Mohon tunggu...
Dewi Setiawati
Dewi Setiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga Bermanfaat !

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Money

Tingkatkan Kinerja! Permintaan Beras di Pasar Menurun di saat Pandemi Covid-19

18 Januari 2022   20:13 Diperbarui: 18 Januari 2022   22:38 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketersediaan bahan pangan pokok yang cukup merupakan hal yang penting demi terwujudnya ketahanan pangan yang baik bagi suatu rumah tangga, yang dimana hal tersebut tidak terlepas dari pasokan yang memadai. Ketahanan pangan menjadi sangat rentan yang dimana sering dipengaruhi oleh bencana alam, termasuk wabah penyakit seperti pandemi Covid-19. 

Pandemi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan berdampak pada sektor perekonomian, termasuk pada pemenuhan kebutuhan pangan. Seperti yang kita ketahui, pemerintah perlu memastikan ketersediaan komoditas pangan, salah satunya adalah beras. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada saat pandemi Covid-19 terjadi penurunan permintaan beras. Penurunan ini juga diiringi dengan harga beras yang mulai mengalami kenaikan, hal ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. 

Seiring berjalannya waktu, pemerintah menetapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai wilayah diseluruh Indonesia. Hal ini tentunya akan berdampak pada harga komoditas pangan di tingkat konsumen dan di tingkat petani. Estimasi harga beras dalam jangka panjang cenderung lebih tinggi dari harga keseimbangan, maka sangat jelas mengakibatkan terganggunya supply dan demmand.

Bisa kita lihat saat ini harga beras di dalam negeri dipengaruhi oleh kondisi produksi dan konsumsi serta kebutuhan, dimana pasokan beras di dalam negeri berasal dari produksi. Selama produksi di bulan Oktober 2021 angka ini mencapai 2,08 juta ton dari jumlah gabah sebanyak 3,63 juta ton dan konsumsi beras rata-rata sebesar 2,51 juta ton/bulan, sehingga produksi ini lebih rendah dibandingkan satu bulan sebelumnya yaitu sebanyak 2,91 juta ton. Hal ini dikarenakan produksi gabah juga mulai mengalami penurunan yang  memasuki bulan Oktober atau musim tanam di musim penghujan, sehingga ada penurunan produksi gabah. Sementara itu, stok beras nasional yang di gambarkan dengan stok beras yang ada di gudang Bulog sampai dengan Oktober 2021 sebanyak 1,26 juta ton, terdiri dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1,25 juta ton dan stok komersil sebesar 13.662 ton. Stok beras Bulog sampai dengan Oktober 2021 masih perlu ditingkatkan sampai dengan akhir tahun untuk mencapai stok ideal sebanyak 1,5 juta ton. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras pada hasil panen di September 2021 sebelum memasuki musim tanam bulan Oktober hingga Desember 2021.

Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa salah seorang pedagang beras di Pasar Lodoyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengatakan, bahwa penjualan tersebut mengalami penurunan yang disebabkan oleh permintaan beras yang melemah sejak dua minggu terakhir. 

Beliau mengatakan bahwa sebelumnya harga beras masih stabil, tetapi karena adanya kebijakan dari pemerintah yang diiringi dengan panen yang sudah berakhir menyebabkan meningkatnya harga beras di pasar tersebut serta  didorong oleh kenaikan harga di beberapa kota. Sebelumnya harga beras hanya Rp 8.000 sampai Rp 10.000/kg, tetapi sekarang menjadi Rp 10.000 sampai 15.000 sesuai merek dari beras tersebut.

Menurut saya, dengan mewabahnya pandemi Covid-19 ini pemerintah harus lebih tangguh lagi dalam menghadapi masalah perekonomian seperti permasalah beras di pasar tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun