Mohon tunggu...
DEWI SOLIHAT
DEWI SOLIHAT Mohon Tunggu... operator mesin alat berat -

I'am not in competition with anyone else. I run my own race. I have no desire to play the game of being better than everyone else around me, in any way,shape or form. I just I'am to improve,to become a better person than I was. That's me and I'M FREE.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Indahnya Senja di Granville Island, Kanada

4 April 2016   04:24 Diperbarui: 4 April 2016   06:14 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim semi baru saja tiba di Kanada, meskipun udaranya masih belum menghangat dan matahari masih sedikit menampakkkan sinarnya namun Granville Island selalu menjadi tujuan utama para muda mudi untuk melewati senja dengan suasana yang romantis.

Vancouver yang terkenal dengan julukan kota hujan ternyata mempunyai kesan tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Granville Island, karena Granville Island tidak hanya memberikan senja yang indah nan romantis bagi para pengunjungnya, namun Granville Island juga menawarkan wisata kuliner.

Aneka makanan dari berbagai negara bisa saya temui disini, mulai dari makanan Cina yang telah mendunia, makanan tradisional Jepang, Korea, Philipina, berbagai pasta dari Italia, bahkan makanan dari negara Timur Tengah pun bisa kita temui disini. Ada juga restauran seafood yang menjual aneka makanan laut dengan memakai bahan-bahan yang masih segar tentunya. Sampai saat ini lobster dan udang masih menjadi favorite pengunjung restaurant Sandbar seafood restaurant.

Biasanya setelah saya puas mengelilingi Granville Island , saya langsung menuju ke restaurant langganan saya yang letaknya didepan sebelah kiri pintu gerbang Granville Island. Restaurant ini bernama Afgan Horsemen Restaurant, selain menyuguhkan makanan khas Afganistan anda juga akan disuguhin tarian “Belly Dance” dari seorang penari yang cantik nan sexy bagi pengunjung yang datangnya pada jam 9-11 malam. Meskipun harganya cukup mahal tapi puaslah dengan makanan yang mereka hidangkan dengan porsi besar. Suasana restaurannya membawa kita ke negara Timur Tengah, dari mulai pelayan yang berhidung mancung dengan wajah kearab-araban, musik padang pasir, serta ornamen restaurannya.

Pada musim panas tiba jangan harap bisa mendapatkan tempat parkir yang nyaman yang sesuai dengan keinginan kita. Bahkan untuk mencari tempat parkir yang rada nyelenehpun terkadang sulit apalagi di hari libur . Melihat pemandangan orang yang bertengkar memperebutkan tempat parkir adalah hal yang sudah biasa kalau saya berkunjung pada hari libur panjang atau di akhir pekan. Tapi kalau kita tidak mau repot dan pusing dengan urusan parkir, alangkah baiknya parkir mobil di tempat parkir berbayar tapi mahal lho.

Ok, kembali ke cerita tentang Granville Island yang berada di Vancouver. Berjalan mengelilingi pertokoan yang menawarkan berbagai macam souvenir adalah hal yang paling menyenangkan bagi saya. Mereka menjual hasil karya yang unik dan menarik yang bisa dijadikan sebagai souvenir yang bisa dibeli dengan harga normal. Ada juga sih beberapa toko souvenir yang menjual barang dagangannya dengan harga yang muahalnya minta ampun, setelah saya amati dan saya selidiki ternyata barang-barang souvenir dengan harga mahal itu “MADE IN CANADA” , asli lho..! dan bukan buatan Cina :-))

Ada beberapa toko kerajinan yang pembuatannya langsung didepan para pengunjung, seperti cara pembuatan aneka souvenir yang terbuat dari kristal, lukisan, berbagai macam bentuk pahatan, sulaman dan juga tenunan. kita bisa melihat secara langsung bagaimana mereka menenun dan bagaimana cara mereka membuat kerajinan keramik.

Disisi lain kita bisa menikmati irama deburan ombak kecil yang diatasnya berlabuh berbagai macam kapal milik pribadi dengan berbagai macam ukuran. Burung camar yang jumlahnya puluhan bahkan bisa mencapai ratusan kala waktu musim panas tiba bisa kita lihat disini, Suaranya yang nyaring tak pernah berhenti berkicau, bulu-bulunya yang dominan putih halus sungguh terlihat indah dan kitapun bisa bercengkrama. Terkadang burung camar suka usil juga lho mengacak ngacak makanan yang kita taruh di atas bangku duduk.

kalau tidak mau diganggu oleh burung camar, kita bisa pindah ke sisi lainnya untuk bercengkerama dengan merpati-merpati yang jinak, biasanya daerah ini didominasi oleh anak-anak yang ingin bermain dan memberi makan burung.
 Sungai yang cukup luas ini menghubungkan granville Island ke kawasan gedung apartemen yang mewah. Para penghuni apartemen yang berada diseberangnya bisa menggunakan fasilitas aquabus dengan membayar secara cash saja. Biasanya mereka yang tinggal diseberang Granville Island datang untuk belanja sayuran dan buah-buahan yang masih segar serta kebutuhan lainnya. Karena disini ada juga Granville Island Public Market yang menjual semua kebetuhan kita sehari-hari.

Ada banyak tempat bermain yang disediakan fihak Granville Island bagi mereka yang datang membawa anak-anak. Taman-taman dengan pancuran, ayunan, seluncuran, jungkat jungkit, dan tempat berenang, berbagai macam atraksi kesenian, berbagai macam galery serta pertunjukan theater.

Untuk mereka yang ingin unjuk kabisa sambil mencari uang, mereka bisa “ngamen” , ditaman-taman kecil yang dikelilingi bangku-bangku kayu sebagai tempat duduknya serta dikelilingi pohon-pohon rindang. Sambil menikmati aneka makanan diiringi musik dan nyanyian serta tarian dari para “pengamen” maka hilanglah rasa lelah kita setelah berkeliling Granville Island. eith..! jangan salah, mereka yang ngamen kebanyakan orangnya keren dan lucu serta bersih karena mereka adalah siswa-siswi sekolah musik yang ada di granville Island.

Granville Island sendiri dulunya adalah daerah kawasan industrial kecil yang kemudian bertransformer seiring dengan kedatangan Canada Pasific Railway pada tahun 1886. Disanapun masih kita bisa lihat sisa rel-rel untuk kereta api jaman dulu.
Tibalah saatnya bagi senja untuk bertahta seiring dengan waktu yang kian bergulir, langit mulai terlihat kuning keemasan diiringi warna mentari yang kemerah merahan. Biasanya orang-orang mulai duduk dibangku- bangku yang berada ditepian sungai dengan secangkir kopi panas ditangannya lalu melihat langit yang tak lagi biru namun tetap indah, burung camarpun mulai terbang tinggi dan pergi satu persatu meninggalkan hari yang mulai temaram. Lampu-lampu yang berwarna warni yang tidak begitu terang membuat senja semakin romantis dan tentu saja ditemani orang yang dicintai disebelahnya he heehee...

Vancouver, 3 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun