Kejadian ini membuat saya merenung mendalam seorang diri. Mungkin saya dan termasuk teman-teman saya adalah orang yang minus toleransi dan literasi digital. Sehingga terjadilah konflik yang seperti ini
Berikut ini adalah beberapa pemikiran yang mendalam saya setelah beberapa hari yakni pentingnya pendidikan toleransi dan literasi digital kampus. Beberapa di bawah ini yang bisa saya sarankan kepada orang-orang berpendidikan tinggi ataupun kampus :
1. Untuk orang yang pendidikan tinggi: Belajarlah untuk menghargai pesan orang lain, belajarlah untuk terbuka menerima pendapat orang lain. Janganlah menjadi buzzer yang suka berkomentar dan langsung panas tanpa tahu duduk persoalannya. Belajarlah untuk berkomentar ramah dan tak membuat orang lain tersinggung karena meme atau ujaran ledekan yang menyingggung. Karir anda diujung tanduk jika berkomentar seenaknya.
 Jangan memblokir silahturahmi orang lain karena itu akan merugikan orang lain jika kamu berperan sebagai admin. Hargailah ia memiliki uang yang dia investasikan, sebenarnya juga menghormati tugas admin dan dosen. memutus silahturahmi berarti memutus rejeki orang. Dan bisa saja akan ada orang yang membenci watak dan sifat begitu.
2. Untuk kampus, baiknya memasang banner atau poster tentang literasi digital dikampus , berkomunikasi di medsos dan menjadi netizen yang arif. Diperlukan juga penanaman nilai toleransi dalam kampus apalagi di masa pandemi ini. Jangan justru ada satu atau beberapa orang yang merugi karena tidak mendapatkan haknya. Apalagi kepada yang diamanahkan informasi, penanaman toleransi adalah sangat perlu.
Saya menulis ini bukan untuk menjatuhkan kampus saya, namun saya ingin menshare betapa pentingnya toleransi dan literasi digital yang matang, siapapun itu baik kampus atau perorangan. Saya hanyalah mahasiswa yang memiliki latar belakang hidup yang sulit dan memang berniat sungguh-sungguh untuk berkuliah. Uang yang saya gunakan bukanlah hanya uang saya, namun saat itu adalah uang dari para tetangga saya yang datang di masa saya sakit dulu hingga saya bisa membiayai untuk bekal 2-3 semester. Dan tentu inilah amanah besar yang harus saya tuntaskan. Saya berjanji dengan uang ini akan memberikan manfaat untuk banyak orang.Â
Masalah ini saya sudah selesaikan dengan pihak kampus dan dekan. Saya hanya bilang duduk perkaranya tanpa mau memperpanjang. Â Dan saya meminta dilakukan pembinaan oleh pihak kampus untuk semua mahasiswanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H