Mohon tunggu...
DEWI SOLIHAT
DEWI SOLIHAT Mohon Tunggu... operator mesin alat berat -

I'am not in competition with anyone else. I run my own race. I have no desire to play the game of being better than everyone else around me, in any way,shape or form. I just I'am to improve,to become a better person than I was. That's me and I'M FREE.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Peringatan 101 Tahun Armenia Genocide Diwarnai Kericuhan

25 April 2016   13:27 Diperbarui: 25 April 2016   14:39 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ketika polisi berusaha melerai adu mulut antara Turkish dan Armenian, dok/pri"][/caption]Untuk kedua kalinya warga Armenia yang berada di Vancouver, Kanada memperingati peristiwa Armenian Genocide di tempat yang sama seperti tahun kemarin, yaitu bertempat di gedung Art Gallery Georgia St di Howe downtown Vancouver. 

Peringatan tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, setahun yang lalu warga Armenia yang berada hampir di seluruh pelosok dunia memperingati Armenian Genocide yang ke 100 secara besar-besaran. 

Begitu pun dengan Warga Armenia yang berada di Vancouver. Namun, untuk tahun ini mereka memperingati peristiwa Armenian Genocide yang ke 101 ini dengan cara sederhana namun tetap tidak mengurangi rasa hikmat.

Pada pukul 2 siang para remaja Armenian telah berkumpul memenuhi halaman gedung Art Gallery dengan membawa beragam spanduk dengan berbagai macam tulisan, bahkan disana terlihat ada beberapa anak kecil yang dengan semangatnya mulai berorasi padahal acara belum dimulai secara resmi. 

Entah siapa yang mengajarkan mereka, anak-anak Armenian terlihat begitu lincahnya mengayun-ayunkan bendera yang berukuran cukup besar dan dengan suara yang cukup lantang mereka meneriakkan yel-yel yang berhubungan dengan peristiwa Armenian Genocide. 

Saya hanya tersenyum ketika seorang anak lelaki memberikan spanduk kepada saya, sambil berkata “No more Genocide” kata dia sambil memberikan spanduk itu kepada saya.

[caption caption="Dengan penuh semangat anak-anakpun ikut berpartisipasi dokpri"]

[/caption]Rasa Nasionalisme yang tinggi telah tertanam di hati dan jiwa anak-anak Armenia, dan sepertinya para orang tua telah mendoktrin mereka untuk selalu mengingat sejarah “Armenian Genocide” yang terjadi 101 tahun yang lalu. 

Peristiwa di mana Umat Kristen Armenia dibantai secara besar-besaran oleh kaum Turkish secara membabi buta, kaum perempuan diperkosa secara bergilir dan sadis, lalu anak-anak ditelanjangi dan dibunuh secara keji.

Peringatan Armenian Genocide yang ke 101 tahun ini lebih didominasi oleh kaum muda dan remaja serta anak-anak, bahkan pidato sambutan pun dibacakan oleh seorang remaja dari perwakilan perkumpulan remaja Armenia yang berada di Vancouver. 

Sejarah Armenian Genocide dibacakan oleh seorang remaja perempuan yang diiringi yel-yel oleh para peserta yang berdiri berjajar diatas teras gedung Art Gallery. Tak lupa pula mereka membawakan lagu-lagu kebangsaan negara Armenia secara serentak.

[caption caption="Kaum muda Armenian yang tengah mendengarkan orasi. dokpri"]

[/caption]Di tengah berlangsungnya acara peringatan, tiba-tiba saja seorang lelaki yang tak dikenal secara spontan mengeluarkan bendera Turki. Entah apa maksudnya lelaki itu maju ke tengah arena dimana sedang berlangsungnya acara peringatan “Armenian Genocide yang ke 101” dengan mengibar-ngibarkan bendera yang dibawanya. 

Awalnya para peserta tak menghiraukan kelakuan seorang lelaki yang berwarga negara Turki itu, namun amarah mulai menyulut mereka ketika lelaki asing itu tak menghiraukan teguran untuk pergi dari situ. 

Akhirnya seorang lelaki separuh baya dari pihak Armenia menghampiri dan mengajak dialog secara baik-baik, lelaki asing itupun pergi meninggalkan kerumunan lalu menyeberang jalan dengan kedua tangannya tetap membentangkan bendera Turki.

[caption caption="Dengan tenangnya lelaki asing itu membentangkan Bendera turki dihadapan warga negara Armenian. dokpri"]

[/caption]Kericuhan mulai terjadi ketika kaum muda Armenia mulai menghampiri lelaki asing itu, jalanan mulai macet karena lelaki asing itu tak lagi sendiri berhadapan dengan warga Armenia. 

Semua peserta berdiri di bibir trotoar sambil meneriakkan kata-kata yang menghujat kaum Turkish sebagai pihak yang sangat bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian umat Kristen di tanah Armenia 101 tahun yang lalu.

Di tengah memanasnya acara saling hujat menghujat antara warga Armenia dan warga Turki yang berlangsung di bibir trotoar, datanglah tiga orang polisi dalam satu mobil yang berusaha melerai aksi hujat menghujat itu. 

Namanya mempertahankan harga diri bangsa tentu saja tak ada yang mau mengalah, polisipun akhirnya hanya diam dan menonton aksi mereka yang jangan sampai menjadi anarkis dan lepas kontrol.

[caption caption="Para peserta mulai turun ke jalanan dokpri"]

[/caption]Setelah hampir dua jam saling “ngotot-ngototan”, warga negara Turkipun pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun meskipun warga Armenia menyoraki dan meneriakkan mereka. 

Peringatan Armenian Genocide yang ke 101 tahun ini membawa kenangan tersendiri bagi mereka dengan adanya kehadiran warga negara Turki ditengah acara peringatan tersebut.

Vancouver, 24 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun