Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pertemuan di Cafe Huis

26 Januari 2023   07:38 Diperbarui: 27 Januari 2023   11:51 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Audrey, sudah setahun ini menjalin hubungan pertemanan--di dunia maya--dengan lelaki yang bernama Niko. Namun, karena mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, rencana demi rencana pertemuan selalu gagal terealisasi. Sampai pada suatu saat, mereka kembali merencanakannya untuk dapat bertemu.

Pertemuan itu rencananya akan diadakan di Cafe Huis--kota tua Batavia, tepatnya pada pukul 19.00 WIB. Lokasi Cafe Huis berada tidak jauh dari Museum Fatahillah. Mereka sepakat untuk makan malam bersama, karena pada hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun Audrey.

Sesampainya di Cafe Huis waktu sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB, Audrey kembali memeriksa ponselnya untuk mengecek pesan dari Niko. Tapi sayangnya baterai ponselnya tampak sudah benar-benar sekarat. Saat Audrey berusaha menyalakan kembali, notifikasi baterai menunjukkan angka nol persen. Sesaat kemudian ponsel Audrey benar-benar mati, tanpa dapat dinyalakan kembali.

Baca juga: De Javu

Akan tetapi, Audrey kembali ingat pesan terakhir dari Niko yang sempat dia baca; -Nanti kamu langsung saja ke Cafe Huis, karena sudah saya pesankan meja untuk merayakan hari ulang tahunmu'. Begitu isi pesan yang sempat terbaca Audrey, sebelum ponselnya mati (pada pukul 17.15 WIB).

-Oke--baiklah, pikir Audrey. Dia yang sekarang sudah berada di sekitar Cafe Huis, kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruangan resto itu. Audrey berharap Niko sudah lebih dahulu datang dan menunggunya di meja yang sudah direservasi untuk makan malam mereka.

Sesaat kemudian Audrey mendatangi meja resepsionis, untuk menanyakan apakah ada reservasi meja atas nama Niko. Resepsionis pun mengecek pada sebuah buku, lalu mengatakan bahwa ada reservasi atas nama Niko di meja nomor 22. Seorang pelayan resto kemudian menghampiri Audrey, dan mengantarkannya ke meja nomor 22.

Rupanya Niko sudah menunggu Audrey sambil menyesap kopi hitam dalam cangkir yang sudah tinggal setengah. Kemudian pelayan pergi meninggalkan mereka. -hmm, rupanya Niko sudah lama tiba di Cafe Huis, mengingat kopinya pun sudah tinggal setengah cangkir, pikir Audrey.

Baca juga: Gadis Berbaju Merah

Sesaat, Audrey hanya berdiri canggung tanpa tahu harus berbuat apa, karena mereka baru bertemu untuk pertama kalinya. Melihat sikap itu Niko lalu mempersilakan Audrey duduk, "Silakan duduk, Nona," Niko berkata sambil tersenyum.

"Hai--Niko ..." hanya sepatah kata itu yang dapat Audrey katakan. Penampilan Niko ternyata berbeda dengan yang selama ini dibayangkannya. Lelaki itu tampak lebih dewasa, dan dari sosoknya sepertinya Niko berdarah blasteran antara Indonesia-Belanda. Mungkin itu sebabnya, Niko memilih Cafe Huis, karena ingin bernostagia, dengan menu makanan yang tersedia di resto ini.

Penampilan Niko yang sangat menarik, membuat Audrey seperti kembali ke masa belia. Saat Audrey merasakan ketertarikan pada lawan jenis, tapi tanpa ingin terlihat secara terang-terangan. Audrey saat itu juga berusaha menyembunyikan debaran, agar tidak terdengar oleh lelaki yang memandangi dirinya dan sanggup membuat pipinya bersemu memerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun