Mohon tunggu...
Dew
Dew Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa.

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Enam Belas Bulan Perjalanan Menjahit

15 November 2024   19:05 Diperbarui: 17 November 2024   15:42 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gulungan kain (dokumentasi pribadi)

KODI.

Pada akhir 2020, sekitar Bulan September nama Kodi tercetus begitu saja. Tak ada arti khusus, hanya nama karakter dalam sebuah buku dongeng semasa kecil.

Pada saat itu, rasanya gereget sekali ingin memiliki merek pakaian sendiri. Saking geregetnya, akhirnya mulailah berkreasi membuat pakaian sendiri, mencoba berbagai model pakaian yang diinginkan, meski hanya sekedar untuk pemakaian pribadi. Rasanya menyenangkan dan bangga.

Pakaian pertama ketika itu adalah overall batik berwarna coklat tua, dibuat di akhir Desember 2020 hingga minggu awal Januari 2021.

Cukup lama memang dan rasanya susah payah sekali, belum lagi meniru dan menebak-nebak bagaimana membuat jahitan ini dan itu dari pakaian lain. 

Namun, hari itu adalah salah satu hari yang paling cerah rasanya di sepanjang perjalanan hidup. Penuh dengan rasa. Semangat, curious, excited, nervous.

Sampai hari ini, batik tersebut masih jadi kebanggaan yang terpajang di lemari.

Sejak hari itu, tetangga mulai sering meminta tolong untuk memperbaiki pakaian, seperti mengecilkan pinggang celana, memotong rok, mengganti ritsleting, dan sebagainya.

Namun pada tahun-tahun tersebut, menjahit belum menjadi pekerjaan utama. Masih diselingin dengan berjualan kue, sembako, serta menyodorkan lamaran pekerjaan kesana-kemari. Meski pada akhirnya menyerah juga untuk memiliki bos.

Sebenarnya tak pernah terpikir untuk menjadikan menjahit sebagai profesi. Namun pada awal Agustus, seorang teman memesan 3 pakaian sekaligus. Padahal ia tak tahu menahu bagaimana hasil jahitannya, apakah rapi dan nyaman dikenakan, hanya sekedar melihat story whatsapp.

Berkat teman tersebut, akhirnya mulailah memberanikan diri untuk menjadikan menjahit sebagai profesi, mulai rajin mencari kain di pasar tradisional, serta gencar melakukan promosi, mulai dari keluarga, tetangga, teman, kerabat, hingga bisa bekerja sama dengan seorang penjual pakaian.

Terhitung sejak Agustus tahun lalu hingga November ini, dengan segala naik-turunnya kegiatan usaha, maka genap sudah 16 bulan menekuni profesi ini. Meski dalam perjalanannya, banyak sekali hal yang terjadi. Ada hari ketika tak ada pemesanan sama sekali, ada pula hari yang menyita waktu tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun