[caption caption="Ruang utama tempat sembahyang umat Buddha. sumber: dokpri"][/caption]Begitu memasuki pintu gerbang kuil, aroma Tiongkoknya  tercium sangat kental sekali. Sejenak sayapun berhenti dan memandang ke sekelilingnya untuk menyakinkan diri kalau saya tidak sedang berada di negeri Tiongkok.
Kuil yang dibangun sekitar dua puluh lima tahun yang lalu ini mempunyai ratusan ornamen cantik. Semua struktur bangunannya dirancang dengan gaya kekaisaran Tiongkok tradisional (kuno?).Â
Bahkan pada setiap sudut ruangan menampilkan ekspresi otentik dari kekaisaran Tiongkok dengan begitu sempurna. Dari mulai tulisan kaligrafi, lukisan-lukisan yang berada di setiap dindingnya, juga patung para dewa Buddha yang diletakkan di setiap sudut ruang.
Di sekelilingnya terdapat simbol-simbol keagamaan umat Buddha Tiongkok, serta ada beberapa candi untuk berdoa bagi pengunjung kuil yang beragama Buddha.
Taman-taman yang indah, kolam yang mungil dengan air yang jernih serta hiasan-hiasan yang khas sungguh terasa berada di negeri Tirai Bambu. Tanaman serta pohon-pohon yang rindang sungguh terlihat asri dan terawat.
[caption caption="Taman di Kuil Buddha Tiongkok. dok pri"]
[caption caption="Kuil Buddha Tiongkok. dok pri"]
[caption caption="Kuil Buddha Tiongkok. dok pri"]
Sebagai umat Buddha yang berada di daratan rendah mereka tidak memiliki kuil Tiongkok yang bersifat tradisional untuk dijadikan tempat belajar dan berlatih Mahayana Cina.Â
Sampai pada akhirnya pada tahun 1979, ketika umat Buddha yang taat datang dari Hong Kong ikut membantu menemukan Buddhist Society International dan meyumbang satu hektar tanah di Richmond Vancouver untuk pembangunan sebuah Kuil Buddha Tiongkok yang otentik. Mereka meyumbang 300.000 CAD sebagai dana pembangunan awal.
[caption caption="Dewi Kwan Im, dok pri"]
[caption caption="Dewa Buddha. sumber: dokpri"]
Kuil Budha Tiongkok Internasional ini mempunyai enam direktur pendiri yang aktif mengelola secara terus menerus semenjak tahun 1981. Dan berkat usaha mereka yang gigih, pembangunan kuil ini selesai dibangun pada tahun 1983 yang kemudian dibuka untuk publik. Bahkan seribu Hall dan Ksitigarbhapun selesai dibangun.
[caption caption="Disini hanya bisa menyimpan bunga saja dan dilarang melempar koin. sumber:dokpri"]
[caption caption="Pemandangan depan kuil utama. Sumber: dokpri"]
[caption caption="Kuil Buddha Tiongkok. Sumber: dok pri"]
Mereka juga ingin berbagi pencerahan kepada semua pengunjung kuil dengan memperkaya kehidupan mereka melalui filosofi Buddhisme melalui arsitektur Tiongkok, hortikultura, lukisan, kaligrafi patung dan upacara adat ritual.
Bagi para pengunjung yang beragama Buddha yang ingin meluangkan waktunya untuk berdoa, di sana ada penjual bunga dan aneka incense untuk disertakan dalam acara ritual sembahyang.
[caption caption="Segala keperluan untuk sembahnyang ada disini, harus beli dong. Sumber:dokpri"]
Â
Vancouver, 26 Maret 2016Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H