Pernah terbesit dan terpikir ketika menjalani proses studi
"aku akan menyelesaikannya dengan segera, ini melelahkan".
Namun semakin dewasa kini kita paham bahwa belajar itu sifatnya seumur hidup atau sepanjang hayat (long life education) dalam kehidupan. Belajar adalah sebuah proses yang tak pernah berujung, karena dunia terus berubah dan berkembang. Apa yang kita pelajari hari ini mungkin akan berbeda dengan apa yang kita pelajari esok hari. Oleh karena itu, kita harus senantiasa terbuka
Sebagai manusia, kita seringkali merasa bahwa belajar hanyalah kegiatan yang terbatas pada masa sekolah dan universitas. Namun, jika kita renungkan lebih dalam, kenyataannya kita terus belajar sepanjang hidup kita, bahkan ketika usia kita sudah semakin lanjut. Sekolah formal hanyalah satu bab kecil dalam buku kehidupan yang panjang. Setelahnya, peluang untuk belajar tetap terbuka lebar, menawarkan tentang segala aspek kehidupan.
Belajar sepanjang hayat bukan sekadar mengejar ijazah atau gelar. Ia jauh lebih luas dan mendalam. tentang menumbuhkan rasa haus akan pengetahuan, keinginan untuk terus berkembang, tentang kebermanfaatan apa yang bisa kita berikan kepada sesama. dan kesadaran bahwa proses belajar adalah perjalanan yang berkelanjutan. tidak hanya berarti mengasah keterampilan dan pengetahuan akademik, tetapi juga mencakup pembelajaran tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan menelisik makna hidup yang lebih dalam. Setiap pengalaman yang kita alami dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga. Sejalan dengan prinsip pendidikan sepanjang hayat bahwa
"setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”.
Dimanapun kita berada kita bisa belajar begitu pula setiap orang baik ataupun buruk kita bisa belajar darinya. Kita bisa memilah apa yang bisa kita pelajari dan ambil dari seseorang. Setiap manusia, dengan segala pengalaman dan pengetahuannya, memiliki potensi untuk berbagi dan mengajarkan sesuatu yang berharga kepada orang lain.
Begitu pula Pembelajaran sepanjang hayat dalam agama bukan hanya soal menambah pengetahuan, tetapi juga soal mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya ilmu agama yang harus diamalkan, begitu juga ilmu lainnya yang kita pelajari. Setiap pengetahuan yang kita dapatkan harus diarahkan pada perbaikan diri dan lingkungan sekitar, agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H