orang-orang Moi sangat mengutamakan kedisiplinan dan kesopanan serta sangat kekeluargaan dalam menghadapi permasalahan, sekalipun dengan Orang yang Belum dikenalnya.
Sampai sini saja penjelasan saya tentang NOKEN TAS UNIK. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya…. Pesan saya, saat liburan kelak, jalan-jalan lah ke PAPUA. . :D
BIODATA :
Nama :Dewi Sulfiana
Tempat/Tanggal Lahir:Sorong, 08 Desember 1992
Asal: Bugis
Status: Mahasiswa UMS
Hobby: Berolahraga
Email: Ewie_bhenk@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H