Di hari pertama saya mendapat kesulitan untuk mendekati tenda Indonesia karena antusias pengunjung untuk mendapatkan informasi tentang Bali begitu besar. Untuk tahun ini rupanya Indonesia menempati tiga tenda tak seperti negara negara lainnya yang hanya menempati dua tenda saja, satu untuk ajang promisi hasil kerajinan tangan dan satunya lagi untuk jualan makanan siap saji alias siap makan. Tenda Indonesia yang berhiaskan pernak-pernik daerah Bali sungguh memesona dan elok dipandang mata.
Ada yang berbeda rupanya di tahun ini jika saya bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu kontingen Indonesia menyuguhkan sate dan lontong sebagai andalannya namun sayang tak begitu banyak yang tertarik karena sate identik dengan barbeque alias daging bakar :-)) dan makanan semacam ini sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung Fusion Festival tentunya.
Untuk tahun ini Indonesia boleh berbangga hati karena tenda makanannya banyak diminati oleh pengunjung, selain pengunjung yang berasal dari orang Indonesia sendiri saya lihat banyak orang asing yang ngantri untuk membeli makanan khas Indonesia.
Setelah lama mengantri akhirnya saya tau kenapa orang mengantri di tenda makanan Indonesia. Hoo hoo... Rupanya kali ini kontingen Indonesia ingin memperkenalkan gorengan khas Sunda :-)) Yaitu GEHU..!
Setelah saya puas icip-icip makanan dari berbagai negara, lalu saya mampir lagi sebentar ke tenda Indonesia untuk membeli beberapa produk buatan Indonesia yang harganya bisa dibilang murahlah..
Semoga tahun depan kontingen Indonesia bisa hadir lagi di Fusion Festival dengan menu yang baru juga dengan pernak pernik yang lebihj ciamik lagi.
Semua foto koleksi pribadi yaa
Vancouver, 25 Juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H