Mohon tunggu...
Dewi Suciati
Dewi Suciati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

PGSD

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pembelajar Sepanjang Hayat

25 September 2024   09:10 Diperbarui: 25 September 2024   11:24 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah terbesit dan terpikir ketika menjalani proses studi 

"aku akan menyelesaikannya dengan segera, ini melelahkan".  

Namun semakin dewasa kini kita paham bahwa belajar  itu sifatnya seumur hidup atau sepanjang hayat (long life education) dalam kehidupan. Belajar adalah sebuah proses yang tak pernah berujung, karena dunia terus berubah dan berkembang.  Apa yang kita pelajari hari ini mungkin akan berbeda dengan apa yang kita pelajari esok hari. Oleh karena itu, kita harus senantiasa terbuka

Sebagai manusia, kita seringkali merasa bahwa belajar hanyalah kegiatan yang terbatas pada masa sekolah dan universitas. Namun, jika kita renungkan lebih dalam, kenyataannya kita terus belajar sepanjang hidup kita, bahkan ketika usia kita sudah semakin lanjut. Sekolah formal hanyalah satu bab kecil dalam buku kehidupan yang panjang.  Setelahnya,  peluang untuk belajar tetap terbuka lebar,  menawarkan tentang segala aspek kehidupan. 

Belajar sepanjang hayat bukan sekadar mengejar ijazah atau gelar.  Ia jauh lebih luas dan mendalam. tentang  menumbuhkan rasa haus akan pengetahuan,  keinginan untuk terus berkembang, tentang kebermanfaatan apa yang bisa kita berikan kepada sesama. dan  kesadaran bahwa  proses belajar adalah perjalanan yang berkelanjutan. tidak hanya berarti mengasah keterampilan dan pengetahuan akademik, tetapi juga mencakup pembelajaran tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan menelisik makna hidup yang lebih dalam. Setiap pengalaman yang kita alami dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga. Sejalan dengan prinsip pendidikan sepanjang hayat bahwa

"setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”.

Dimanapun kita berada kita bisa belajar begitu pula setiap orang baik ataupun buruk kita bisa belajar darinya. Kita bisa memilah apa yang bisa kita pelajari dan ambil dari seseorang. Setiap manusia, dengan segala pengalaman dan pengetahuannya, memiliki potensi untuk berbagi dan mengajarkan sesuatu yang berharga kepada orang lain.

Begitu pula Pembelajaran sepanjang hayat dalam agama bukan hanya soal menambah pengetahuan, tetapi juga soal mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya ilmu agama yang harus diamalkan, begitu juga ilmu lainnya yang kita pelajari. Setiap pengetahuan yang kita dapatkan harus diarahkan pada perbaikan diri dan lingkungan sekitar, agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun