A. teori perkembangan kognitif piaget
   jean piaget atau lebih dikenal dengan sebutan piaget terlahir di neuchatel, yang berada di kota kecil di swiss. piaget memulai karisnya menjadi seseorang yang memiliki ahli dalam bidang biologiyang lebih difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan kerang kerang atau bisa disebut dengan mollusca. karena seringnya piaget melakukan penelitian yang berkaitan dengan sains membuatnya semakin tertarik dalam melakukan penyelidikan dalam hal pikiran dan juga pada tahap-tahap perkembangan. sehingga piaget memutuskan untuk mempelajari perkembangan anak pada tahun 1920 pada saat ia bekerja di sebuah laboratorium di paris.Â
   di dalam pendapatnya, piaget mengatakan bahwa anak sejak balita sudah memiliki sbuah kemampuan tertentu dalam menghadapi objek-objek yang berada di sekitar yang mana kemampuan tersebut masih dalam hal yang sederhana, yakni dalam bentuk kemampuan sensor motorik. ketika mereka memahami dunianya secara aktif mereka menggunakan anatara lain, sebagai berikut:
a. Â skema
   Ketika anak berusaha untuk membangun pemahaman mengenai dunia, otak berkembang menciptakan skema. Ini adalah tindakan atau representasi mental yang merorganisasikan pengetahuan.
b. asimilasi
   asimilasi merupakan sebuah konsep piaget yang menjelaskan tentang tergabungnya sebuah informasi baru yang masuk kedalam pngetahuan yang sudah ada. adapun pengertian lainnya asimilasi dapat diartikan sebagai sebuah proses kognitif yang mana seseorang akan mengintegrasikan persepsi, konsep dan pengalaman yang baru ke dalam skema ataupun pola yang ada didalam fikirannya.Â
c. akmodasiÂ
   akomodasi adalah sebuah konsep pigeat yang membahas tentang sebuah pengelompokan perilaku seseorang yang terisolasi ke tatanan sistem kognitif yng lebih tinggi dengan memiliki fungsi yang akan lebih baik lagi.Â
d. organisasiÂ
   organisasi menurut teori piaget merupakan sekelompok perilaku dan pemikiran sesorang yang sudah terisolasi ke dalam sistem yang lebih tinggi.Â
e. equilibrasiÂ
   equilibrasi merupakan sebuah mekanisme yang menjelaskan tentang bagaimana anak-anak berpindah dari satu tahap pemikiran ke tahap yang lainnya. pergeseran ini terjadi karena anak tersebut mengalami konflik kognitif dalam hal mencoba untuk memahami dunia.Â
dengan adanya kemampuan yang sudah dijelaskan diatas tersebut balita atau anak-anak akan mngeksplorasi lingkunganya dan menjadikan sebuah dasar pengetahuan yang berkaitan dunia yang akan dia dapat nantinya.Â
B. tahap-tahap plagetianÂ
   adapun beberapa tahapan dalam perkembangan kognitif antara lain, yaitu :
1. tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun)Â
   di dalam tahapan ini, bayi akan menyusun sebuah pemahaman dunia dengan cara mengoordinasikan melalui pengalaman indra (sensor) mereka dengan menggunakan gerakan otot (motor). Piaget percaya bahwa pencapaian kognitif yang penting di usia bayi adalah object permanence, yang berarti bahwa pemahaman objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat, didengar atau disentuh. Pencapaian kedua adalah realisasi bertahap, bahwa ada perbedaan atau batas antara diri dan lingkungan sekitar. Menjelang akhir periode sensorimotor, anak bisa membedakan antara dirinya dan dunia sekitarnya dan menyadari bahwa objek tetap ada dari waktu ke waktu.Â
2. tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun)
   pada tahap ini merupakan sebuah tahap pemikiran yang lebih simbiolis, akan tetapi sama sekali tidak melibatkan pemikiran operasional. tahap ini lebih dominan pada sifat egosentris dan intuitis. di dalam tahap ini terdapat dua sebat antara lain yaitu tahap fungsi simbiolis dan tahap pemikiran intuitif.Â
3. tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun)
   Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi.  Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada satu kualitas objek. Pemikiran operasional konkret dapat secara bersamaan memahami bahwa setiap batang harus lebih panjang ketimbang batang sebelumnya atau batang sesudahnya harus lebih pendek dari sebelumnya.
4. tahap operasional formal (usia 11-15 tahun)Â
   pada tahap ini mereka sudah bisa melakukan tentang sebuah pemikiran yang konkret dan dalam proses pemikirannya secara lebih dengan abstrak, idealis dan logis. tidak hanya itu saja kemampuan abstrak saja yang dimiliki, pemikir operasional formal juga memiliki sebuah kemampuan untuk dilakukannya idelisasi dan membayangkan tentang sebuah kemungkinan-kemungkinan. Konsep operasional formal juga menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan hipotesis deduktif tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.
C.Â
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H