Mohon tunggu...
Dewisri Mulyanita
Dewisri Mulyanita Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Non-fiksi dan Fiksi Lepas

Warga sipil yang senang hati dalam membagikan ilmu pengetahuan. Bermula dari suara kecil, ilmu pengetahuan akan tersampaikan dengan lantang di masa mendatang.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Cara Lukman Sardi Bercerita "Di Balik 98"

18 September 2023   19:00 Diperbarui: 18 September 2023   19:25 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan sosok bernama Lukman Sardi? Nama Lukman Sardi sangat terkenal dan familiar ditelinga pencinta film tanah air. Lukman adalah seorang aktor, produser dan sutradara. Ia telah berkontribusi dalam beragam film, dari komedi seperti Orang Kaya Baru (2019) hingga misteri seperti Paranoia (2021). Selain 2 film tersebut, Lukman juga berkontribusi dalam film yang mengangkat isu sosial, yaitu Di Balik 98.

Catatan:

Pembahasan selanjutnya berdasarkan dengan opini pribadi dan akan ada unsur spoiler film Di Balik 98. Ada baiknya, pembaca sudah menonton Di Balik 98 yang kini masih tersedia di Netflix. Terima kasih ^^

Film Di Balik 98 produksi MNC Pictures dan Affandi Abdul Rachman ini tayang perdana pada 2015. Film ini bercerita tentang kejadian sebelum, saat terjadi dan keadaan setelah kerusuhan tahun 1998 di Jakarta. Latar film ini mengangkat kejadian nyata yang terjadi di Indonesia pada 1998, yaitu Tragedi Trisakti. Kejadian tersebut menjadi kisah kelam bangsa Indonesia, tetapi Di Balik 98 berhasil mengemasnya dengan apik sebagai film.

Lukman menciptakan suasana film yang terkesan jadul (jaman dulu), dramatis dan seperti film aksi/laga. Hal ini terlihat dari permainan warna yang disajikan di layar, yaitu tone/kesamaran warna coklat dan kuning. Walau Di Balik 98 hanya beraliran drama, Lukman ingin memberi kesan aksi dari tone warna dan cara pengambilan gambarnya. Tujuannya agar ketegangan dalam film dapat dirasakan oleh penonton.

Walau berkesan sebagai film aksi, Lukman tidak ingin menampilkan kerusuhannya secara berlebihan. Kita sebagai penonton tidak diberikan sudut pandang pendemo atau perusuh. Kita diberikan sudut pandang sebagai masyarakat yang mengalami kejadian itu dan enggan untuk merusuh. Bahkan beberapa cuplikannya melibatkan penonton sebagai pihak korban dari kerusuhan tersebut.

Tidak hanya sampai disitu, Di Balik 98 menceritakan dari berbagai perspektif kalangan masyarakat. Lukman menceritakan perspektif itu melalui tokoh-tokohnya. Berikut para tokoh tersebut:

Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI
Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI

1. Diana (diperankan Chelsea Islan)

Diana adalah mahasiswi yang pintar dan berani untuk berpartisipasi dalam demo pada Mei 1998. Dari keseluruhan film, disimpulkan kalau Diana memberikan kita sudut pandang dari mahasiswa (pribumi) pendemo. Mereka murni menginginkan perubahan besar untuk perbaikan bangsa Indonesia. 

Usaha mereka tentu tidak mudah, bahkan mereka harus mengalami kekhawatiran besar karena sempat kehilangan orang terkasih. Beberapa tahun terlewati, tetapi mereka tetap mengingat jelas kejadian itu dan tetap berusaha memperbaiki bangsa dengan caranya sendiri.

Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI
Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI

2. Salma (diperankan Ririn Ekawati)

Salma adalah seorang karyawan istana yang mengedepankan kesejahteraan. Hal ini terlihat saat Salma menghalangi Diana untuk berdemo tanpa menciptakan pertengkaran. 

Salma adalah representasi dari pihak pemerintahan yang sedang berkuasa. Pada masa itu, pemerintahan menjunjung kesejahteraan masyarakat tanpa memperhatikan aspek penting lainnya terkait pemerintahan suatu bangsa. Mereka tahu detail seluruh kejadiannya di lapangan dengan jelas. 

Mereka tidak menutup mata, tetapi sedang mempertimbangkan masa depan bangsa. Kehamilan Salma menggambarkan permasalahan negara yang sudah menggunung. Salma pingsan setelah melihat kerusuhan itu. Tragedi Trisakti menciptakan permasalahan baru yang memicu lumpuhnya pemerintahan saat itu. Beruntungnya, Salma yang pingsan diselamatkan oleh warga. 

Ini artinya DPR pada saat itu diselamatkan oleh suara rakyat. Itu ditunjukkan oleh Harmoko (diperankan Iang Darmawan) yang akhirnya memutuskan untuk meminta Presiden mengundurkan diri. Saat Presiden berpidato, Salma sedang berjuang untuk melahirkan bayinya hingga akhirnya bayinya lahir bersamaan dengan kelahiran Orde Baru.

Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI
Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI

3. Bagus (diperankan Donny Alamsyah)

Bagus adalah seorang tentara yang sudah berkeluarga. Dia menggambarkan keadaan tentara saat konflik berlangsung. Para tentara juga peduli dan mengkhawatirkan keluarganya, tetapi pekerjaannya mengharuskan mereka untuk tetap berjaga. Mereka digambarkan sebagai pihak yang tidak terlalu memihak pemerintah ataupun masyarakat. Namun, mereka turut senang saat keadaan membaik dengan turunnya Presiden.

Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI
Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI

4. Daniel (diperankan Boy William)

Sangat jelas kalau Daniel adalah cerminan kaum minoritas di Indonesia pada saat itu. Mereka juga berjiwa Indonesia, ditunjukkan dengan kontribusi dalam demo. 

Namun, tidak menutup fakta bahwa mereka berasal dari keturunan orang luar negeri. Walau orang tua mereka lahir di Indonesia, tetapi tidak sedikit orang yang menganggap mereka berbeda kebangsaan. 

Mereka diselamatkan oleh orang Indonesia lainnya. Sayangnya, mereka tidak bisa melakukan apapun. Pada akhirnya, demi keselamatan, mereka dipulangkan ke negara asal moyang mereka. Setelah beberapa tahun, ingatan akan kejadian itu tetap melekat di pikiran mereka.

Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI
Trailer Di Balik 98/Youtube Cinema XXI

5. Rahmat (diperankan Teuku Rifnu)

Rahmat digambarkan sebagai masyarakat kecil yang terdampak dari masalah ekonomi negara. Walau demikian, mereka tetap menjalani hidup dengan bahagia bersama keluarganya. 

Mereka tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi. Ini ditunjukkan pada cuplikan saat barisan tentara menjaga demo, Rahmat mengira bahwa tentara itu sedang melakukan parade ulang tahun ABRI. Setelah kerusuhan demo terjadi, dia langsung pergi menyelamatkan diri dan anaknya. 

Esok harinya, toko-toko diterobos masuk dan diambil semua dagangannya. Rahmat mengamankan anaknya lalu pergi. Dia menggambarkan orang-orang yang mengambil dagangan orang lain demi keluarga mereka yang kekurangan ekonomi. Hingga akhir film, Rahmat tidak kunjung pulang. Dia menggambarkan orang-orang yang hilang saat Tragedi Trisakti.

6. Gandung (diperankan Bima Azriel)

Gandung juga digambarkan sangat jelas di film ini. Dia adalah bagian dari masyarakat yang tidak tahu apa-apa, tetapi kehilangan keluarganya. Walau pada akhirnya dia mendapatkan jersey impiannya, nyatanya, dia masih mencari ayahnya yang hilang.

Dapat disimpulkan kalau Di Balik 98 menceritakan kisahnya dengan beragam sudut pandang melalui tokoh-tokohnya. Film Di Balik 98 membawa Lukman Sardi kepada penghargaan Indonesian Box Office Movie Awards 2016 sebagai Sutradara Film Terbaik. Beragam nominasi diboyong oleh Di Balik 98 pada Festival Film Indonesia (2015), Festival Film Bandung (2015), Piala Maya (2015) dan Indonesian Box Office Movie Awards (2016).

Dalam mengeksekusi sebuah film, pembuat film bebas bereksplorasi untuk berkomunikasi dengan penonton. Sebagai penonton, kita juga bisa melihat detail bagaimana karya seni dikomunikasikan dengan menikmati dan memperhatikannya.

Akhir kata, nikmati karya seni dengan hati sehingga kita bisa memahami bagaimana penciptanya berkomunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun