Kapuan, Kabupaten Blora (1/02) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro berlangsung sejak 5 Januari hingga 15 Februari 2022 dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)."
Sampah plastik memiliki potensi bahaya yang besar bagi keberlangsungan hidup manusia sehingga diperlukan usaha serius dari berbagai pihak untuk mengelolanya. Namun demikian, di samping bahaya yang ditimbulkannya, sampah plastik juga memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai produk dan jasa kreatif, di antaranya adalah pengolahan sampah menjadi bahan bernilai jual di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Mahasiswa KKN Kemarin melaksanakan pembelajaran pengelolaan sampah di rumah Ibu Suwarsih, seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai petani dan Yuli yang juga merupakan seorang ibu rumah tangga namun sudah memiliki banyak hasil dari kegiatan pengolahan sampah yang berlokasi di Desa Kapuan, Kabupaten Blora.
Pengalaman ini penulis dapatkan berawal dari adanya perlombaan kreativitas dan kebersihan lingkungan se-kecamatan Cepu kemudian penulis tertarik atas keprihatinan melihat timbunan sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang sehingga mengotori lingkungan, bermodalkan kemampuan dari Youtube saya mencoba mendatangi Yuli untuk membantu mengajari bagaimana cara pembuatannya dan Suwarsih untuk berdiskusi bersama ibu-ibu dan remaja lainnya untuk menangani pengolahan kerajinan dari sampah tersebut. Kemudian kami mencoba membuat plastik-plastik bekas menjadi bahan untuk membuat bermacam-macam barang. Seperti tas, keranjang dan bunga hiasan.
Peralatan dan keperluan yang digunakan sangat sederhana dan tidak mengeluarkan uang yang cukup banyak dibandingkan dengan harga barang yang dapat kita jual, yaitu gunting untuk memotong bahan, lem, kawat, dan cat untuk menarik tampilan, sampah plastik berupa kantong plastik belanja yang berwarna-warni dan botol. Bebarapa bahan kami dapatkan dari warga sekitar yang sudah tidak digunakan. Masyarakat mendatangi kita untuk memberikan kantong plastik dan botol-botol minuman yang sudah tidak dipakai. Menurut Suwarsih dibandingkan beli dari rongsokan lebih baik pilih dari warga sebab lebih bersih, kalau dari rongsokan kadang-kadang sudah tercampur dengan barang bekas lain yang kotor dan bau sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan dan mengeringkan.
Dengan adanya inovasi pengelolaan sampah plastik dan botol bekas menjadi barang yang bernilai seni ini telah berdampak pada pengurangan penimbunan sampah plastik dan juga bisa mendatangkan rupiah di situasi pandemi seperti ini.
Menurut Yuli “biasanya kalau bunga hias saya menjual dari harga 50 ribu hingga 170 ribu tergantung tingkat kesulitan. Tinggal posting lewat facebook atau whatsapp, pembeli langsung datang ke rumah.” Rencana kedepan mahasiswa KKN Undip yang dibantu Suwarsi, Yuli, ibu-ibu rumah tangga serta remaja putus sekolah akan membuat kelompok diluar Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK. Mereka berharap agar ekonomi di Desa Kapuan bisa berkembang serta mengurangi pengangguran. Dengan misi selagi bisa menghasilkan uang dan tidak merugikan orang lain, pantang mundur untuk menyerah.
Penulis : Dewi Suci Nawangsari (Bahasa Indonesia – Fakultas Ilmu Budaya)
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Cahya Tri Purnami, , S.KM., M.Kes