Mohon tunggu...
Dewi Septiani Subekti
Dewi Septiani Subekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Gizi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Mahasiswa Gizi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pandemi Covid-19 pada Ketahanan Pangan

29 Juni 2021   14:28 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:37 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemic covid-19 saat ini sedang melanda banyak negara termasuk Indonesia, pemerintahan menghimbau kepada semua untuk melakukan physical distancing. Semua itu berdampak pada semua masyarakat terutama di Indonesia para kalangan pedagang karena peraturan dari pemerintah untuk jangan berkerumun dan melakukan physical distancing untuk mencegah penyebaran virus. Semua itu sangat berdampak pada perekonomian.

Kondisi ini mengakibatkan krisis bagi ketahanan pangan dan penurunan harga pangan. Menurunnya harga pangan sangat merugikan para pedagang dan petani yang memproduksi seperti beras yang sangat penting untuk makanan pokok, ini mengakibatkan kerawanan pangan yang mengacu pada ketahanan pangan.

Kerawanan pangan sangan berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga, dimana hal tersebut membuat para masyarakat kebingungan atas pandemi ini. Yang tadinya para pedagang bisa mencapai penghasilan lebih besar dan saat ini hanya mendapatkan setengah dari pendapatan sebelumnya yang membuat masyarakat memutar pikiran untuk bisa tetap mendapatkan penghasilan dan bisa memenuhi kebutuhan.

Terganggunya kegiatan  perekonomian menimbulkan dampak serius di berbagai faktor, penanganan urusan pangan dan gizi ini menjadi penting.Termasuk kemampuan dalam menyediakan, menjangkau, memanfaatkan bahan pangan bagi keluarga. Sementara sisanya masuk ke dalam kategori rawan pangan, yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :

  • rawan pangan tanpa kelaparan
  • rawan pangan kelaparan moderat
  • rawan pangan kelaparan akut

Keluarga sebagai komunitas masyarakat terkecil di masyarakat memegang peranan penting dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional. Pademic covid-19 yang menimbulkan berbagai krisis salah satunya krisis pangan yang terjadi di banyak negara. Akibat dari covid-19 ini juga menjadi peringatan bagi indonesia untuk dapat mewujudkan kemandirian pangan.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan pada tingkat keluarga, wapres mengatakan pemerintah memiliki beberapa program pemberdayaan masyarakat, antara lain lumbung pangan masyarakat yaitu kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompk tani pada tiap wilayah .

Pengembangan pertanian keluarga yang bertujuan untuk mencapai ketanahan pangan dan kedaulatan pangan. Pekarangan pangan lestari yaitu kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang bersama sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan tersebut sangat membantu untuk tetap menjaga ketahanan pangan di dalam keluarga.

Adapun pekarangan yang dimanfaatkan pada program penanganan daerah rawan pangan serta pangan lokal yang artinya pangan yang diproduksi disuatu wilayah untuk tujuan ekonomi atau konsumsi. Beberapa program tersebut juga dapat meningkatkan perekonomi serta ketahanan pangan, menunjang kehidupan menerapkan hidup sehat terlebih pada saat pandemic seperti saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun