Mengurangi Masalah Sosial di Masyarakat
Sebagai data pendukung argumen keempat, kasus intoleransi di lingkungan pendidikan di Indonesia dalam lima tahun terakhir menjadi perhatian serius. Â Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat berbagai insiden intoleransi antara tahun 2017 hingga 2022, termasuk pemaksaan penggunaan atribut keagamaan tertentu di sekolah-sekolah negeri. Kasus ini mencerminkan kegagalan menginternalisasi nilai keberagaman dan moderasi beragama dalam pendidikan. Pendidikan karakter yang mengajarkan toleransi, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi solusi untuk menciptakan harmoni sosial yang lebih baik di lingkungan multikultural.
Pencapaian Akademik Lebih Bermakna dengan Karakter yang Baik
Dalam lima tahun terakhir, tuntutan pencapaian akademik yang berfokus pada kuantitas, seperti publikasi ilmiah, telah mendorong berbagai praktik yang merusak integritas dunia pendidikan di Indonesia. Banyak dosen dan akademisi terlibat dalam publikasi di jurnal predator, titip nama pada karya mahasiswa, atau menggunakan jasa pihak ketiga untuk mempermudah penerbitan. Fenomena ini dipicu oleh regulasi yang mewajibkan publikasi sebagai syarat kenaikan jabatan dan insentif, tanpa memastikan kualitas karya ilmiah. Praktik ini menurunkan kredibilitas akademik dan mengorbankan esensi pembelajaran berbasis nilai dan karakter.
Dari kasus ini, terlihat bahwa pendidikan karakter yang menanamkan integritas, tanggung jawab, dan etika lebih krusial daripada sekadar pencapaian akademik berbasis kuantitas. Sistem yang menekankan karakter akan mencegah praktik-praktik lancung seperti ini dan menciptakan generasi yang lebih jujur dan bertanggung jawab.
Di dunia modern yang penuh tantangan, meskipun pencapaian akademik tetap relevan, nilai-nilai seperti empati, integritas, dan kemampuan beradaptasi memiliki peran lebih besar dalam menciptakan kehidupan yang bermakna dan beretika. Berbagai kasus yang terjadi di Indonesia, seperti tekanan akademik yang memicu masalah mental, intoleransi, hingga penyalahgunaan pencapaian akademik, menunjukkan bahwa pendidikan karakter harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan. Mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum membantu individu mencapai kesuksesan personal dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H