Awalnya para peserta tak menghiraukan kelakuan seorang lelaki yang berwarga negara Turki itu, namun amarah mulai menyulut mereka ketika lelaki asing itu tak menghiraukan teguran untuk pergi dari situ.
Akhirnya seorang lelaki separuh baya dari pihak Armenia menghampiri dan mengajak dialog secara baik-baik, lelaki asing itupun pergi meninggalkan kerumunan lalu menyeberang jalan dengan kedua tangannya tetap membentangkan bendera Turki.
[caption caption="Dengan tenangnya lelaki asing itu membentangkan Bendera turki dihadapan warga negara Armenian. dokpri"]
Semua peserta berdiri di bibir trotoar sambil meneriakkan kata-kata yang menghujat kaum Turkish sebagai pihak yang sangat bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian umat Kristen di tanah Armenia 101 tahun yang lalu.
Di tengah memanasnya acara saling hujat menghujat antara warga Armenia dan warga Turki yang berlangsung di bibir trotoar, datanglah tiga orang polisi dalam satu mobil yang berusaha melerai aksi hujat menghujat itu.
Namanya mempertahankan harga diri bangsa tentu saja tak ada yang mau mengalah, polisipun akhirnya hanya diam dan menonton aksi mereka yang jangan sampai menjadi anarkis dan lepas kontrol.
[caption caption="Para peserta mulai turun ke jalanan dokpri"]
Peringatan Armenian Genocide yang ke 101 tahun ini membawa kenangan tersendiri bagi mereka dengan adanya kehadiran warga negara Turki ditengah acara peringatan tersebut.
Vancouver, 24 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H